“Mas aku pergi, “kata Lina sambil mengelus perutnya yang masih datar. “Ini adalah terakhir kalinya aku mendampingimu. Semoga kamu bahagia dengan istri barumu, “gumamnya lagi dengan air mata bercucuran.
Pupus sudah harapannya untuk bersanding dengan kekasih hati. Dia lebih memilih mengalah, demi sang buah hati.
Dengan cekatan Lina mengambil semua barang pribadinya dari almari, memasukannya satu per satu ke dalam tas travel yang ada di atas kasur.
Dibukanya dompet berwarna biru, yang selama ini menemaninya sejak jaman kuliah. Mengeluarkan semua kartu fasilitas dari Dewa Hartono. Lalu meletakannya di atas meja.
Dengan mengendap-endap perempuan itu melewati kamar tamu. Sekali lagi ekor matanya melirik ke ruangan yang terang benderang. Dimana sang suami tengah terlelap dalam keadaan telanjang dada. Dalam dekapan seorang perempuan yang tak mengenakan sehelai benangpun.
Lina kembali mengusap dadanya yang terasa nyeri. Sebelum akhirnya pergi meninggalkan Mansion keluarga Dewa, sang CEO DMC Company.
Laju kereta semakin jelas membelah kesunyian malam. Membawa kesedihan penumpangnya menuju luar kota.
Itulah awal dari kehancuran Lina Subarja, seorang gadis dari keluarga sederhana yang tinggal di daerah Prigen. Kota kecil yang terkenal dengan julukan kota hitam. Dia tidak minta dilahirkan di daerah ini. Jika boleh memilih dia lebih suka dilahirkan di tempat lain. Tapi identitas itu melekat kemana pun dia pergi.
Hanya satu keinginan Lina, mengubah semua hal jelek yang melekat pada kehidupannya. Hingga suatu saat Allah memberikannya jalan.
Hal yang tidak mungkin dilakukan oleh kedua orang tuanya, yakni menyekolahkannya sampai perguruan tinggi. Tapi itulah yang terjadi.
Karena faktor keberuntungan dia pun menyandang gelar S1-nya tepat delapan semester. Dan sebelum acara wisudanya dia diterima kerja di sebuah perusahaan swasta.
Pesona Lina Subarja sangatlah tidak bisa ditolak. Dia punya aura yang membuat lawan jenis ingin mendekatinya. Bahkan ada yang mengatakan aromanya khas bagai candu bagi semua pria. Dan disinilah semuanya berasal.
Segala keruwetan hidupnya dimulai, tepat ketika seorang lelaki dewasa yang mempunyai perusahaan garmen membidiknya.
Munaf Cakradiningrat yang tergila-gila dengan Lina, mulai menjalankan aksinya. Dengan menyamar menjadi dosen, dimana sang gadis menempuh pendidikannya.
Hingga jadilah mereka sepasang kekasih, namun kisah cinta keduanya tak berjalan dengan mulus. Kala sang tunangan Munaf muncul. Wanita itu mampu memporak porandakan hubungan mereka.
Hingga suatu hari, Munaf hilang bagai ditelan bumi, padahal Lina mulai jatuh cinta padanya. Dia yang kecewa bertekad tak akan jatuh cinta selamanya.
Tapi takdir berkata lain, Lina jatuh cinta lagi dengan Dewa. Hingga pernikahan pun terjadi. Kebahagiaan yang dirasakan sayangnya tak berlangsung lama.
Wanita yang sama menghancurkan maghligai rumah tangganya.
“Apa salahku pada perempuan itu? Hingga dia tega menghancurkan kebahagiaanku?” keluh Lina.
Lina mengusap cucuran air matanya dengan sapu tangan,
“Baiklah sayang kita akan hidup bertiga bersama nenek. Mama akan melakukan apapun untuk melindungi kalian. Apapun, “tekadnya
Lina pun menyandarkan kepala, dipundak sang ibu yang telah tertidur.
“Tuuuuiiiit…..tuuuuuuiiiit, “jeritan suara kereta membelah kesunyian malam. Membawa semua penumpangnya yang mulai lelap, seiring dengan guncangan gerbong yang menina bobokan mereka. Mampukah Lina menghidupi dirinya dan keluarganya kelak, tanpa sokongan dari Dewa?
Berawal dari euphoria wisuda kampus ‘Wiratama’. Lina alami perjalanan hidup yang tak seindah saat dibayangkan. Atau penuh dengan gemerlap bintang-bintang seperti tokoh khayalan.
/0/16738/coverorgin.jpg?v=78834ef12abc12ccf44e059c7fbc7d75&imageMogr2/format/webp)
/0/27225/coverorgin.jpg?v=afa14fbaade9b3a9d0c65a8433138a3b&imageMogr2/format/webp)
/0/16886/coverorgin.jpg?v=c9265175ed17d54078e183f1c3216577&imageMogr2/format/webp)
/0/5038/coverorgin.jpg?v=20250121183101&imageMogr2/format/webp)
/0/6814/coverorgin.jpg?v=ca30bb084dd1ab9e34fd197609c8c976&imageMogr2/format/webp)
/0/28429/coverorgin.jpg?v=20251011183524&imageMogr2/format/webp)
/0/28410/coverorgin.jpg?v=abfd9998c49dc9ebbbd7df12fc6584bf&imageMogr2/format/webp)
/0/8870/coverorgin.jpg?v=990a0bb92c4c2fcb3034959a6efdcd10&imageMogr2/format/webp)
/0/27418/coverorgin.jpg?v=50433cba0276456baacf8950d8cefe8a&imageMogr2/format/webp)
/0/16943/coverorgin.jpg?v=e961022ff4040c91094155cbd921ea3e&imageMogr2/format/webp)
/0/15143/coverorgin.jpg?v=6567172c27abf2003cd8b26ffcf31850&imageMogr2/format/webp)
/0/6454/coverorgin.jpg?v=20250122151231&imageMogr2/format/webp)
/0/17906/coverorgin.jpg?v=f85d1f9f960abba4700b41ac71c64601&imageMogr2/format/webp)
/0/12243/coverorgin.jpg?v=20250122183130&imageMogr2/format/webp)
/0/5168/coverorgin.jpg?v=79b9005cb01a5264f8298e6bdffd90fd&imageMogr2/format/webp)
/0/22771/coverorgin.jpg?v=85cbea1e723b0264d49f9f31ef77b9ec&imageMogr2/format/webp)