Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Hamil dengan Mantan Bosku
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Suamiku Nakal dan Liar
SEBELUM BACA KLIK BERLANGGANAN DULU YA
**************** ****************
"Jadi kamu, yang namanya Vivin?!"
Seorang wanita berpakaian serba minim dan berambut pirang, menghampiriku yang sedang menyapu halaman pagi itu, tepatnya petang setelah subuh. Kulihat sebuah mobil kecil berwarna merah di depan gerbang. Memang biasanya sepagi ini, gerbang tak pernah kukunci setelah aku pulang dari berjamaah di mushola kompleks, jadi siapapun bisa masuk.
"Iya benar, aku Vivin. Ada apa, ya?" kataku sambil menghentikan sejenak kegiatan menyapuku itu.
Kucoba seramah mungkin pada gadis muda, yang kukira umurnya belum genap dua puluh tahun itu, sementara dari tadi tatapan matanya seolah jijik memandangku.
"Kuno dan nggak berkelas banget sih! Malah kayak pembantu penampilannya," katanya sambil membuang muka dariku.
"Eh, maksudnya apa ya? Siapa yang kamu bilang kayak pembantu itu?" tanyaku penasaran.
"Ya kamulah! Masak setan! Di sini 'kan cuma ada kita berdua!" ucapnya ketus.
"Dijaga ya mulutnya kalau ngomong sama yang lebih tua! Menurut kamu kalau lagi bersih-bersih harus pakai pakaian seperti apa? Pakai baju serba mini kayak kamu?! Haduh bisa gatal-gatal semua badanku, Dek!" ucapku sambil tertawa.
"Eh, enak banget kamu panggil aku 'Adek', sok akrab! Nggak mau lah aku punya kakak seperti kamu!" ucapnya ketus.
"Terus...aku harus panggil apa!? Ya ampun, ngimpi apa semalam sampai pagi-pagi ketemu gadis lucu kayak kamu ini?!" Aku kembali tertawa melihat tingkahnya yang makin lucu, "sebenarnya kamu ini siapa sih?"
"Kamu nggak perlu tahu siapa aku! Yang penting, aku sudah tahu kalau kamu yang namanya V I V I N!" ucapnya sembari melotot.
Hemmm...makin tidak jelas saja nih anak, mungkin dia agak kurang sedikit atau gimana gitu ya?
Datang tiba-tiba di rumah orang, ngomongnya sambil ngegas, giliran ditanya siapa? malah jawabnya nggak boleh tahu. Akhirnya, kuputuskan lagi untuk meneruskan menyapu halaman.
"Kamu kok malah balik nyapu lagi sih?!" gerutunya kesal.
"Lha terus aku harus gimana?"
"Dengerin ya, mulai sekarang jauhi Mas Bambang, karena kamu itu tidak selevel dengannya!" ucapnya sambil berkacak pinggang.
"Mas Bambang siapa yang kamu maksud?" Saat nama suamiku disebut, tentu aku langsung bereaksi.