Fattan tidak pernah memiliki harapan dan impian untuk masa depannya hingga ia terpana pada Cantika yang memiliki kedua hal itu dalam matanya. Cantika hanyalah gadis malang yang nyaris kehilangan beasiswa, karena reputasi buruk kakaknya di sekolah. Fattan dan Cantika dipertemukan seperti kisah bad boy dan good girl dalam novel fiksi remaja. Menjalani love hate relationship sebelum pada akhirnya resmi menjadi pasangan. Dan badai itu pun tiba, sebuah kesalahpahaman yang telah diatur sedemikian rupa untuk membuat Cantika membenci Fattan. Untuk membuat Fattan hancur tak bersisa. Di titik itu sang dalang bersorak di belakang layar. Ia berhasil menyeret sepasang manusia itu ke dunia gelap mafia yang ia geluti selama ini.
Klek.
Pintu ruang kepala sekolah terbuka. Gadis mungil dengan seragam sekolah rapi keluar dari sana. Menutup pintu dan berjalan dengan gontai sambil menunduk. Rambut cokelat sebahunya dibiarkan tergerai. Mata hazelnya terus memerhatikan lantai. Di telinganya terus terngiang ucapan kepala sekolah tentang beasiswanya dan juga beasiswa kakaknya di salah satu SMU swasta Jakarta.
Cantika Aprillya Renata, orang-orang mengenalnya dengan nama Cantika. Gadis keturunan Indonesia-Belanda itu tampak murung setelah tiga tahun lalu ayahnya bangkrut dan meninggal. Kini ia dan kakaknya, Kevin Nicholas bersekolah dengan beasiswa di sekolah itu. Cantika begitu rajinnya bertekat untuk mengubah nasib keluarganya. Ibunya kini hanyalah seorang penjual bakso keliling sedangkan adiknya Jasmine Tania Renata masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar.
Kevin benar-benar memiliki reputasi buruk di sekolah hingga pihak sekolah mengancam untuk mencabut beasiswa Cantika dan Kevin. Dengan bersusah payah, Cantika akhirnya berhasil bernegosiasi dengan kepala sekolah. Cantika dan Kevin bisa tetap bersekolah di sana asalkan Cantika bisa mengubah watak dari seorang pemalas di sekolah. Dia, Fattan Aliditia Assegaf yang sama sekali tak Cantika tahu rupanya seperti apa.
Bugh.
"Awsh, sorry, sorry gue nggak sengaja." Cantika meminta maaf saat tanpa sengaja menabrak seseorang hingga mereka terjatuh.
Cantika mendongak saat orang yang ia tabrak mengulurkan tangan ke arahnya. Cantika menyambut uluran tangan itu dan berdiri tegak di depan seorang cowok dengan penampilan acak-acakan. Baju sebelah kanan masuk ke dalam celana, sebelah kiri dibiarkan terjuntai. Tas selempang yang ia sandang sembarang. Rambut agak gondrong acak-acakan. Sepatu dengan tali yang tidak sinkron. Aih, bahkan Cantika yang seorang kidal pun bisa menalikan sepatu dengan baik, tapi cowok di depannya? Jauh dari kata baik.
"Lain kali hati-hati, manis." Cowok itu mengedipkan sebelah matanya ke arah Cantika sebelum ia pergi dan membuat Cantika bergidik dengan tingkah cowok itu.
"Kenapa lo Ka, bergidik gitu?" tanya Nadine, sahabat Cantika.
"Eh nggak, gue nggak pa-pa Nad. Eh iya Nad, lo liat abang gue nggak?"
"Nggak Ka, seharian ini gue belum lihat abang lo. Lo lihat James?"
"Aih Nad, James kutu kupret biasanya jalan sama abang gue udah kaya koyo mereka nempel mulu."
"Hush, kalau James koyo, ya nempelnya ke gue bukan ke abang lo."
"Whatever, gue mau cari abang gue dulu bye Nad!"
