Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Di abad pertengahan jarak antara satu kerajaan dengan kerajaan lain masih jauh. Beratus-ratus kilo meter jaraknya. Dan jarang sekali penduduk yang tinggal di sekitar istana. Kalau ada pun mereka adalah kalangan keluarga istana itu sendiri. Sedangkan rakyat jelata tinggalnya di dalam hutan. Jarang yang satu dengan yang lain pun juga cukup jauh.
Abad itu pun adalah abad yang sangat dingin dan gelap. Di mana masih banyak orang yang menganut aliran animisme dan dinamisme serta masih percaya dengan orang-orang yang menganggap dirinya utusan Tuhan. Matahari jarang keluar. Hampir semua tanah tertutup salju di sepanjang tahun. Dan rakyat biasa memakai pakaian dari kulit binatang.
Ada pula yang hidup nomaden dengan cara berpindah-pindah. Salah satu diantaranya adalah suku Glong. Suku ini terkenal juga dengan kemampuannya bertahan hidup dan kemampuannya bertarung serta kemampuannya untuk mengenal alam. Terutama sekali dengan matanya. Semua suku ini memiliki mata yang tidak biasa. Karena matanya bukan hitam tetapi berwarna perak. Sehingga suku ini ditakuti dan juga diincar oleh orang-orang berpengaruh untuk dijadikan budak maupun dijual. Bahkan ada pula ada yang dibunuh dan matanya dicongkel untuk dijadikan hiasan bahkan untuk digunakan sebagai penolak bala atau pengusir setan. Akibat dari itu suku Glong yang tadinya terdiri dari 500 jiwa kini hanya tersisa tidak lebih dari 150 jiwa saja termasuk anak-anak.
Di beberapa tempat terdengar suara-suara jeritan yang menyayat hati. Dan perang berkecamuk lagi di mana-mana. Itu adalah ulah Kaisar Oro yang mana mendapat hasutan dari seorang dukun untuk membunuh semua balita yang berada di seluruh negeri jajahan.
Beberapa bulan sebelum kejadian.
Di sebuah hutan belantara yang gelap gulita tampak dua orang sedang kedinginan. Mereka adalah Elisabet dan Jenderal Robert berpelukan satu sama lain untuk mengusir hawa dingin itu, terutama sekali bagi si bayi. Bayi itu memiliki mata yang sama dengan kelompok Glong. Dan bayi itu diberi nama Strong Light dengan panggilan Staring
Mereka tampaknya tidak berani menyalakan api unggun. Karena takut di cari orang. Terlebih lagi dengan hewan-hewan buas di dalam hutan tersebut.
Tak lama kemudian terdengar suara jeritan disekitar hutan tersebut, yang membuat si wanita semakin mendekapkan diri kedalam pelukan si lelaki yang pada saat itu mengenakan baju tentara.
Tampak seorang Kaisar sedang mengadakan pesta dan ketika menikmati tarian dan bersenang-senang tampak seorang dukun datang mendekatinya. Lalu membisikan sesuatu di dekat telinga Kaisar itu.
Nama Kaisar itu Oro. Ia terlihat sangat kejam dan ambisius. Ketika mendengar bisikan dari si dukun, wajah Kaisar itu terlihat sangat senang sekali. Lalu ia pun bergegas meninggalkan pesta dan mengikuti si dukun.
Di tengah jalan si Dukun menghentikan langkah Kaisar sambil berkata, "Lihatlah!”tangannya di arahkan ke langit.
Mau tidak mau si Kaisar ikut menengadah. Dan tampak sebuah bintang yang cukup besar diantara bintang lainnya.
"Apa artinya itu?”tanya si Kaisar sambil menoleh ke arah si dukun.
Sahut si dukun, "Akan ada lahir seorang calon penguasa baru yang kelak akan menguasai seluruh dunia. Dan kekuasaannya bakal melebihi Yang Mulia.”
Mendengar itu si Kaisar terlihat sangat geram dan murka. Lalu ucapnya sambil menarik kerah baju si dukun, "Katakan kalau itu tidak benar!”
Si dukun dengan berani menepis tangan kaisar sambil berkata, "Tidak Yang Mulia. Itu sudah suratan takdir. Kecuali Yang Mulia mau mempersembahkan bayi itu sebagai kurban bakaran.”
Beberapa bulan sebelum wanita itu melahirkan bayi, wanita itu adalah salah satu selir keempat dari Kaisar Oro yang sangat kejam. Nama wanita itu Elisabet yang berusia dua puluh lima tahun.
Sedangkan Kaisar Oro itu sendiri kini berusia empat puluh lima tahun. Ia memilikis seorang istri yang menjadi Permaisuri bernama Syifa berusia tiga puluh lima tahun. Karena selama pernikahan mereka belum dikaruniai seorang anak, lantas Kaisar Oro mengambil selir.
Kaisar Oro pun punya ambisi untuk menguasai seluru dunia. Sehingga hingga saat ini dia memiliki tujuh negeri jajahan.