Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
“Aku akan menikah, dengan kekasihku.”
Seperti belati yang menghujam jantung. Perkataan itu terdengar sangat menyakitkan bagi Utami. Apa diamnya selama ini, tidak berharga bagi Eros? Utami menghela nafasnya panjang, semoga dia salah dengar, dan Eros hanya melindur, dengan ucapannya.
“Mas, makan dulu. Aku sudah masak makanan kesukaanmu.” Utami bersikap seperti biasanya. Melayani suami dan hormat pada suaminya, meskipun semua yang di lakukannya, tidak berharga sama sekali.
“Kamu tidak dengar tadi aku apa bicara apa?” Eros menggebrak meja makan, membuat Utami terkejut.
“Mas, tidak baik berdebat ada makanan, yang terhidang dihadapan kita,” ucap Utami mengalihkan pembahasan itu lagi.”
Eros yang sudah emosi tidak terkendali, membalikkan meja makan. Semua makanan yang di hidangkan Utami, berserakkan di lantai. Utami memejamkan matanya, menahan sakit hati yang terus diberikan Eros.
“Sudah tidak ada makanan lagi. Bisa kita bicara?” tanya Eros dengan mata yang memerah, karena menahan emosinya.
“Apa kamu akan mendengarku? Seandainya aku mengatakan, tidak,” ucap Utami dengan susah payah menahan air matanya.
“Tentu saja tidak! Kamu harus tahu diri, tahu posisi kamu, tahu kalau aku tidak pernah, dan tidak akan pernah mencintaimu!” bentak Eros.
“Lantas, kenapa kamu harus mengatakannya kepadaku?” tanya Utami, dengan air mata yang tidak bisa di bendungnya lagi.
“Mau tahu kenapa? Yakin, mau tahu?” Eros tertawa dengan nada mengejek.
“Tentu saja aku harus tahu! Aku adalah istrimu, sekalipun kamu tidak menganggap aku ada,” teriak Utami.
“Waaahh...akhirnya keluar juga sifat aslimu,” ledek Eros lagi.
“Iya, ini sifat asliku. Ini aku dengan status istri, yang tidak berharga bagimu!” Utami menunjuk dirinya sendiri.
“Utami, aku tidak mau memperpanjang masalah apapun denganmu. Aku bisa memberikanmu pilihan, silahkan pilih saja,” ucap Eros dengan sombongnya.
“Kenapa kamu sejahat ini, Eros? Apa yang aku lakukan kepadamu, sehingga kamu tidak memiliki hati nurani begini?” tanya Utami dengan hatri yang sangat sakit.
“Pilihan pertama : Kamu tetap tinggal di sini, kamu tetap mendapat uang dariku, aku akan menambah 2 kali lipat. Kamu berhak melakukan apapun, sesukamu saja, Utami,”
“ Pilihan kedua : Aku tidak akan menikahi kekasihku, dan kamu tidak akan mendapat 1 rupiahpun dariku. Artinya kamu harus kerja keras, untuk membiayai pendidikan adikmu. Bahkan dia sekolah di sekolah terpopuler.”
Utami teringat kepada adiknya, dia sangat sayang kepada adiknya itu. Ibu dan Ayahnya sudah meninggal, akibat bencana alam yang melanda kampung halamannya.
“Cita-cita Ardian ingin menjadi dokter, aku masih ingat dia membanggakan impiannya itu.” Eros menghidupkan api rokoknya, sambil tertawa dengan angkuhnya.