The Lost Princess (Bahasa)

The Lost Princess (Bahasa)

Veedrya

5.0
Komentar
750
Penayangan
13
Bab

Selama sembilan belas tahun hidupnya, Mira tidak pernah mengenal ayahnya. Tiba - tiba, belum genap dua minggu setelah Mamanya meninggal, seseorang berpakaian serba hitam dan tidak bisa berbahasa Indonesia mendatangi gubuk reyot yang ditinggalinya bersama Omanya, mengaku utusan Ayahnya, dan memintanya untuk ikut dengannya bertemu Ayahnya di Belgia. Tawaran yang tentu saja langsung ditolaknya mentah - mentah. Tapi tak lama setelah itu dia terpaksa harus menerimanya karena mendadak Omanya mengusirnya dari rumah. Berada di tempat asing yang tidak dikenal dengan keluarga yang belum pernah ditemuinya bukan hal yang mudah baginya. Terlebih saat ada beberapa orang yang dengan terang - terangan membencinya, termasuk bodyguard yang diutus ayahnya untuk menjaganya. Bagaimanakah kisah Mira selanjutnya di Balgia?

Bab 1 Prologue

Kukencangkan sabuk mantelku sebelum melangkah keluar dari gate kedatangan bandara Internasional Zaventem - Brussels, Belgia. Yah, ini memang bukan yang pertama kali aku menginjakkan kakiku di Negara ini. Ayahku, lelaki yang sama sekali tak kukenal, yang memiliki andil besar atas keberadaanku di dunia ini, dia yang mengatakannya padaku lewat telepon seminggu yang lalu tentang hal itu.

Tapi entahlah, aku hanya tidak bisa menangkap kilasan memori saat aku berada di negara ini. Oh ya, dia tinggal di sini. Beliau adalah abdi kerajaan yang taat. Saking taatnya, beliau rela meninggalkan anaknya, oh bukan, harus kubenarkan, anak h*ramnya, dengan seorang mahasiswa lugu dari Negeri Timur yang saat itu sedang magang di konsulat Istana. Belum genap dua minggu sejak Mamaku meninggal dunia. Tanah di pusaranya juga belum kering, saat seseorang datang ke gubuk reyot yang kami tinggali. Mengaku utusan dari Monsieur Gouireille - Monsieur adalah panggilan hormat setara 'Tuan' dalam bahasa Indonesia.

Aku bahkan tidak menyadari bahwa nama itu ada di belakang namaku selama ini. Karena nama yang tidak lazim, dan lumayan susah dilafalkan oleh lidah loka, para guru sering tidak mengikutsertakannya dalam data diriku. Mama meninggal karena penyakit diabetes miletus bawaan yang parah yang dideritanya sejak usianya masih amat muda. Beliau collaps karena telat menyuntiikan insulin ke dalam tubuhnya, yang menyebabkan komplikasi hebat sampai ke jantung dan ginjalnya. Begitulah alasan beliau meninggal. Semuanya berlangsung cepat dan tak terduga. Tapi karena sudah terjadi, maka tak ada yang bisa kami sesali saat ini. Terlanjur.

Angin yang bercampur butiran salju lembut berhembus ke arahku. Membuat gigiku sedikit bergemetetuk. Hmph! Kalau sedingin ini, bagaimana aku bisa bertahan hidup di sini?

"Mlle Mireille?" aku mengernyit mendengar nama itu di sebut. Terdengar aneh di telingaku.

"Sebelah sini, s'il vous plaît." Kulihat seorang pria dalam balutan jas formal berwarna hitam dengan memakai kacamata hitam juga, Pria tersebut memmintaku untuk mengikutinya menuju mobil hitam yang sudah terparkir rapi di sana.

Mlle, singkatan dari Mademoiselle, adalah panggilan kehormatan pagi wanita Prancis yang belum menikah. Madam, digunakan untuk memanggil mereka yang sudah menikah atau memiliki kedudukan tinggi dalam hierarki sosial, sedangkan monsieur merupakan panggilan formal untuk para pria.

Aku mengikutinya masuk ke dalam sebuah mobil mewah yang bahkan tak kutahu namanya. Well, here we go. Meet Daddy, batinku kecut saat mobil bersiap meninggalkan bandara.

***

Seumur hidupku, Mama selalu mengajariku bahasa Prancis. Aku mengikutinya dengan sukarela karena kukira Mama memang amat menyukai bahasa tersebut. Dan dulu, kupikir semua orang juga berbicara dalam bahasa itu. Ternyata tidak. Aku sempat dianggap aneh oleh beberapa orang di sekelilingku.

Aku sedikit lancar, walaupun bahasaku masih amat baku dan basic, tapi setidaknya kata Mama, cukup untuk berkomunikasi. Oma kadang menertawakan kami saat kami berdebat dengan bahasa yang campur aduk di rumah. Mungkin alasan lainnya adalah karena Oma sama sekali tidak paham bahasa tersebut.

Siapa yang menyangka kalau Mama ternyata menyiapkanku untuk hari ini? Agar aku bisa berkomunikasi dengan orang - orang di negara asal Ayahku. Apa dia tau kalau aku akan ke sini suatu saat? Sendirian seperti ini? Tanpa dirinya?

"Mlle Mireille, ini kamar anda. Kamar Ayah anda ada di seberang lorong. Saya ada di dapur dan di ruang belakang jika sewaktu - waktu anda membutuhkan saya." Brigitte, seorang wanita tua yang mengingatkanku pada sosok Oma, menyambut kedatanganku dan mengantarku berkeliling rumah saat aku datang.

Sayang sebenarnya, rumah semegah ini, hanya ditinggali oleh seorang pria tua paruh baya dengan anak gadisnya, dua pengurus rumah tangga, satu sopir dan satu tukang kebun. Ironis. Berbanding terbalik dengan gubuk reyot kami yang kecil yang hanya memiliki dua kamar dan di paksa untuk menampung tiga orang.

"Mlle Mire..."

"Mira, please" "

Ah, excusez - moi. Mlle Mi..." Aku memotongnya lagi saat dia meminta maaf.

"Jangan gunakan embel - embel Mademoiselle. Aku bukan seorang francophonique. Mira. Panggil aku Mira" Aku memotong permintaan maafnya. Benar, aku bukan orang perancis, tidak perlu embel - embel panggilan itu untuk memanggilku. Mira saja cukup.

"Aa... d'accord." Katanya menyetujui, meskipun tak yakin. "Mira pasti capek setelah seharian di pesawat terbang, mari saya buatkan makan malam untuk anda" Katanya meminta diri. Agak tak terbiasa sebenarnya. Aku terbiasa mandiri bersama Mama dan Oma. Tidak ada yang memanjakanku walaupun aku adalah anak semata wayang Mama.

"Well, oke. Apakah Monsieur Goureille akan makan bersamaku nanti? " Aku menahannya dengan pertanyaan yang secara tidak langsung menanyakan di mana keberadaannya. Ayahku.

"Ah, Mira, Monsieur menitipkan maaf untuk anda karena tidak bisa menemani anda di rumah kurang lebih selama seminggu ini... Ah!" Brigitte memekik kaget saat aku meletakkan tas selempangku dengan kasar dan keras di atas meja rias. Mungkin lebih tepat juka dikatakan membanting, karena memang aku sedang emosi. Saat tidak ada respon lanjutan dariku, dia meneruskan kembali, "Beliau sedang ada tugas kerajaan ke Perancis menemani perdana menteri. Anda sebaiknya beristirahat setelah makan, anda telah melewati hari yang berat, Mira. Besok pagi Richard akan menemani anda ke sekolah baru anda"

Si*lan! Tua Bangka itu! Beraninya dia memisahkanku dari satu – satunya keluarga yang aku miliki di Indonesia, menyuruhku datang ke negaranya untuk menemuinya, tinggal di rumahnya dan sekarang dia pergi begitu saja tanpa ada kata selamat datang atau apapun!

Dan... apa tadi? Sekolah baru? Berani sekali dia mengatur hidupku di sini seperti aku hanya boneka baginya!! Memang apa hak dia?! Aku selalu menentukan hidupku sendiri.

Menentukan akan melanjutkan ke SMP mana, SMA mana, semuanya aku yang menentukan sendiri, dan sekarang mendadak aku harus menerima dengan senang hati dan lapang ada bahwa ada orang yang akan selalu menentukan sesuatu untukku di sini?! Candaan macam apa ini? Tentu saja aku tak terima!

Aku bukan anak yang akan menurut begitu saja saat hidupnya ditentukan harus ke mana dan harus bagaimana. Aku terlalu mandiri untuk menurut begitu. Aku punya keinginanku sendiri, punya sesuatu yang menurutku menarik. Jadi kalau dia mengira ini akan mudah, maaf sekali. Aku harus mengecewakannya. Dia harus menerimaku yang seperti ini, silahkan saja kembalikan aku pada Oma.

Meskipun Oma sudah mengusirku, aku yakin bisa melakukan sesuatu untuk itu. rencana cadangan, kalau Oma tetap tidak mau menerimaku, aku akan hidup sendiri di sana. Setidaknya di sana lebih familiar untukku daripada di sini.

Dan ini malah apa, yang kudapat??

Kau membuat masalah dengan seseorang yang belum kau ketahui kekuatannya, Pak Tua....

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

kodav
5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku