Black Eagle
p Fattan sembari menyentil Cantika
jutkan acara makannya, mengaba
nya untuk dijaga oleh Fattan, mereka sudah terbiasa akan kehadiran satu sama lain. Walau baru beberapa ha
ih nguras tenaga daripada kerja rodi. Balikin makanan gue!" Cant
gue kalau makan ya
kaya nunggu siput jalan dari Jakarta sampe Papua. Balikin
a .
sipu sendiri. Ataukah ini efek samping, karena sepanjang hidupnya hanya ada tiga laki-laki yang benar-benar dekat dengannya? Benar, sampai sekarang Cantika tidak pernah menjalin hubungan asmara. Fokusnya han
skan pandangan dari Fattan, berusaha kera
runkan alisnya menggoda dan Cantika sukses me
ttan. Beberapa suap masuk ke mulut Cantika melalui tangan Fattan. Sesekali bahkan Fattan membersihkan noda yang menempel di sudut bibir Cantika semen
nyuapinya. Cantika tidak berbohong tentang hal ini. Walau Fattan itu malas dan menyebal
tapi itu buk
asang wajah bodoh menanggapi pern
s, gue cuman l
g!" kesal Cantika sembari memuk
t Ka, KDRT
laj
sekolah ngapain masak
ar, belajar, belajar." Cantika mengomel sembar
karet Fattan yang ditempel di rambutnya hingga Cantika harus memotong sedikit ujung rambutnya. Fattan pernah mencoreng-coreng muka Cantika saat gadis itu tertidur. Menyembunyikan sebelah kaos kaki dan sebelah sepatunya. Menar
nya sibuk berkutat dengan laptopnya dan tampak begitu frustrasi. Fattan pun tak menegurnya, karena sang ayah bahkan tak mengang
lu pergi. Fattan menghela napas lelah dan mendapati laptop ayahnya dalam keadaan error. Ia kemudian menghabiskan waktu sarapannya un
! Ayo be
menuju garasi di mana motor ninja merahnya di parkir. Jantung Cantika berdegup liar, ia hanya mampu memandangi Fattan dari belakang, ada sensasi
attan sebelum naik ke atas kuda besinya diikuti C
tu serius akan sesuatu. Sepanjang jalan yang biasa mereka habiskan dengan obrola
as penting di laptop ayahnya yang tadi sempat eror dan membuat lelaki paruh baya itu begitu frustasi pagi tadi. Tanpa sengaja sang ayah me
ayah dengan nada bic
ng ayah yang masih berwajah tanpa ekspresi. Ada binar kecil di mata Fattan, berharap ada sedik
dan Assegaf bergumam seraya meraih laptop
h ayahnya yang mewariskan sebagian darahnya mengalir di tubuh Fattan. Tanpa sadar ada sebuah sentuhan hangat mengenai pundaknya
ak mau s
api-tap
ng aja beasiawa lo sama
cari angkot deh
ut
ma
ongan Cas
k mau, takut,"
erengek
paan
ut