Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dasha: Balas Dendam Pada Mantan Suami

Dasha: Balas Dendam Pada Mantan Suami

Erdin

5.0
Komentar
2.6K
Penayangan
64
Bab

Dasha di talak oleh suaminya di hari ulang tahunnya yang ke 27 tahun. Suaminya lebih memilih untuk berpacaran dengan perempuan yang lebih muda bernama Irina. Patah hati yang di alami oleh Dasha telah membawa dirinya pada pertemuan dengan seorang dokter bedah cabul bernama Oscar. Dasha yang memiliki sedikit luka di bagian pipi bawahnya, meminta pada Oscar untuk melakukan operasi di wajahnya. Oscar pun menerima permintaan dari Dsaha, namun Oscar memberikan syarat pada Dsaha untuk melakukan hubungan seksual setiap Oscar ingin melakukan hubungan seksual dengan dirinya. Demi membalaskan perbuatan dari Irina dan mantan suaminya. Dasha pun menyetujui permintaan dari Oscar tersebut. Dia merelakan tubuhnya untuk menjadi objek seksualitas dari Oscar yang sedikit menyimpang. Apa yang akan terjadi pada Dasha selanjutnya. Apakah dia akan sukses dengan identitas barunya, sehingga bisa melakukan balas dendam pada mantan suaminya? Lalu bagaimana dengan hubungan Dasha dengan Oscar?

Bab 1 Tawaran Oscar

Patah hati berat yang dirasakan oleh Dasha, membuatnya sudah tidak bisa berpikir baik lagi. Sepertinya seluruh hidupnya sudah hampir hancur tidak bersisa. Patah hati yang dibuat oleh Bintang, mantan suaminya telah menciptakan luka yang cukup dalam di hati Dasha.

Dia ditalak oleh Bintang di hadapan kedua anaknya. Ditambah dengan keberadaan dari Irina yang merupakan perempuan simpanan dari Bintang. Semakin menambah rasa sakit yang ada di hati seorang Dasha. Dia merasa ini adalah titik paling rendah dalam hidupnya. Sepertinya Dasha ingin mengakhiri seluruh hidupnya di malam ini.

"Apa aku masih layak hidup. Sementara semua yang aku cintai telah hancur tidak bersisa. Suami yang ku banggakan itu. Kini benar-benar telah menghancurkan seluruh rasa cintaku. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untukku akhiri semuanya."

Dasha mulai mencari tempat yang cukup aman untuk melakukan kegiatan yang mungkin akan mengakhiri hidupnya. Dia melihat sebuah jembatan, mungkin dia bisa mencoba melakukan percobaan di jembatan tersebut. Sepertinya itu adalah ide yaah baik untuk Dasha mengakhiri semuanya.

Kondisi jembatan yang sepi, semakin membuat Dasha yakin untuk melakukan percobaan bunuh diri. Tidak akan ada orang yang melarang dirinya untuk terjun dari jembatan itu. Sehingga Dasha bisa dengan bebas terjun dari jembatan besar tersebut.

Air mata mulai membasahi kedua bola mata Dasha. Dasha mengingat akan kedua anaknya, bagaimana ia pernah berjanji untuk selalu berada di samping kedua anaknya tersebut. Hingga Dasha merasakan penyesalan, jika sampai ia melakukan bunuh diri saat itu.

Keteguhan dari dalam hati Dasha, perlahan mulai terkikis akan ingatan seorang Dasha pada kedua anaknya. Sepertinya ini akan menjadi hari yang paling buruk untuk Dasha. Hidup yang selama ini telah ia bentuk dengan begitu rapi. Kini harus dihancurkan oleh dirinya sendiri. Ketidakmampuan Dasha akan penerimaan takdir yang telah di jalani olehnya, sama sekali membuat ia terpukul hebat.

Dasha bersimpuh, menyesali semua yang akan dia lakukan. Bunuh diri, keputusasaan dan sebagainya. Cara-cara bodoh yang seharusnya tidak dilakukan oleh Dasha.

"Aku masih bisa hidup dengan kedua anakku. Mereka jauh lebih berharga dari Mas Bintang. Seharusnya aku bisa lebih bijak lagi dalam menentukan semuanya. Tidak hanya menuruti ego semata. Ini rasanya begitu berat, tapi aku harus segera bangkit dari kenyataan pahit ini."

Dasha kembali berdiri, dia mulai berjalan mundur untuk segera menjauh dari jembatan yang mulai rapuh itu. Sepertinya Dasha harus segera pergi, pikirannya harus segera jernih kembali.

Baru beberapa langkah menjauh dari jembatan itu. Dasha melihat Bintang yang begitu mesra bersama dengan Irina di depan mobilnya. Perempuan itu terlihat begitu baik dalam melakukan tugasnya dalam membuat Bintang terangsang. Dia mengelus lembut bagian tubuh Bintang. Memberikan sentuhan yang membuat mantan suami Dasha itu menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh Irina.

Air mata Dasha yang sudah mulai kering, kembali berjatuhan dengan hebat. Dia tidak bisa menahan rasa cemburunya pada Irina. Mulutnya mungkin bisa berkata benci pada Bintang. Namun hatinya terasa sulit untuk bisa membenci pria yang telah menikahinya selama 8 tahun tersebut.

Dasha mengusap air matanya, sebelum dia segera berlari pergi. Dasha benar-benar kecewa dengan apa yang dilihatnya malam ini. Rasa benci, kecewa, marah dan sedih. Semuanya bercampur aduk menjadi satu. Bagaimana ia benar-benar kecewa akan hidupnya yang begitu malang.

