The Lost Princess (Bahasa)
impikannya. Mama punya foto taman bunga indah dan memberitahuku namanya adalah Place du Jardin aux Fleurs Bloemienhofplein. Tempat favoritnya, yang entah bagaimana sepertinya menjadi obsesiku ju
tebal. Bodohnya aku yang tidak mempertimb
t yang disebut rumah, tapi sama sekali tidak mirip rumah. Hanya tempat beberapa orang asing berkumpul,
erus - menerus mendera tubuhku. Untuk alasanku sendiri. Aku rindu keluargaku. Keluargaku yang sesungguhnya. Karena sesungguhnya aku toh hanya ga
ante Millgueta, Brigitte dan Richard sedang berkumpul di ruang tengah menghadap perapian dengan wajah frustasi. Aku agak percaya di
ng bergetar menyambutku s
dia tetap orang asing bagiku. Hanya sebentar, dia melepaskan pelukannya dan membawaku ke sofa di depan perapi
ggan untuk membalas, aku hanya diam sambil mengelak setiap kali Daddy mengamb
rkan blanket di bahuku, akhirnya menawariku minum setelah Brigitte kembali dari dapur membawa minuman hangat. Aku menggum
a Daddy masih ingin memeriksa keadaanku. Dengan amat terpaksa akhirnya dia melepas
ntenant. Ke kant
Daddy di balik pintu ruang kerjanya. Uh oh, apakah itu pertanda buru
*
har
eau. Mai
hirnya bernafas lega setelah dia pulang. Kami masih saling men
adi malam yang panj
i Mira Guireille. Lama kelamaan dia akan membuatk
mpu membuatku berjengit seolah dibentak. Dan ya, bukan hanya dia. Semua orang di rumah ini tadi ketakutan setengah mati. Cedric bahkan belum kembali dari misi pencariannya. Mungkin Brigitte atau Corrine sudah menghubunginya tentang keadaan Mira sekarang. "Hanya tinggal dia, Richard. Harapanku satu - sa
gurung diri berduka hampir satu bulan sebelum akhirnya bisa berfungsi kembali. Menolak bertemu orang - orang bahkan Ratu
ohon padamu. Dia adalah gadis yang penurut." Aku mendengus dalam hati. Penurut? Yang benar saja! "Dia akan memberimu kesulitan, tentu saja. Tapi aku t
ap lama, dan akhir
nan. Dia memang bukan keturunan asli bangsawan, tapi jasanya untuk kerajaan dan orang - orang disekitarnya begitu besar
apa. Kau harus tau itu. Dia disini karena mema
*
gkah masuk setelah m
istirahat. Kekanak - kanakan memang, tapi karena situasi yang menyertainya seperti ini, aku anggap itu sebagai sebuah keuntungan. Ya, k
bil menutup buku y
enyum. Aku mengedikkan bahu, tak tahu harus bereaksi seperti apa. "kau hebat. B
ulate me
rine tertawa mendengar gurauanku. "
sekitar ARBA. Aku masih
menemanimu berkeliling. Karena
ba mengurangi rasa bersalahnya. "Apa kau juga dulu
ar ringan dan acuh. Tapi aku merasa dia men
k se
Arl
a Arl
pupuku kan?" jawabnya m
boleh tau t
. Tapi perasaanku merasakan ada hal aneh di sekeliling Arlaine ini. "Sudahlah. Kau harus istirah
lam
saat nama itu disebut. Tapi aku tidak tahu apa. Aku me
saudara antara Corrine dan anak Daddy juga hubungan sepupu kan? Dan aku tentu saja tidak mengenal
masih belum menjawab pertanyaan