The Trued of Love

The Trued of Love

Jade Eka

5.0
Komentar
291
Penayangan
53
Bab

Seperti halnya waktu yang tidak pernah kembali, begitu pula sebuah kehidupan. Aubrey Calandre, gadis yang hidup dalam dunianya sendiri. Terlahir sebagai seorang yatim piatu, membuat Aubrey tumbuh menjadi sosok wanita tomboy, dingin, dan cuek akan sekitarnya. Hingga suatu waktu, keadaan mempertemukannya dengan seorang lelaki dingin dan cuek bernama Dominique Hameed. Dia seperti melihat dirinya di cermin ketiak melihat Dominique. Kejadian demi kejadian selalu mempertemukan mereka dan membuat Aubrey perlahan keluar dari dunianya. Akankah dia menemukan cinta sejati untuk mengisi relung hatinya yang kosong dari seorang Dominique si Raja Es?

Bab 1 Pertemuan

Helaan panjang terlepas dari mulut Aubrey begitu saja. Dia merutuki dirinya karena melupakan bahwasanya festival yang berlangsung hari ini di kota New Orleans akan makin ramai orang ketika malam menjelang.

Festival Mardi Gras yang berlangsung setiap tahunnya di kota New Orleans itu selalu tampak meriah. Parade tersebut diramaikan oleh warga lokal dan turis yang ingin melihat kendaraan hias yang telah didesain seindah mungkin oleh para seniman.

Kegiatan itu berlangsung dari hari Minggu sampai hari Rabu abu untuk menyambut masa prapaskah. Mardi Gras sendiri memiliki arti selasa gemuk – yang pada hari itu orang-orang merayakannya dengan makanan-makanan berlemak.

"Aduh, salah jalan lagi. Seharusnya aku tidak mengambil jalan ini, begitu banyak orang. Bagaimana sepeda motorku ini bisa melalui kerumunan ini, ya?" Aubrey bergumam kepada dirinya sambil berpikir keras untuk memecahkan kerumunan atau balik arah mengambil jalan yang lain.

"Hei, Crazy girl, sedang apa kau melamun di situ, cepat minggir, jangan halangi jalan kami." Seorang gadis dengan pakaian seksi mengumpat Aubrey.

"Sudah Cass, jangan marah-marah. Bagaimana kalau gadis cantik ini, ajak bergabung bersama kita saja melewati pesta malam ini," ucap pria tampan di samping wanita tadi dengan wajah penuh bekas lipstik.

Aubrey dengan pandangan jijik tanpa menghiraukan percakapan yang terjadi segera menyalakan motor dan hendak berlalu dari hadapan mereka.

"Hei, Gadis sombong. Aku sedang berbicara denganmu. Kau mau ke mana, hah?" tanya pria itu lagi sambil memegangi setang motor Aubrey.

"Aku tidak kenal siapa kalian, berhentilah mengganggu dan biarkan aku pergi atau kau mau rasakan akibatnya." Aubrey dengan marah menghempaskan tangan pria tersebut.

"Sudahlah Ton. Kita akan bersenang-senang malam ini, jangan cari keributan. Nanti juga akan banyak wanita yang akan menemanimu di café sana," ucap Dominique menenangkan Tony.

Dominique, Tony, dan Cassandra berencana akan menghabiskan malam itu untuk menikmati Festival Mardi Gras yang diselenggarakan di sepanjang jalan New Orleans, Louisiana. Acara kostum, pelemparan manik-manik, dan pesta dansa malam itu berlangsung sangat meriah.

Akhirnya, Tony pun membiarkan Aubrey pergi. Meskipun, ada rasa kesal yang bergumul di dada karena penolakan Aubrey. Dia pun bersama Cassandra dan Dominique pergi ke sebuah kafe yang telah mereka pesan di pinggir sungai Mississippi.

Aubrey memarkirkan motornya di Kafe Young Avenue Deli. Dia masuk dan mencari tempat duduk yang menghadap ke arah sungai dan langsung memesan makanan untuk mengisi perutnya yang sudah lapar, selain menghindari keramaian di sepanjang jalan New Orleans karena parade Mardi Gras, Aubrey pun memutuskan untuk menikmati suasana di pinggiran sungai Mississippi melalui café tersebut.

Kebetulan yang sangat tidak terduga, kekesalan dan kekecewaan Tony terjawab sudah. Dia dan kedua temannya memasuki kafe yang sama dengan Aubrey. Saat memasuki kafe tersebut Dominique sudah langsung dapat mengenali pemilik rambut ikal yang duduk di sudut Kafe.

"Tampaknya, Tony akan kembali menggila bila mengetahui wanita yang tadi dia incar ada di sini," gumam Dominique.

"Damn, wanita itu lagi," umpat Cassandra.

