Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
"Ouh… Sakit, Yah!"
"Kamu sudah tidak perawan? Siapa yang sudah ent*t kamu?"
Nadya tak berani menjawab. Dia tak mungkin menjawab kalau keperawanannya telah di renggut oleh tukang kebun di rumah mereka.
"Pacar Nadya," jawabnya berbohong.
"Di mana kalian biasa melakukannya?" tanya pria paruh baya yang merupakan ayah tiri Nadya.
"Di kamar!"
Jawaban itu membuat Jhonny langsung menjambak rambut Nadya hingga tertarik ke belakang. Jhonny bahkan mencengkeram leher Nadya dengan marah. Dia menatap anak tirinya itu dengan murka. "Mulai sekarang jangan pernah bercinta dengan siapapun selain dengan saya! Mengerti?!"
Nadya menatap kemarahan Jhonny dengan takut. Tak ada jawaban yang bisa menyelamatkannya selain menuruti perintah ayah tirinya yang sudah setahun dia pacari.
Jhonny kemudiaan mengulum bibir Nadya dan menciumnya dengan rakus. Bahkan Jhonny meludah di dalam mulut Nadya.
Posisi mereka sedang berada di meja makan. Jhonny memeluk dan mengunci tubuh Nadya dari belakang. Sedangkan Nadya tak bisa melakukan apapun karena kedua tangannya sedang di ikat. Dia menungging di pinggiran meja makan, dan Jhonny beberapa kali menampar bokongnya.
"Tubuhmu indah sekali, Nadya. Maka itu saya sudah lama menginginkanmu," bisik Jhonny seraya memainkan penisnya di celah pantat Nadya.
Nadya mengerang karena sensasi yang dia rasakan. Penis Jhonny menjadi alasan Nadya mau menjadi selingkuhan ayah tirinya sendiri. Jhonny memiliki ukuran penis yang menakjubkan. Berurat walaupun sedikit bengkok. Bahkan, Nadya bisa merasakan penis Jhonny bisa menyentuh rahimnya saat mereka sedang bercinta. Karena selain besar dan kokoh, penis Jhonny juga cukup panjang.
"Sekarang buka kakimu lebar-lebar!"
Nadya segera mengikuti perintah ayah tirinya.
Ouh….
Lenguhan mulai terdengar saat Jhonny memasukan penisnya ke lubang vagina. Perlahan tapi pasti, penis yang bengkok itu sudah sepenuhnya tertelan dan terjelit oleh vagina Nadya yang sempit.
Tubuh Nadya beberapa kali terdorong saat Jhonny menggenjot vaginanya.
"Ouh… Ngent*t, Nadya! Ngent*t!"
"Yeah, ayah. Ent*t Nadya!"
Jhonny mengerang hebat saat dia merasakan penisnya di pijat dan di jepit oleh vagina Nadya yang sangat sempit. Dia memperhatikan penisnya yang keluar masuk dengan seirama. Dia memperlambat dan kadang mempercepat gerakannya.
"Ouh… Sayang. Aku ingin menghamilimu!"
Nadya tersenyum seperti orang mabuk.
"Percepat, Sayang! Penismu panjang dan besar! Vagina Nadya sakit tapi enak!"
Jhonny menarik rambut Nadya dan mencium bibir mahasiswa tersebut. Bahkan Jhonny menjilati dan meludahi wajah cantik Nadya.
"Aku ingin ngent*t denganmu setiap hari dan setiap waktu!"
Nadya mengangguk kegirangan.
"Penis ayah adalah yang terbaik! Nadya suka!"
Ucapan itu membuat Jhonny mempercepat gerakannya. Hingga Nadya merasa sangat kewalahan. Dia memegang kedua ujung meja dan tubuhnya terdorong dengan kencang saat Jhonny menggenjot lubang vaginanya.
Nadya berteriak seperti sudah tidak waras. Dia berkata kasar sambil memaki ayah tirinya itu.
Sementara itu Jhonny meremas payudara Nadya yang kencang dan bulat. Ukurannya besar dan memiliki puting berwarna pink yang menggairahkan. "Aku suka dadamu! Aku suka wangi tubuhmu!"
Nadya mengangguk dengan mata terpejam. Vaginanya telah sepenuhnya di hancurkan oleh oenis ayah tirinya.
Hingga tiba-tiba Jhonny mencabut penisnya yang lengket dan menjambak rambut Nadya hingga memaksanya berjongkok di bawahnya. "Hisap!"
Nadya dengan rakus menghisap cairan yang keluar dari penis ayah tirinya itu. Sementara kedua tangannya masih terikat menggunakan tali.
Kemudian Jhonny membawa Nadya ke sofa dan keduanya berbaring menyamping dengan Nadya membelakangi Jhonny. Penis Jhonny sudah menunggunya di balik pantat Nadya.
Merasakan benda keras itu, Nadya segera mengangkat satu kakinya dan Jhonny mulai memasukan penis ke lubang vagina Nadya.
Nadya kembali mengerang dan percintaan itu kembali berlangsung lama.
Hingga beberapa jam kemudian.
"Nadya!"
Waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam. Ibu Nadya memanggilnya untuk makan malam.
"Kemana dia? Apa Nadya pergi?"
Jhonny menggerakan bahunya. "Mungkin dia sudah tidur," katanya.
"Dia belum makan. Aku panggil saja!"