"Gue juga mau cari pacar gue dulu. Kalau lo nemu kabarin gue Ka." Nadine beeteriak pada Cantika yang sudah menjauh dan dijawab dengan acungan jempol oleh Cantika sebagai jawaban; ya.
***
Suasana sekolah saat ini bisa dibilang sepi. Seorang cowok dengan gaya yang berantakan dari ujung kaki sampai ujung kepala berjalan dengan santainya menyusuri lorong sekolah. Ia bahkan tak perduli jika harus berurusan dengan guru BK.
"Woi Fattan! Lo ngapain ke sini?" tanya salah seorang dari gerombolan empat orang cowok.
"Gue? Ya mau sekolah lah masa mau nyangkul!" sewot cowok yang dipanggil Fattan itu.
"Mendingan lo ke toilet cuci muka dan liat pake bibir lo sekarang jam berapa?" timpal yang lain.
"Sekarang jam dua belas siang hehe." Fattan menjawab cengengesan diiringi gelengan teman-temannya.
"Fattan dari mana kamu?" tanya sebuah suara bariton yang terkesan mengintimidasi dari balik tubuhnya. Siapa lagi kalau bukan Pak Edwin, guru BK yang sangat ganas di sekolah. Fattan menoleh dan menatap Pak Edwin dengan jenaka, tanpa rasa bersalah.
"Saya dari belakang, Pak," jawab Fattan membuat yang lain terbahak.
"Diam!" sentak Pak Edwin membuat mereka semua bungkam. "Kamu tahu peraturan di sekolah ini?"
"Tahu, Pak."
"Kenapa kamu melanggar peraturan? Sudah yang ke berapa kali ini kamu melanggar aturan? Fattan Aliditia Assegaf!" Pak Edwin mulai gemas dengan murid nakal yang satu itu.
"Nah karena itu, Pak. Sekolah ini punya aturan dan menurut saya peraturan itu ada untuk dilanggar bukan ditaati, karena kalau peraturan itu ada untuk ditaati untuk apa ada hukuman? Nggak guna dong Pak? Kalau saya nggak buat masalah guru BK kaya bapak nggak ada kerjaan dong? Makan gaji buta dong? Saya kan sekolah di sini bayar Pak, jadi ya suka-suka saya orang saya nggak minta makan sama bapak ini. Permisi, Pak!" ujar Fattan panjang lebar yang cukup membuat Pak Edwin melongo tidak percaya dengan pernyataan si pemalas Fattan.
Fattan dan ke-empat temannya kini berjalan menuju gedung belakang sekolah yang lama tak terpakai. Mereka berlima bukan siswa sembarangan. Yups, mereka adalah The Alfa, sebuah geng yang terbiasa menangani permasalahan luar sekolah jika ada sekolah lain yang ingin menyerang, mengingat pada masa sekarang sedang marak-maraknya tawuran antar pelajar. The Alfa; lima cowok tampan yang membuat setiap cewek bertekuk lutut.
Kevin Nicholas, lebih dikenal dengan nama Kevin. Dia paling tinggi di antara semuanya. Wajah tampan dengan hidung runcung setara trisula dewa Zeus dengan mata teduhnya, menggoda siapa pun yang melihatnya. Aldric Mahendra, biasa dipanggil Al. Berbadan kokoh dan bertubuh tinggi walau tak setinggi Kevin. Wajah rupawan dengan mata hazel yang menatap dengan teduh membuatnya begitu digilai banyak perempuan.
James Alfredo, biasa dipanggil James. Dia adalah pacar Nadine yang baru saja pindah sekolah. Di sekolah James yang dulu akan sangat dibenci jika menjalin cinta dengan anak murid sekolah lain, karena James begitu mencintai Nadine akhirnya ia memutuskan pindah sekolah dan bertemu dengan The Alfa. James adalah seorang keturunan Filipina-Australia dengan pancaran mata yang indah.