Dasha yang berlari cukup kencang, tanpa disadari menabrak seorang Oscar. Pria berusia 29 tahun itu pun jatuh dengan sedikit kesakitan ditabrak oleh tubuh Dasha. Dasha juga tersungkur jatuh.

Dasha yang merasa bersalah, segera menghampiri Oscar. "Maaf, aku benar-benar tidak sengaja. Aku harap tidak terjadi apa-apa denganmu."

Oscar kesal, dia perlahan mulai berdiri sembari membersihkan pakaiannya yang mulai kotor. "Kalau kamu lari, bisa hati-hati tidak. Kamu punya matakan. Seharusnya kamu pakai mata kamu untuk melihat. Bukan cuman kaki buat berjalan saja!"

Dasha terdiam mendengar ocehan Oscar. Wajahnya memelas, berharap Oscar akan segera memaafkan dirinya.

Oscar tentu tidak tega melihat wajah melas yang di tunjukkan oleh Dasha. Dengan sangat terpaksa, Oscar akhirnya memaafkan Dasha. "Baiklah, aku maafkan kamu. Namun dengan satu syarat."

"Syarat apa?" tanya Dasha penuh harap.

Oscar mulai memperhatikan tubuh Dasha. Dia sama sekali tidak melihat hal menarik dari tubuh Dasha itu. Hanya ada lemak bergelambir di sisi perutnya. Begitu juga dengan wajah Dasha yang sudah terlihat seperti ibu-ibu.

"Berapa usiamu?" tanya Oscar dengan tegasnya.

"Aku 28 tahun."

"Aku pikir kamu sudah 35 tahun. Jauh berbeda dari usia aslimu." ucap Oscar.

Dasha mulai menyentuh bagian wajahnya. Dia merasakan beberapa bagian di wajahnya yang memang sudah mulai tidak kencang. Dasha pun mulai berpikir kata-kata Bintang akan rasa cintanya yang pudar padanya, sebab Dasha yang sudah mulai tidak menarik lagi bagi Bintang.

"Apa kamu tidak ingin melakukan perawatan, atau bahkan operasi plastik. Aku pikir kamu tidak akan percaya untuk bisa tampil di muka umum dengan penampilan wajah kamu yang seperti ini." ucap Oscar dengan begitu santainya.

Dasha hanya bisa terdiam. Dia hanya menatap wajah Oscar dengan penuh lirih. Apa yang disampaikan oleh Oscar sama sekali tidak salah. Dasha memang sudah terlihat tidak menarik lagi. Mungkin itu yang menjadi alasan bagi Bintang untuk pergi meninggalkan Dasha.

"Namaku Oscar, aku adalah seorang ahli bedah. Jika kamu ingin melakukan perombakan pada wajah. Kamu bisa segera hubungiku." Oscar menyodorkan tangan kanannya.

Tangan kanan Dasha perlahan mulai mengangkat untuk menyambut perkenalan yang dilakukan oleh Oscar. "Nama saya Dasha."

Dasha mengusap air matanya yang secara spontan mengucur begitu saja. Tentu itu menjadi pertanyaan besar bagi seorang Oscar. Ia sama sekali tidak menyangka apa yang terjadi pada Dasha. Mengapa perempuan itu menangis. Apa mungkin ucapan dari Oscar telah menyakiti Dasha, hingga ia menangis seperti itu.

"Ada yang salah dengan ucapanku! Apakah kamu menangis dengan ucapkanku. Aku harap tidak seperti itu."

Dasha mulai mengeringkan air matanya. Dia mencoba membuat dirinya menjadi kuat, sehingga ia tidak akan terlihat menangis lagi.

"Tidak, sama sekali tidak."

"Lantas mengapa kamu menangis seperti itu?"

"Suami saya telah berselingkuh dengan seorang perempuan muda. Dia meninggalkan saya begitu saja. Itu yang membuat saya menangis seperti ini." Dasha semakin kuat menangis.

"Saya pun akan pergi dengan perempuan lain saat melihat kamu saat ini. Kamu sama sekali tidak menarik. Itu yang membuat suami kamu pergi." ucap Oscar dengan begitu santainya..

Dasha hanya terdiam menahan sakit dengan ucapan dari Oscar. Disebut salah tidak, namun benar pun masih cukup abu-abu. Dasha pun hanya bisa terdiam menahan sakit atas apa yang disampaikan oleh Oscar.

"Apa kamu ingin melakukan operasi plastik?" tanya Oscar dengan wajah menantang.

"Bagaimana caranya, aku tidak memiliki uang untuk melakukan semua itu."

"Gampang, asal kamu mau menuruti apa yang aku perintahkan."

"Apa yang kamu inginkan dariku?" tanya Dasha.

"Kamu harus mau menjadi teman tidurku. Maka kamu akan mendapatkan metode operasi secara gratis." jawab Oscar dengan penuh keyakinan.

Bola mata dari Dasha hampir keluar saat mengetahui syarat yang diberikan oleh Oscar. Ini terdengar gila bagi dirinya. Namun Dasha sendiri ingin membalas semua perbuatan dari mantan suaminya tersebut. Ini adalah dilema besar yang harus di hadapi oleh Dasha.

Oscar memberikan kartu nama dirinya pada Dasha. Jika Dasha bersedia, maka dia bisa datang ke rumah Oscar. Jika tidak, maka tawaran itu diacuhkan saja oleh Dasha. Tidak harus datang atau apapun.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku