Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kepentok cinta om cupu

Kepentok cinta om cupu

DAMAYA

5.0
Komentar
699
Penayangan
21
Bab

Zoya Raveena 20 tahun, gadis pecicilan yang gemar taruhan, apapun ia jadikan bahan taruhan. Hingga suatu hari dirinya kalah bertaruh dan mendapat hukuman harus berani meminta seorang pria dewasa yang berpenampilan era delapan puluhan menjadi kekasihnya di depan umum. Danu Atmadja 35 tahun, pewaris kerajaan bisnis Atmadja group. Pria tampan yang memiliki tubuh atletis, namun selalu berpenampilan jauh dari kesan kekinian karena suatu alasan. Saat benih cinta sudah tumbuh dan subur dihati keduanya, kemunculan orang dari masa lalu mampu menghancurkan semua hubungan. Bagaimana keseruan mereka sampai akhirnya cinta tumbuh dihati keduanya? Dan seperti apa perjuangan mereka dalam mempertahan cinta saat badai gelombang datang menghantam? Ikuti keseruan dan perjuangan hingga kebahagian yang sesungguhnya mereka rasakan? Cekidot

Bab 1 Part 1 Hari sial

"Om mau jadi pacar saya?!" tanya lantang seorang gadis yang mengejutkan semua pengunjung kafe, tak terkecuali dua pria asing di depannya.

"Uhuk uhuk... Apa?! Pacar!"

Pria yang tengah fokus menikmati makanannya sampai tersedak begitu mendengar kalimat aneh bin ajaib meluncur bebas dari mulut gadis belia yang tidak diketahui dari mana asalnya.

"Dek, kamu sehat?" tanya pria itu memastikan.

"Hmm." pria yang duduk bersama pria berambut gondrong hanya bisa menahan tawa melihat mimik wajah sahabatnya.

"Sehat om, sehat wal afiat.. Tidak kekurangan satu apapun malah." ucap gadis yang masih berdiri seraya mengaitkan kedua tangannya di depan perut dengan semangat.

Mendengar jawaban gadis aneh di sampingnya, pria berambut panjang hanya bisa menghela nafas kasar. Diperhatikannya gadis itu dari ujung kaki hingga kepala, dengan pandangan menelisik.

'Siapa gadis ini, apa tujuan dia memintaku menjadi kekasihnya? Jika dilihat dari penampilan, dia memang seperti orang waras. Apa mungkin depresi setelah menjadi korban rayuan buaya darat?'

Pria itu terus membatin dengan pandangan yang tak lepas dari gadis di sampingnya.

"Om gitu amat liatnya, nanti naksir loh." kelakar gadis itu dengan penuh percaya diri, yang justru membuat pria berambut gondrong bergidik ngeri.

"Om namanya siapa sih?" mendengar gadis aneh di sampingnya ingin tau nama pria berambut sebahu tersenyum smirk.

"Danu!" jawabnya ketus.

"Saya Zoya om," gadis itu menyaut dengan cepat.

"Om mau ya. jadi pacar Saya?" lanjut gadis bernama Zoya tanpa beban dan justru menampilkan barisan gigi putihnya.

Danu, pria berpenampilan unik era delapan puluhan, mengenakan setelan jas berwarna nyentrik lengkap dengan sapu tangan melingkar di leher. Dan jangan lupakan rambut lurus sebahu, klimis maksimal, mungkin jika ada seekor lalat yang hinggap akan langsung tergelincir dan jatuh kebawah. Mengingat begitu licinnya rambut pria itu. Namun walau begitu ketampanan Danu masih terpancar jelas, sehingga banyak wanita yang memandang dirinya merasa heran juga terpana. Tapi sekarang, kesialan apa yang tengah pria dewasa itu alami.

"Hahahaha... luar biasa, menakjubkan."

Pria yang bersama Danu, dan duduk di hadapannya merasa kagum melihat keberanian gadis yang masih berdiri penuh percaya diri di sampingnya, bahkan dengan mantap meminta seorang pria yang tidak dikenalnya menjadi kekasih. 'Sungguh luar

biasa gadis jaman sekarang.' pikir pria itu.

'Sial nih bocah, besar juga nyalinya..'

Garam Danu yang langsung membuang pandangan kearah lain.

"Bagaimana om, om mau ya jadi pacar saya?" ulang Zoya saat merasa dia belum mendapat jawaban.

"Tidak!" tegas Danu.

"Ayolah om.. Kita pacaran, yah?" sekali lagi Zoya memasang wajah mengiba berharap pria itu mau menerima tawarannya.

"Enggak!" sentak Danu tanpa melihat ke arah Zoya.

'Waduh gawat ini, kalau dia tetap menolak bisa bertambah hukuman aku, dan Vina gila itu pasti bakal kasih yang lebih berat.'

Lewat kaca yang tembus pandang, Zoya bisa melihat kedua sahabatnya tengah terbahak bersama, dan itu diyakini pasti sedang menertawakan dirinya.

'Besar juga nyali gadis ini, bahkan tanpa beban dan malu sedikitpun meminta Danu menjadi kekasihnya di tempat seramai ini.

Apa alasan dia sebenarnya?' pria yang bersama Danu terus memperhatikan Zoya yang masih menatap kearah Luar.

'Pasti ada sesuatu yang mendorongnya melakukan semua ini.' batinya.

