The Lost Princess (Bahasa)
engawal Khusus Istana yang Seharusnya Mengawal Putri' tersebut berse
Oke, kejutan tentang ARBA memang tak ada duanya. Tapi jangan kira aku goyah karena sogokan tersebut. Aku
oisell
engan mencekal tanganku. "Laisse-moi tranquille! Tinggalka
tarku selama sembilan belas tahun ini, tidak bisakah mereka memberiku waktu sejenak untuk b
anda saja yang akan mendapat kesulitan. Kukira, untuk seseorang yang suda
rbalik Menghadapnya. "Anda bilang aku kekanak - kanakan?
da yang egois dan impulsif. Anda juga memiliki kecenderungan a
nku dan nyaris melindas kakiku. Dengan sigap Tuan Pengawal Istana langsung menarikku men
ri sendiri saja anda masih membutuhkan oran
i luar? Tapi memang kalimatnya agak menyinggungku. Aku diam, bukan mengalah, tapi tidak mau menga
menemui Madame Louisa,
*
urna. Ya, aku bahkan bisa mengerem kata - kata pedas yang biasanya selalu gatal ingin kulontarkan pada siapa saja di negara ini, selama nyar
ok yang bahkan belum pernah kau lihat wujud nyatanya sebagai seorang ayah benar-benar memuakkan dan menyesakkan. Memiliki gel
masih teringat dengan jelas hari - hari kelabu saat harus terlunta - lunta di jalanan setelah diusir pemilik rumah karena tidak sanggup membayar sewa. Saat tawarnya r
kedatangan seseorang yang mungkin penting. Hal ini tentu saja tidak kusia - siakan, aku ikut beranjak seraya
an diam di sampingku saat menuju mobil. Walaupun dia ingin melontark
ng ingin anda kunju
ap, kali ini aku tidak lupa membawa obat daruratku yang harus kuminum di saat - saat seperti ini. Berharap t
i miss
*
har
. Mira, begitu rupanya nama paggilannya, sudah lebih tenang. Tapi wajahnya j
ata setajam peluru saat marah. Tapi aku juga melihat hewan yang kesakitan di matanya. Penuh
Countesse Guireille, tapi beliau melarangku memanggi
egara tropis, warna kulitnya agak pucat. Kuning langsat cerah. Mungkin terpengaruh keturunan dari Ayahnya. Saat musim panas, para wanita pasti
inggal disini bersama istrinya, Juliette yang menjadi koki kebanggan Madam
" Dan dia sangat extra dalam mengekspresikan sesuatu. Dia menutup
"Mira Guireille, ini nenek anda, Madame Louisa
mbalikan akal sehatnya karena keterkejutan. Dan ya, ada rindu disana. Yang kudengar, Mama Mira dekat den
keduanya ke dalam, Madame Louisa setengah berlari m
ranny rind
ya, sebelum Felippe menyela meminta kami masuk agar tidak
sambil sesekali menjawab. Kuperhatikan wajahnya tenang. Sesekali dia menjawab. Di tangannya, mug honey tea yang tadi disuguhkan J
Madame Louisa. Mira ikut bangkit dan berpamitan. Berjanji akan datang lagi lain k
iselle?" akhirnya itu yang kutanyakan sesaat set
ng sedari tadi terdengar satu - satu, kali ini terdengar berat dan ganjil. Aku menepikan mobil dan berusaha me
ku, dia pingsan!
ep, kuturunkan sandaran kursinya hingga separuh tidur, la