Marthin Farez, biasa dipanggil Marthin. Keturunan Indonesia-Arab dan sekarang hidup sebatang kara. Hanya The Alfa yang Marthin punya setelah kedua orang tua dan kakaknya meninggal dalam kecelakaan pesawat beberapa tahun silam. Terakhir si pemalas, Fattan Aliditia Assegaf. Keturunan Indonesia-Arab yang selalu datang ke sekolah jam dua belas siang. Benci diatur dan segala macam tentang aturan. Bosan pelajaran sekolah. Hanya tertarik pada blogging, programming, dan hal-hal tentang IT.
"James gimana lo sama Nadine?" tanya Kevin.
"Gue sama Nadine? Baik kok."
"Oke kalau gitu mendingan sekarang lo ngomong deh sama Nadine soalnya nanti sore itu pertaruhan hidup dan mati kita, demi pacar lo itu James."
"Oke Thin, ntar gue ngomong ke Nadine."
"Kalian ke mana ntar? Masa gue nggak ikut?" Fattan berucap sebal.
"Hei jagoan, lo itu sengaja nggak kita ikutin setiap kita tempur. Identitas lo kita bikin undercover, musuh-musuh kita nggak tahu kalau ada lo. Mereka taunya cuma kita berempat aja. Ada masanya lo akan keluar sebagai iblis paling berbahaya buat mereka semua, tapi nggak sekarang."
"Ah oke I know, Al. Yang penting sekarang gue mau ke kantin, laper." Fattan segera berjalan menuju kantin diikuti oleh yang lain.
"Bang Kevin."
Mereka berlima berhenti dan menoleh saat mendengar suara cempreng itu. Dari kejauhan Cantika berlari ke arah Kevin dan memeluknya erat seakan sedang ketakutan. Kevin yang mengerti maksud Cantika langsung memberi kode pada yang lain agar menjauh. Anggota The Alfa yang lain pun menjauh, dalam The Alfa tidak ada kata ketua geng atau apapun yang mereka tahu, mereka itu sahabat.
Bab 1 Cantika
17/04/2024
Bab 2 Fattan
17/04/2024
Bab 3 Masalah dan Solusi
17/04/2024
Bab 4 Kecewa
17/04/2024
Bab 5 Hati itu
17/04/2024
Bab 6 Debaran
17/04/2024
Bab 7 Hukuman
17/04/2024
Bab 8 Melindungi
17/04/2024
Bab 9 Resmi
17/04/2024
Bab 10 Bersama
17/04/2024
Bab 11 Tragedi
19/04/2024
Bab 12 Kehilangan
19/04/2024
Bab 13 Selamat Tinggal
19/04/2024
Bab 14 Setelah Tujuh Tahun
19/04/2024
Bab 15 Bertemu Lagi
19/04/2024
Bab 16 Sebuah Fakta
20/04/2024
Bab 17 Sebuah Ucapan
21/04/2024
Bab 18 Merasa Dibutuhkan
21/04/2024
Bab 19 Seorang Hacker
21/04/2024
Bab 20 Penyergapan
22/04/2024
Bab 21 Pilihan Sulit
23/04/2024
Bab 22 Bom
27/04/2024
Bab 23 Pertemuan Terakhir
09/05/2024
Bab 24 Penyamaran
13/05/2024
Bab 25 I'm Your Someday
15/05/2024
Bab 26 Bukan Dia
18/05/2024
Bab 27 Hak Milik
20/05/2024
Bab 28 Mengusik
24/05/2024
Bab 29 Permintaan
25/05/2024
Bab 30 Pencarian
26/05/2024
Bab 31 Curiga
27/05/2024
Bab 32 Diburu Waktu
28/05/2024
Bab 33 Pertanyaan
29/05/2024
Bab 34 Menghilangnya Chip
03/06/2024
Bab 35 Dia...
06/06/2024
Bab 36 Permintaan Terakhir
14/06/2024
Bab 37 Kembali
14/07/2024
Bab 38 Strategi
20/07/2024
Buku lain oleh Nervin Dirgantara
Selebihnya