Kumpulan Kisah Hot Membara

Kumpulan Kisah Hot Membara

Jon_01

5.0
Komentar
99.6K
Penayangan
15
Bab

Kisah cerita panas

Bab 1 Bercumbu Dengan Pegemis Tua Part 1

Hari ini Suami ku akan berangkat dinas ke luar kota, dia mendapat tugas dari Kantornya dan cukup lama nanti dia di situ, sekitar 2 minggu. Aku sendiri Seorang Ibu rumah tangga dan sudah mempunyai seorang Anak yang berusia 3 tahun, dengan kepergian Suami ku itu, maka hanya Aku dan Putri ku sekarang yang tinggal di rumah ini. Aku sendiri sekarang sedang hamil tua, usia kandungan ku sudah mau masuk 8 bulan.

Oh iya, nama ku Ratna Seorang Ibu rumah tangga, keseharian ku hanya di rumah mengurus Putri kecil kami yang kami beri nama Sany. Aku sendiri selalu merawat tubuh ku, merawat wajah cantik ku. Hidup ku bisa dikatakan berkecukupan, karna memang Suami ku Randy seorang Pria yang bertanggung jawab dan dia sendiri bekerja di Pertambangan. Kami tinggal di Sebuah Komplek Perumahan di daerah Kota Tangerang.

Singkat cerita, Pagi ini Suami ku Sudah berangkat ke Bandara, dia akan pergi ke Kalimantan hari ini karna penugasan dari Kantor Pusat pertambangannya, dan akan berada di sana kurang lebih 2 mingguan lamanya.

Seiring berjalannya waktu, sudah 1 minggu Suami ku berada di luar kota, dan sudah 1 minggu ini juga Aku puasa dari yang namanya berhubungan badan dengan seuami ku. Aku sebenarnya bukanlah seorang wanita yang memiliki nafsu sex yang tinggi, bisa di katakan biasa biasa saja, namun di kehamilan ku ini, Aku selalu merasakan kegatalan di organ intim ku, di Goa hangat milik ku, kegatalan ingin selalu ada benda tumpul yang mengaruk garuknya, mengobok obok Goa hangat milik ku.

Selama satu minggu ini, Aku hanya memainkan jari ku saja di sana sambil Video Call sex dengan Suami ku, walau itu sama sekali tidak memberi kepuasan pada diri ku.

Suatu hari di siang bolong pas Aku sedang menyapu teras rumah ku, Seorang kakek kakek berperawakan tinggi dan kurus datang ke depan rumah ku, Berpakaian kumuh dan juga berpeci.

"Ibu, minta sedekahnya Bu, Buat Makan Bu"

Dan ternyata dia seorang pengemis, memang di komplek perumahan tempat ku tinggal tidak ada Sekuritynya, jadi bebas saja setiap orang untuk masuk ke lingkungan ku tinggal, baik pengemis maupun pemulung. Aku pun kemuduan berkata.

Iya Pak, sebentar ya Pak

Aku masuk ke dalam rumah ku untuk mengambil uang kecil 5 ribuan untuk ku berikan sama Kakek pengemis itu, Aku pun memberikan uang itu, kemudian pas Aku memberikannya, Aku teringat saat dia mengatakan buat makan, kebetulan di rumah banyak makanan yang sisa, lebih baik kuberikan samanya dari pada nanti kebuang karna tidak habis ku, Aku lalu mengatakan.

Kek, udah makan belum?

"Belum Bu"

Mau makan gak Kek, kalau mau masuk saja, biar aku ambilin ke dapur

Pintu gerbang rumah ku pun ku bukakan untuknya, dan Si Kakek pengemis itu masuk dan kusuruh duduk di kursi kayu yang ada di teras rumah ku. Aku kemudian masuk ke dalam rumah, membuat kan makanan untuknya sepiring nasi dan lauk ikan tongkol balado serta sayur buncis. Ku bawakan makanan itu keluar dan juga segelas air putih dan cuci tangannya di mangkok kecil.

