Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Zia meninggalkan sesi pemotretannya begitu saja saat mendengar kabar kalau ayahnya masuk rumah sakit.
Leo penasehat ayahnya menelponnya satu jam yang lalu mengabarkan kalau Alvian terkena serangan jantung.
Zia benar-benar panik, dia yakin sekali ada hal yang sangat serius sehingga ayahnya itu terkena serangan jantung.
Managernya Ashila sudah menyiapkan penerbangan pribadinya langsung menuju Fortania. Fortania adalah salah satu kerajaan timur tengah, yang dipimpin oleh ayahnya sebagai Raja.
Masih dengan make up yang tebal dan rambut yang acak-acakan akibat Zia tidak membersihkan terlebih dahulu make up-nya, dia segera menuju bandara Shanghai.
Zyan sedang di Indonesia mengurus perusahaan ibunda mereka. Dan Vienza kakaknya sedang berada di Qatar bersama suaminya. Hanya dia yang bisa secepatnya kembali ke Fortania.
Dia terus berdoa semoga saja ayahnya baik-baik saja.
******
Zia berlari disepanjang lorong rumah sakit.
Dia memasuki lift yang menuju keruang rawat khusus kerajaan.
Didepan pintu ruang rawat Alvian dia melihat Leo dan perdana mentri sedang berbicara.
Leo adalah penasehat kerajaan sekaligus orang kepercayaan ayahnya.
Leo dan Perdana Mentri yang tidak Zia tahu namanya itu membungkuk hormat kepadanya.
Disebelah brankar ayahnya sudah ada ibundanya yang meneteskan air mata sambil memegang tangan ayahnya yang menutup mata dan dipasangi berbagai selang.
Lutut Zia lemas melihat wajah pucat ayahnya yang biasanya selalu terlihat gagah meski usia ayah-nya sudah tua.
Zia memeluk ibundanya dari samping dan berusaha tegar.
"Jangan menangis ibunda, semuanya akan baik-baik saja." Ibunda nya memeluk zia dengan erat, dan berusaha tersenyum.
"Kau sudah sampai Zia." Zia mengangguk dan memeluk ibundanya lagi.
"Maafkan kami tidak ada bersama ibunda. Maaf," ujar Zia menyesali dirinya yang selalu jauh dari ibunda dan ayahnya.
Zia memang yang selalu jauh dari keluarganya dibandingkan dengan kedua saudaranya yang lain. Zyan masih tinggal di Fortania walaupun dia bersekolah keluar Negri dan terkadang mengurusi perusahaan keluarga mereka.
Sedangkan Vienza hanya setelah menikah dan menjadi Ratu dia pergi dari Fortania, dan jarang kembali ke Fortania.
Tapi Zia, dia bahkan tidak suka berada di Fortania. Dia suka hidupnya yang bebas dengan jadwal keartisannya yang cukup padat.
"Apa yang terjadi ibunda?" Zira hanya melihat wajah yang pucat dan menutup kedua matanya.
"Ayahandamu tiba-tiba jatuh dan tak sadar kan diri saat membaca surat penagihan hutang dari perusahaan Edward corp's." Zia melotot tak percaya, sebanyak apa hutang ayah nya sehingga ayahnya bisa terkena serangan jantung.
"Bagaimana mungkin ayah berhutang ibunda. It's... Imposible". Zia menatap tak percaya kepada Zira.
"Leo sedang menyelidiki semua ini. Zyan juga sudah diberitahu, ibunda menyuruh Zyan mencairkan dana pribadi milik ibu untuk membayar semua hutang ayahanda. Tapi Zyan menolak dan ingin mencari tahu terlebih dahulu."
"Bukankah Paman Albert adalah salah satu teman baik ayah?" Zia mengingat teman baik ayahnya itu.
"Albert sudah meninggal seminggu yang lalu Zia, dan kemarin surat penagihan hutang itu pun datang." Zia tahu ayahandanya tidak mungkin berhutang. Pasti ada yang salah dengan semua ini.
"Ibunda sebentar, aku ingin berbicara dengan paman Leo." Zia pergi setelah mencium kening dan tangan ayahnya.
Diluar ruang rawat Alvian, Leo duduk sambil melihat ponselnya dan menghembuskan nafas.
Zia duduk disebelahnya dengan sedikit tersenyum.
"Paman, apa yang sebenarnya terjadi?" Leo tampak melihat sedih kearah Zia.
"Sejauh ini kami masih memastikan semuanya dengan jelas Zia. Paman rasa kita sudah di tipu oleh mereka." Zia mengenggam erat tangannya menahan amarah.
"Jelaskan semuanya Paman." Zia menatap tegas kepada Leo.
"Sepertinya Nowel Edrward anak tiri dari tuan Albert lah dalang dari semuanya.
Yang mulia baginda Raja memiliki bisnis bersama tuan Albert dan surat perjanjian itu telah dirubah saat paman melihatnya kemarin." Kepala Zia sedikit mencerna apa yang dikatakan Leo secara singkat.
"Ada dua surat asli yang seharusnya ada. Dan sayangnya surat asli yang ada di yang mulia baginda Raja dipegang oleh pangeran mahkota. Dan surat asli itu hilang, Pangeran Zyan memberikan informasi itu tadi pagi." Kepala Zia terasa pusing mendengar semua ini.
"Apa sebenarnya isi surat perjanjian itu paman, karena ayah ku tidak mungkin berhutang. Kita tidak sedang dalam keadaan yang memprihatinkan, bahkan keuangan Fortania selalu lebih baik dalam tiga tahun ini bukan?"