Tony yang mendengar umpatan Cassandra, sontak langsung menoleh dan melihat apa yang tengah dilihat Cassandra. Senyum lebar terbit di mulut Tony. Dia pun bergegas menghampiri Aubrey yang tengah duduk di sudut kafe.

"Hello, kita bertemu lagi. Tampaknya kita berjodoh, see kau lihat buktinya." Tony dengan percaya diri menggoda sambil membentangkan tangannya.

"Kau mengikutiku. Tidak ada hal lain-kah yang dapat kau lakukan selain menggangguku."

"Relax, baby. Aku hanya ingin tahu namamu. Kau 'kan sudah tahu siapa aku, rasanya tidak adil kalau hanya kau yang mengetahui tentangku."

Aubrey tampak malas meladeni ocehan Tony. Dia menghela napas dan tidak mengacuhkan keberadaannya.

"Stop please, biarkan aku memakan hidangan dengan tenang, oke!"

"Hei, kau tinggal sebutkan namamu dan aku pasti akan diam. Untuk menunggu semua itu, maka aku akan tetap berada di sini, oke."

Dominique dan Cassandra hanya memperhatikan kelakuan Tony dari jauh. Mereka pun langsung menuju tempat duduk yang telah mereka pesan.

"Cass, apakah sepupumu itu tidak akan menggila. Tampaknya dia sudah sangat mabuk. Aku takut kebiasaan buruknya yang suka mengacau ketika mabuk akan menghancurkan malam kita ini." Dominique menghela napas panjang.

"Entahlah, biarkan saja. Yang penting kamu di sini menemaniku." Cassandra menyentuh tangan Dominique dengan sedikit menggoda.

Dominique tampak risih duduk hanya berdua dengan Cassandra. Sebab dia tahu bahwa wanita itu akan terus menggoda dirinya sepanjang malam. Meskipun berkali-kali penolakan yang Dominique berikan, tidak pernah menyurutkan hati Cassandra untuk terus mendekati.

Dominique diam-diam memperhatikan Aubrey dari jauh. Gadis tomboy yang memiliki aura yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata itu mampu mengetuk sedikit es di dalam hatinya. Dia juga tampak jengah melihat kelakuan Tony yang terus menerus mencoba merayu Aubrey.

Merasa seperti sedang diperhatikan dari kejauhan. Aubrey sedikit menoleh ke arah Dominique, mata mereka sekilas bertemu. Ada rasa aneh yang menelusup di relung hati Aubrey. Rasanya seperti teriris diikuti dengan debaran yang tiba-tiba muncul.

Seketika Aubrey memalingkan wajahnya menghindar dan menatap sungai di depannya. Ocehan demi ocehan yang keluar dari mulut Tony tampak terdengar seperti dengungan lebah di telinganya.

'Siapa pria yang bersama orang gila ini. Mengapa ada rasa yang aneh di sini?' gumam dalam hati Aubrey sambil memegang dadanya.

"Hei, Baby. Are you okay? Ada yang sakitkah?" Tony bertanya memecah lamunan Aubrey.

"Kau tidak lelah menggangguku. Akankah sepanjang malam kau akan terus melakukan kegilaan ini?" tanya Aubrey kepada Tony dengan geram.

Tony mengibaskan tangannya di udara dan seketika dia terjatuh dengan kepala mendarat di atas tubuh Aubrey. Aubrey yang tampak terkejut langsung memegangnya. Dia pun langsung menatap dan melotot ke arah meja yang diduduki Dominique dan Cassandra, untungnya saat itu Dominique sedang memperhatikan Tony. Kemudian Aubrey mengisyaratkan untuk mereka mengurus Tony yang tiba-tiba pingsan.

Dominique yang melihat kejadian itu pun langsung berdiri dan hendak menolong Tony atau mungkin Aubrey. Cassandra yang melihat gelagat Dominique, langsung menahan tangannya. Dia tidak mau nanti Dominique berurusan dengan Aubrey.

"Hei, Kalian. Cepat tolong teman kalian ini, atau mau aku lempar tubuhnya yang berat ini ke sungai itu!" teriak Aubrey sambil berusaha menahan tubuh Tony agar kepalanya tidak jatuh menghantam lantai.

Dominique gegas berlari menghampiri mereka dan mengambil tubuh Tony. Tanpa sengaja tatapan mata Dominique dan Aubrey bertemu. Dari jarak sedekat itu dapat terlihat iris mata yang dimiliki Dominique hampir sama dengan yang dimiliki Aubrey. Seperti melihat cermin, itulah yang terbesit oleh keduanya.

"Hei, Crazy girl. Kau berniat menggoda dua pria sekaligus, ya, untuk menemanimu malam ini?" Cassandra yang berada di belakang Dominique menyela kegiatan mereka yang saling bertatapan.

Aubrey mengepal tangan kanannya, tampak menahan amarah.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku