Black Eagle
ng malas melihat wajah tampan Fattan yang selalu berhasil mengacaukan dunianya. Ia dudu
ng gue berdegup liar." Cantika bergumam
seragam sekolah yang berbeda dengan Ca
tampan dari anggota the Alfa, mungkin bisa jadi obat cuci mata buat Cantika, tapi ini boro-boro ganteng, Cantika sufah ilfeel d
ereka tertawa pongah dan langsung menggenggam lengan Cantika dengan kasar
h!
u. Ia ketakutan dan Fattan langsung menariknya ke belakang tubuh. Suasana sekolah sangat tidak aman saat ini dan Cantika tidak boleh be
ok itu menyerang Fattan dengan membabi buta hingga terkadang Cantika berteriak histeris, tapi Fattan tak hilang akal. Dengan segenap hati ia ber
ulan Fattan. Fattan kemudian memelintir tangan mereka berdua hingga terdengar suara retakan di sana membuat Cantika menutup rapat kedua matanya, ada rasa ngilu yang mendera hatinya. Kevin benar, Fattan l
ak yang bisa Cantika ucapkan. Ini pertama kali seumur hidup ia berada di tengah-tengah tawuran. Fattan dengan segala cara menembus orang-orang yang sibuk menyelamatkan diri ataupun bertaruh nyawa dan berkelahi de
nggi. Suasana di sekolah makin kacau dan tak ada waktu lagi sekarang selain melompat pa
agar bisa melompat pagar. "Cepetan Ka, kita nggak punya banyak waktu!' Fattan menaikkan nada bicaran
Cantika memanjat pagar dengan ka
ntah mutlak, karena ia tahu pagar itu cukup tinggi,
dekat ke pagar. Segera saja Fattan naik ke atas pagar dan melinstruksi, ia akan menangkap tubuh mu
.. Tap
ttan mulai tak sabar dan itu juga yang sukses
u
pat dari atas pagar setinggi itu. Mata mereka kembali saling memaku, Fattan itu malaikat, ya dia malaika
yaan Fattan membuat Cantika tersadar da
gue ngga
mereka
r saat mendengar gaduh suara
nak sekolah sebelah. Mereka melewati gang-gang kecil yang tersembunyi di balik tekanan dari musuh bebuyutan sekolah mereka. Sesekali Fattan menendangi be
ubuh mereka saling berhadapan dengan nafas yang sama-sama memburu. Jarak mereka benar-benar dekat karena tempat yang begitu sempit. Aroma maskulin khas Fattan me
mereka sama sekali tak menemukan siapa pun. Pada akhirnya mereka menyerah dan pergi da
amun gadis itu justru menahan pergelangan t
ada lo, gue nggak tau b
iban gue bu
ah
hati
luka di lengan Fattan saat ia berusaha memalingka
lekas menggandeng tangan Cantika untuk pulang, ia tidak ingin berada di situasi su