Hidup Diandra harus berubah setelah dia di klaim sebagai wanitanya oleh Gemilang Aditama yang notabene merupakan CEO tempatnya bekerja. Mungkin bagi sebagian orang hal ini wajar saja dan menjadi kilas balik kehidupannya. Tapi hal ini menjadi tak wajar setelah dia tau bahwa Gemilang ternyata memiliki seorang istri dan seorang anak. Bagaimana Diandra menjalankan hidupnya setelah semua ini? Haruskan dia tetap bertahan dengan Gemilang?
Saat ini aku masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan yang terbengkalai karena seminggu kemarin aku harus pulang kampung untuk menjenguk ayah. Darah tingginya ayah kambuh sehingga membuat ayah drop sampai harus masuk rumah sakit. Pasti kalian bertanya-tanya kenapa aku harus pulang sedangkan pasti ada ibu yang akan merawat ayah, jadi seharusnya aku cuma kirim uang saja. Tapi pikiran kalian salah aku adalah anak piatu, ya ibuku meninggal saat aku duduk di bangku kelas XI SMA. Sedangkan saat itu kedua adikku masih duduk di bangku Sekolah Dasar.
Perkenalkan namaku Diandra Arunia lulusan sarjana ekonomi satu tahun lalu. Alhamdulillah saat itu aku langsung mendapat pekerjaan di perusahaan ADITAMA'S GRUP, meskipun aku masih fresh graduation. Memang jabatan yang sedang aku duduki hanya staf biasa di bagian Marketing, tapi aku sudah sangat bersyukur.
Tak terasa sudah satu tahun aku bekerja disini, sedangkan sudah lima tahun aku harus merantau di kota Jakarta ini. Selama empat tahun kemarin aku harus berjauhan dengan keluarga tanpa pulang meski hari raya. Aku harus mengirit pengeluaran untuk biaya kuliah dan kebutuhan selama aku kuliah. Aku memang memiliki pekerjaan part time disalah satu cafe milik salah satu sahabatku. Selama empat tahun itu, aku harus selalu menghemat pengeluaran agar tak menyusahkan ayah untuk membayar biaya kuliah.
Hingga tahun kemarin aku dinyatakan lulus dengan nilai cumlaude dan mendapat rekomendasi untuk bekerja di perusahaan ini. Alhamdulillah meskipun hanya staf biasa gaji yang diberikan oleh ADITAMA'S GRUP sangat mencukupi kebutuhanku maupun sekolah adik-adik di kampung. Dengan gaji ini aku tak perlu lagi menahan rindu untuk bertemu ayah dan adik-adikku. Meskipun hanya staf biasa, tapi di ADITAMA'S GRUP gaji yang diberikan perusahaan terbilang fantastis.
****
Sudah jam 21.00 WIB tapi aku masih berada di kantor, ini karena pekerjaanku masih sangat banyak. Pekerjaan seminggu ini harus aku selesaikan dalam tiga hari kedepan karena ini sudah akhir bulan jadi semua harus selesai tepat waktu. Jika dibilang lelah tentu saja aku merasa sangat lelah, kerja apa yang tidak lelah semua pekerjaan melelahkan. Apa lagi aku hanya staf biasa dan masih junior lagi, jadi pekerjaanku sangat banyak. Sudah biasa jika junior juga dilimpahkan tugas senior, bisa dibilang senioritas dalam dunia kerja sudah lumrah dilakukan meski pembullyan bukan dalam bentuk fisik tapi lebih pada psikis dan pekerjaan.
Aku memijat tengkukku karena pegal, tak terasa jam sudah menunjukkan angka tengah malam mungkin ini yang membuat mataku sudah sangat panas juga mengantuk. Akhirnya aku menyudahi pekerjaan yang melelahkan ini dan bersiap-siap untuk kembali ke kos, tempat ternyaman setelah rumahku dikampung. Tempat ini yang telah menjadi saksi bisu suka duka. Aku memilih tempat itu karena memang biaya sewanya tergolong murah meski agak jauh dari kampus. Tapi Alhamdulillah dengan perusahaan sangat dekat, jarak yang harus aku tempuh hanya sekitar sepuluh menit.
Setelah dirasa aku sudah mematikan komputer dan memasukkan barang pada tas jinjing yang memang satu-satunya yang aku miliki. Aku memutuskan untuk meninggalkan ruangan yang menjadi tempat staf marketing beraksi. Aku menuju lift yang akan membawaku menuju tempat parkir karyawan yang sedang menaungi Caca. Caca ini yang sudah menemani perjalananku selama lima tahun ini, memang bisa dibilang motor butut dan sering mogok ditengah jalan, tapi aku sangat sayang pada Caca.
Aku memasuki lift seorang diri, memang hanya segelintir orang yang memutuskan untuk lembur di akhir bulan. Sehingga suasana sekarang terasa sangat mencekam dan terkesan horor. Aku menekan tombol turun, tapi sebelum lift itu tertutup seorang pria berjas hitam menahan lift yang akan tertutup sehingga sekarang hanya ada kita berdua didalam lift ini. Aku mengamati pria ini dengan style kemeja, celana dan jas yang dia gunakan aku sudah bisa menebak jika pria ini merupakan orang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan ini.
Aku mengambil jarang agar sedikit menjauh dari pria ini. Entah kenapa sekarang aku malah ketakutan. Aura yang dipancarkan oleh pria ini sangat pekat. Hanya dengan melihat dia sekilas, aku sangat tau jika pria ini sangat dingin dan akan berlaku kejam jika di usik.
Awalnya jarak kami memang berjauhan, aku dipojok sedangkan laki-laki itu tepat didepan tombol lift. Aku tak berani mendongak lagi meskipun hanya untuk mencuri pandang pria ini. Entah kenapa lift sekarang terasa sangat lambat, tapi tidak mungkin jika lift melambat mungkin ini terjadi karena aku ketakutan.
Aku sangat terkejut saat pria tadi sudah berada di dekatku, aku yang dari tadi menunduk seketika mendongak.
"Maaf Tuan, ada apa." Aku memanggilnya begitu karena takut orang ini merupakan orang penting di perusaahan, aku tidak ingin hanya karena aku salah memanggil sebutan untuk orang yang punya jabatan tinggi nantinya akan membuat aku dipecat dari perusahaan ini, ada banyak kehidupan yang sekarang aku tanggung.
Pria yang ada didekatku tidak menjawab pertanyaanku sama sekali, tapi yang dilakukan dia sekarang malah memandangku dari atas sampai bawah. Aku yang dilihat seperti itu merasa risih, aku memang hanya mengenakan kemeja putih dengan rok span di atas lutut dengan dilapisi sweater karena aku pikir pasti diluar sana akan sangat dingin.
"Sangat cantik sesuai ekspektasi." Ucap dia setelah memandangku. Hal ini membuat aku bertanya-tanya apa maksudnya dia mengatakan itu.
"Maaf apa yang Tuan katakan barusan?" Sekarang yang dia lakukan malah membuat bulu kudukku merinding. Dia membelai rambutku yang menjuntai menutupi kening.
"Kamu sangat cantik." Hanya itu yang keluar dari mulut dia. Kenapa selalu ada kata cantik yang dia ucapkan.
Lift sudah berhenti dan terbuka aku merasa sangat lega. Akhirnya aku bisa lepas dan menjauh dari pria ini, aku sangat ketakutan. Tapi apa yang dia lakukan membuatku tercengang, dia menarikku kearah parkiran jajaran eksekutif perusaahan ini.
"Maaf Tuan tolong lepaskan saya, saya ingin pulang." Dia tidak mendengar perkataanku. Aku sudah mencoba memberontak tapi tenagaku tidak sebanding dengan tenaga pria itu, sampai pergelangan tanganku sangat sakit. Aku sangat yakin nantinya bekas cengkraman ini akan membuat pergelangan tanganku memerah.
Dia tidak mendengarkan jeritanku, sekarang aku dilempar ke jok mobil bagian tengah dan dia menggunakan dasi untuk mengikat tanganku. Aku hanya bisa berteriak minta tolong, tapi hal ini hanya sia-sia belaka karena parkiran ini bahkan hanya terisi dengan mobil ini.
"Tenang saja cantik kamu akan suka!!!!" Apa yang dimaksud dia dengan aku akan suka. Pikiranku buntu untuk mencerna ucapan dia. Yang ada di otakku sekarang hanya bagaimana caranya aku bisa lepas dari pria ini.
Dia memberhentikan mobil BMW Pajero di parkiran salah satu apartemen, yang aku tau ini merupakan apartemen mewah dikawasan Sudirman. Karena memang beberapa kali aku pernah memasuki apartemen ini dulu sewaktu masih kerja part time sebagai kurir cafe untuk mengantarkan pesanan customer.
Aku melihat dia membuka pintu tempatku duduk. Dia kembali menyeret aku memasuki lift. Aku tak bisa lagi untuk berteriak karena saat ini mulutku sudah disumpal dengan kain. Yang bisa aku lakukan hanya menahan sekuat tenaga melawan dengan kakiku. Tapi sungguh mengejutkan pria ini malah menggendongku seperti karung beras.
Dia berhenti tak lama kemudian.Dia seperti menempelkan tangannya pada alat sensor, dia memasukkan kode hanya dengan sidik jarinya. Dia menurunkan aku setelah pintu kembali tertutup.
Aku mengedarkan pandanganku pada segala penjuru. Tapi sialnya aku malah terpesona melihat interior yang disuguhkan didepan mataku, dengan warna chat didominasi abu-abu dan hitam dengan pencahanyaan emas, sungguh ini sangat menakjubkan.
Tapi aku blank seketika saat ada merasakan kenyal yang saat ini hinggap di bibirku, tapi rasa manis lebih mendominasi yang aku rasakan sekarang. Aku mencoba mendorong kepala ini tapi yang aku dapatkan malah lumatan yang sarat akan nafsu.
Setelah aku kehabisan nafas barulah dia melepaskan bibir beraroma mint itu. Aku menghirup udara dengan rakus, aku kembali mengisi pasukan oksigen dalam paru-paru.
Aku mencoba mendongak untuk melihat wajah yang telah kurang ajar ini. Tapi yang aku dapatkan malah tatapan tajam yang kembali membuatku ketakutan.
Bab 1 Abu-Abu
09/12/2021
Bab 2 Malam Kelam
09/12/2021
Bab 3 I Hate You
09/12/2021
Bab 4 Gemilang Aditama
09/12/2021
Bab 5 Dipecat
09/12/2021
Bab 6 Kembali Pada Gemilang
11/12/2021
Bab 7 Sikap Romantis Gemilang
14/12/2021
Bab 8 Angkringan
14/12/2021
Bab 9 Mencari Alasan
16/12/2021
Bab 10 LDR dengan Suami
16/12/2021
Bab 11 Pindah ke Apartemen
16/12/2021
Bab 12 Mbak Jona
16/12/2021
Bab 13 Kepasar
16/12/2021
Buku lain oleh yaynuni
Selebihnya