Di sebuah kafe yang tengah ramai pengunjung, bertepatan dengan jam makan siang, telah terjadi kegaduhan begitu semua pengunjung dikejutkan dengan suara lantang seorang gadis meminta pria yang tengah duduk di depannya sebagai kekasih.

Tanpa tedeng aling-aling gadis itu mengutarakan niatnya didepan semua orang, tidak ada rasa canggung atau malu sedikitpun yang terlihat dari paras ayu itu. Dia justru dengan penuh percaya diri melakukan aksinya.

Danu, entah bermimpi buruk apa semalam sampai harus mengalami kejadian yang begitu memalukan saat siang hari. Dia hanya bisa membuang pandangan ke arah lain seraya menahan segala rasa yang bergemuruh di dalam dada. Meski rasa malu tidak lagi bisa dihindari namun demi menjaga wibawanya pria itu tetap berusaha tenang.

"Terima aja bang.. Kasian anak orang di anggurin, cantik ini.."

"Iya bang terima aja, jarang-jarang loh cewek nembak duluan."

Mendengar pengunjung lain ikut menyuarakan pendapat, Danu hanya menanggapinya dengan senyum canggung.

"Mau ya om.. Kita pacaran ya..." merasa mendapat dukungan Zoya semakin bersemangat, gadis itu kembali mengiba dengan menampilkan wajah baby eyes seraya mengedip-ngedipkan matanya.

"Sini dek duduk dulu, capek loh berdiri terus." pria yang bersama Danu membimbing Zoya untuk duduk diantara mereka.

"Makasih, om baik deh.." ucap Zoya seraya menampilkan senyum terbaiknya.

'Gila cantik banget! Kalau sampai Danu menolak, aku perlu memastikan kewarasannya. Yang bener aja bening begini ditolak.' Batin pria yang bersama Danu.

"Udah sih brother, terima aja.." celetuk pria itu yang justru mendapat tatapan tajam Danu.

"Om Danu belum beristri kan?" tanya Zoya memastikan setelah dia teringat sesuatu.

"Sudah,"

"Belum,"

Jawab Danu dan juga rekannya secara bersamaan.

"Ini yang benar mana, om ini sudah menikah atau belum!" Zoya menatap bingung pria di sampingnya secara bergantian.

"Dia masih lajang dek, tenang saja."

"Kau ingin mati Ton!" geram Danu penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"Hoho.. Woles sob, aku hanya mengatakan yang sebenarnya." pria bernama Tony menjawab asal seraya tersenyum kearah Zoya.

"Yeess.." seru Zoya tiba-tiba.

"Berarti sekarang kita pacaran ya om, oke pacar." terangnya seraya mengedipkan satu mata.

"Tidak! Apa tujuanmu sebenarnya?" tegas Danu pada intinya, dia sudah merasa jenuh menghadapi sikap aneh gadis itu.

"Tujuan apa sih pacar, saya nggak lagi naik kendaraan loh ini. Tujuanku hanya hatimu." kelakarnya yang justru dia sendiri merasa geli begitu sadar kalimat manis itu meluncur bebas dari mulutnya.

"Cih..." Danu hanya mampu berdecak menanggapi ucapan Zoya.

"Kita pacaran ya.. Deal." Zoya menjabat tangan Danu, namun dengan cepat pria itu menepisnya kasar.

"Nggak, sekali gak ya enggak!" tegas Danu.

"Om.." rengeknya manja.

"Oh astaga! Gadis ini benar-benar membuatku gila!"

Danu hanya bisa menahan diri agar amarahnya tidak sampai meluap di tempat itu, dia yakin gadis di sampingnya itu pasti punya tujuan tertentu sehingga kekeh menjadikan dirinya kekasih.

Atau jangan-jangan karena penampilannya?

Sempat terbesit pikiran buruk jika tujuan gadis itu mendekati dirinya hanya karena UANG.

Yah, mungkin karena itu, bukankah sekarang sudah biasa. Menghalalkan segala cara demi mendapatkan uang?

Danu melirik sinis gadis di sampingnya, setelah meyakini apa yang dia tafsirkan sendiri.

Sadar jika dirinya terus diperhatikan Zoya berusaha tetap acuh, dia hanya berharap pria itu mau berkata IYA, dan setelah itu terserah mau bagaimana kelanjutannya nanti, pikirnya. Bagi Zoya konsisten merupakan hak paling penting dalam hidup, saat tindakan sesuai dengan ucapan, bukankah itu sebuah pembuktian tidak hanya isapan jempol belaka. Dan itu juga yang tengah Zoya perjuangkan saat dia menerima tantangan dari kedua sahabatnya.

"Saya baik loh om, tidak sombong, murah senyum, dan pandai menabung. Pokoknya gak nyesel deh kalo kita pacaran." tidak pantang menyerah, Zoya masih berusaha mempromosikan diri.

"Kamu terlalu percaya diri untuk jadi pasangan saya nona!" lugas Danu pada akhirnya.

Tidak ingin menanggapi kegilaan Zoya lebih lama lagi, Danu memutuskan untuk pergi lebih dulu.

"Ayo kita pergi, waktuku terlalu berharga untuk menanggapi gadis aneh seperti dia!" tegas Danu beralih pada Tony yang langsung menganggukkan kepala.

"Tunggu dulu om! Jangan pergi dulu.. Auuw!"

Dan......

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh DAMAYA

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku