Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Bang, boleh saya pulang duluan. Adik saya masuk rumah sakit lagi," ucap gadis muda dengan wajah panik.
"Iya, pulang lah. Biar satu pesanan itu nanti Abang yang kirim."
"Terimakasih, bang!"
Ava bergegas pergi menuju motornya dengan terburu-buru. Baru saja ia mendapat kabar jika adiknya kembali masuk rumah sakit.
Ia membawa motornya dengan kecepatan tinggi, perasaannya panik, cemas dan khawatir membuat pikiran tak bisa terpikir dengan jernih.
Hingga tanpa sadar dari arah berlawanan sebuah mobil hitam metalik melesat menuju kearahnya. Ava yang panik menyadari dalam bahaya pun akhirnya membelokkan motornya hingga terjatuh. Begitu pun mobil itu membating stir ke kiri hingga menabrak pohon besar.
Damn!
Tubuh Ava bergetar, ia segera berdiri tak perduli pada kakinya yang nyeri. Dengan terseok ia berjalan menuju mobil.
Belum sampai Ava mendekati mobil tersebut, pintu mobil lebih dulu terbuka. Seorang lelaki berwajah dingin dengan setelan tuksedo menatapnya penuh kemarahan.
"Aarrggh, tikus kecil sialan. Liat mobilku!" Sentaknya seraya mengepal tinju.
"Ma-maaf tuan. Saya akan ganti semua kerusakannya," lirih Ava, perkataan itu keluar begitu saja dari bibirnya.
Lelaki itu menyemburkan tawa. "Ganti? Mau ganti pakai apa kamu. Hanya seorang kurir makanan cepat saji," cebik lelaki itu mengejek.
"Bahkan tubuhmu sekali pun tak sebanding dengan kerusakan yang kamu perbuat hari ini!" Ucapnya lagi dengan senyum miring.
"Tuan, aku memang miskin, tapi aku bukan wanita murahan!" Ava tersulut emosi mendengar perkataan lelaki yang berdiri arogan di depannya itu.
Lelaki yang sama sekali tak menunjukkan empatinya pada wanita, terlebih semua ini bukan sepenuhnya salah Ava. Ava bisa mencium bau alkohol dari mulut lelaki itu, bisa disimpulkan saat ini lelaki itu menyetri sambil mabuk. Menyesal hatinya tadi sempat meminta maaf.
"Aku akan ganti semua kerusakan itu!" Ava pun berlalu bergitu saja.
"Mau pergi kemana kamu tikus kecil! Ganti dulu mobil kesayangannku!" Lengan Ava ditarik dengan cukup keras hingga tubuhnya oleng dan hampir terjatuh.
"Lepas! Aku akan ganti, tapi tidak sekarang! Kamu lihat motorku juga rusak."
"Aku engga perduli! Ganti atau mau ku buat hidupmu menderita. Bahkan kamu bersembunyi di lubang semut pun. Aku dengan mudah menemukan mu tikus kecil!"
Ava melihat kilat mata penuh kemarahan dari mata tajam lelaki yang masih memegang lengannya.
"Nanti akan aku ganti, tapi tidak sekarang!" Ava menghempaskan tangannya hingga pegangan tangan terlepas begitu saja.
"Baik, besok aku tunggu!" Lelaki itu tersenyum miring dan menyodorkan selembar kertas.
"Kartu namaku. Besok datanglah. Kalau kamu tidak mau menyesal!"
Ava meneguk Saliva dengan sudah payah.
"Dark Shine Corp."
Mendadak tubuhnya panas dingin membaca nama perusahaan yang tertera di kartu nama tersebut.
"Why, Loser?"
"Aku akan datang besok!" Sahut Ava tanpa rasa takut sedikitpun. Setelah mengatakan hal itu Ava bergegas kembali menyalakan motornya dan melesat menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Ava segera menunju ke ruang di mana adiknya dirawat.
"Bu, gimana keadaan Ace?"