Si kakek kemudian melahap makanan itu dengan buas, seolah dia sangat kelaparan, Aku juga berinisiatif menawarkan untuk menambah makanannya dan si kakek juga mau. dia memang terlihat sangat lapar, tambahan nasi dan lauk yang ku berikan juga habis di bikinya, piring yang dia pake bersih dari sisa nasi. Jujur Aku merasa kasihan dan senang jadinya karna itu, sebab akhirnya makanan yang di rumah ku yang akan terbuang jadinya habis di bikin si Kakek Pengemis.

Setelah selesai makan, Aku kemudian mengajaknya ngobrol ngobrol, ingin tau kesehariannya dan kenapa jadi pengemis. Si kakek pun cerita kalau dia hidup sebatang kara dan dia sekarang sudah berusia 64 tahunan, keluarganya sebenarnya ada, tapi jauh di Sumatra sana, namanya sendiri adalah Waluyo. Dan dari pengakuannya, keluarganya yaitu anak anaknya tak peduli dengannya. Aku benar benar kasihan dengan si Kakek, seolah terbayang oleh ku akan alm Ayah ku sendiri.

"Ibu, maaf boleh numpang ke kamar mandi gak"

Ehh... kakek mau ke kamar mandi?

"Iya Bu, kalau boleh"

Ya udah Ayo Kek

Aku pun menemani si Kakek ke kamar mandi ku, setelah dia masuk ke dalam kamar mandi, dia buru buru melepas kancing dan resleting celananya dan tampa menutup pintu kamar mandi itu, sepertinya si Kakek kebelet ingin buang air kecil. Aku sendiri jadi melihat Senjata milik si Kakek Tua kurus keriput Kakek Waluyo. Mungkin dia berpikir Aku sudah pergi meninggalkannya sendiri di situ hingga dia tak menutup pintu kamar mandi itu.

Mata ku seolah tak percaya melihat Senjata milik si Kakek itu berwana hitam kecoklatan, benar benar Panjang dan besar walau masih dalam keadaan lemas, air kencingnya pun kulihat dengan derasnya keluar dari lobang kecil yang di kepala batang miliknya yang seperti teriris itu. Kemudian Si Kakek pun menyadari keberadaan ku, buru buru dia memasukkan Senjata miliknya itu dan mengancing celananya, sekarang celananya di bagian daerah resleting miliknya jadi basah akibat belum tuntasnya tadi buang air kecil, lalu dia berkata.

"Ehh... maaf Bu, gak tau kalau Ibu masih di situ"

Iya Pak Maaf juga, jadi bikin bapak kaget, terusin saja pak buang air kecilnya

Aku pun meninggalkannya di situ, masih terdiam berdiri di dalam kamar mandi milik ku. dalam pikiran ku sekarang hanya ada Batang panjang hitam legam milik si Kakek, sangat sulit ku percaya akan kepunyaannya itu, Aku pun membandingkan miliknya dengan milik Suami ku yang selama ini mengobok obok goa hangat ku, seolah tidak ada apa apanya kepunyaan Suami ku di banding dengan milik si Kakek, padahal masih dalam keadaan lemas, bagaimana jika dalam kondisi ereksi menegang! Pasti akan lebih panjang dan besar lagi itu! Hayalan ku malah ke Senjata milik Si Kakek Waluyo, pengemis tua Kurus dan tinggi.

Memek ku juga jadi seolah gatal karna melihat dan menghayalkan itu, menghayal seandainya batang miliknya bersarang di dalam goa hangat milik ku, pasti akan kurasakan perih dan nikmat luar biasa karna itu bercampur aduk. sebab semalam saat VC dengan Suami ku, tak ada kurasakan kepuasan sedikit pun saat jari ku bermain di dalam Goa hangat milik ku yang sangat basah oleh lendir ku.

Sekarang Si Kakek sudah selesai dari dalam kamar mandi ku, terlihat oleh mataku akan celana miliknya yang basah karna air kencingnya tadi saat dia kaget menyadari keberadaan ku disitu, dan dia buru buru menyembunyikan Senjata panjang miliknya yang masih deras mengeluarkan air kencingnya. Sekarang dia terlihat malu karna itu, si kakek selalu menundukkan kepalanya saat sudah bersama kembali duduk dengan ku di kursi teras rumah ku.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku