icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

The Lost Princess (Bahasa)

Bab 8 VII - PITU

Jumlah Kata:1224    |    Dirilis Pada: 02/03/2022

ary sudah hampir lewat. Itu tandanya, aku sudah 6 minggu

asih hidup? Itu suatu keajaiban yang patut diraya

inya di sekeliling rumah. Tapi Brigitte selalu rutin menyampaikan pesan Dadyy padaku. Dia bilang, Daddy sedang di Prancis menemani ratu melakukan kunjungan re

a. Maksudku, apa dia tidak capek bekerja seperti itu 14 jam sehari 7 hari seminggu? Ehm, aku bukannya bersimpat

dang mempromosikan potensi daerah terpencil di Belgia, dia harus rutin melakukan perjalanan ke luar negeri. Dan

bisa berbincang dengannya di sore hari, saat dia sudah selesai melakukan pekerjaannya. Berbincang dengan Brigitte membuatku terdeng

well. Aku lupa, hanya Richard orang yang terdeskripsi di sini. Well, dia... aku tidak tahu apa yang sedang di

epatnya aku, sedang menghindarinya sebisa mungkin. Bukan karena aku takut atau tidak punya nyali. Aku hanya seda

a dari tadi memukul - mukul daun meja sambil menggeram?" Sedet

oblem." Sergahku seb

untuk menyusun rencana selanjutnya daripada menghadapinya

*

sih kurang dari 15 derajat. Yang berarti bagiku masih sangat dingin. Yah, di Indonesia, suhu 20 derajat sudah masuk kategori membeku. Tapi sudah lumayan daripada hari-hari sebelumnya yang nyaris selalu ada badai salju, hari ini cuaca tena

untuk mengawasiku. Dari rumah, kami menaiki taksi sampai dermaga. And you know what? Ternyata pasar tradisional itu dimanapun sama bentuknya.

ajikan Brigitte untuk makan malam bersama Daddy dan keluarga lainnya. Bukan karena masakan Brig

a kepitin

menjerit menjawabnya, me

untuk nona ini." Pesanny

ekali! Un

anda pikir, ini sebanding sebagai perayaan untuknya

ku merajuk sambil bersungut-sungut. Hal ini sudah biasa kulakukan pada Brigitte. Aku lebih sering menunj

embelinya di

aku kembal

tu s

gat menemani Brigitte be

di pasar seharian ini bersama Brigitte. Nyaris 5 paper bag besar berser

berkomunikasi. Dia luar biasa. Dia bisa mengingat nomor Daddy, Richard, Cedric, Tante Milguetta dan bahkan Granny. Untung saja fasilitas telepon umum di sini masih belum punah seperti di Indonesia. Untuk hal itu, aku iri padanya. seandainya a

apak tanganku untuk mendapatkan secercah rasa hangat. Aku hany

i tanpa ada Richard? Tepat setelah pertanyaan itu terlintas di benakku, m

senang - senang seha

ak l

*

k dan kerajaan dari tadi. Karena lelah, dan jarak dari dermaga menuju rumah lumayan jauh, tanpa sadar aku jatuh tertidur, melewatk

n pencahayaan sekitar. Di kamar rupanya. Dan digendong Richard. Hmh, bukan hal baru, jadi mar

harus berada satu ruangan bersamanya seper

keras untuk menghinda

alak kaget

n dahi bingung sambil beranjak duduk. "Anda nyaris tidak berbi

rus kubahas denganmu ataupun sebaliknya?" dia diam. Masih memandangku dalam dia

gung berubah menjadi tegang sebelum akhirny

dan tidak memperlakukanku secara manusiawi? Dan sekarang siapa yan

sih membuatku m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka