Kamu Menidurinya

Kamu Menidurinya

Lucy

5.0
Komentar
92.8K
Penayangan
85
Bab

Benar-benar sialan! Selama ini Alia menaruh kepercayaan pada suaminya, namun dikhianati. Kala itu Alia mendatangi Fahmi dan Misella saat berselingkuh dengan dokter Psikiater, membabi buta di sana, dan meminta penjelasan. "Kamu menidurinya?" "Aku sama sekali tidak menidurinya, Alia!" Alia tersenyum sinis. "YOU HAVING SEX EVERY TIME WHEN YOU MEET HER AFTER WORK!" "Ini hanya kesalahan, Alia. Salah paham!" "Cheating and lying don't just happen. It's a deliberate choice, so stop hiding behind the word 'mistake.' When you get caught."

Bab 1 Prolog (Kamu Menidurinya )

Langit mendadak berubah kelabu.

Langit pasti akan menangis.

"Ah, hujan akan datang, ya?" guman Alia sembari melihat langit dari jendela kamar tidur lalu mendengar suara mobil masuk ke garasi. Wanita itu hanya mematung berdiri di jendala melihat sang suami baru saja keluar dari mobil. Tidak ada pancaran kebahagian dari raut wajahnya ketika suami pulang bekerja. Hanya terdengar suara helaan napas. "Mungkin ini waktu yang tepat untuk bertanya padanya," batin Alia gundah.

Fahmi sebagai suami Alia tersenyum sumringah setelah membuka pintu kamar, melangkah lambat, dan mendekati istrinya, melingkarkan tangan di perut ramping Alia. "Hei sayang. Aku pulang," bisiknya tepat di telinga Alia. "Aku merindukanmu. Jadi pulang lebih awal," imbuhnya sembari mencium leher Alia.

Alia tak menanggapi ucapan Fahmi. Dia menunduk melihat tangan Fahmi yang bergerak agresif di perutnya. Perut Alia mulai melilit nyeri, bersama dengan perasaan gelisah, bimbang, dan takut pikiran negatif itu benar-benar sesuai dugaan. Rasanya semakin tak nyaman. Apa mungkin Alia belum sanggup mengajukan pertanya pada Fahmi?

"Sayang. Kok diam, sih?" tanya Fahmi dibuat heran. "Apa kamu tak senang aku pulang cepat?"

Memang, Fahmi setiap hari pulang telat dan baru pertama kali dia pulang bekerja lebih awal.

Alia melepaskan tangan Fahmi yang melingkar di perutnya. Dia membalikkan badan, menghadap Fahmi. Alia terpaku di tempat, membeku tak bergerak, mengerjabkan sepasang matanya sekali. "Apa benar kamu selingkuh, Mas?" Pertanyaan yang sejak kemarin Alia tahan akhirnya terlontar juga.

Fahmi membuka mata lebar-lebar sehingga bola matanya terlihat besar. Tentu saja, Fahmi sangat terkejut dengan pertanyaan Alia yang secara tiba-tiba. "Sweetheart, kenapa kamu bertanya seperti itu?" Fahmi bertanya balik untuk menutupi rasa keterkejutan.

Reaksi Fahmi tercengang.

"Sekarang katakan padaku dengan sejujur-jujurnya," perintah Alia.

"Alia ... dengarkan aku! A-ku sama sekali tidak ...."

"Stop! Jangan berusaha untuk membohongiku," potong Alia.

"Aku nggak bohong!"

"Oh ya?!" Alia mengambil ponselnya dengan cepat. "Liat! Jelaskan Ini foto apa, Mas?!" Alia menyodorkan ponselnya dengan kasar.

Fahmi mengusap wajahnya dengan kasar, matanya sudah panik sejak tadi. "Ini ... ini tidak seperti yang kamu liat," elak Fahmi menunduk kepala, tak berani menatap mata Alia.

Alia tersenyum sinis. "Kamu masih mengelak?"

Kepala Fahmi terangkat, memberanikan diri menatap wajah Alia yang sudah memerah. "Ini semua nggak benar, Alia. Aku bisa menjelaskan ... dengarkan aku dulu."

Alia tidak tahan mendengar kebohongan Fahmi, tangannya menarik paksa kerah kemeja Fahmi dan memandang wajahnya secara dekat dengan tatapan begitu tajam. "You fucked her?" tanya Alia dengan nada penuh penekanan. "Kamu menidurinya?" ulang Alia.

Fahmi melototkan mata setelah mendengar pertanyaan Alia. "What? Fucked her?" Lelaki itu menggeleng. "Aku sama sekali tidak menidurinya!"

"Really?!" Senyuman sinis dari Alia membuat Fahmi mengangguk ragu.

Alia tertawa pelan suaminya terus berbohong. Tidak habis pikir dengan kelakuan suaminya.

"APA SIH KURANGNYA AKU HAH?! SAMPAI KAMU MENDUAKANKU DENGAN WANITA LAIN!"

Suara Alia semakin meninggi. Melampiaskan segala perasaan saat itu juga.

Fahmi menepis tangan Alia dengan kasar. "Kita bisa membicarakan ini dengan baik-baik. Tak perlu berteriak seperti itu," pinta Fahmi.

"Okay. Fine." Alia menurut. Menyilangkan kedua tangannya di bawah dada. Alia sedang berada dipuncak emosinya. Dia mengatur napas untuk berusaha tenang.

Hening beberapa saat.

"Ini yang pertama. Kalau memang iya kamu berselingkuh, akan aku berikan kesempatan kedua." Suara Alia tidak setinggi tadi, sekarang lebih terdengar serak, menahan tangis. Sangat berat untuk mengatakan, lebih tepatnya takut dengan jawaban dari lelaki yang dia cintai selama ini. Lelaki yang belum lama menikahi dirinya, pernikahan baru berjalan tiga bulan.

Hati Fahmi mulai lunak. Ada perasaan bersalah pada Alia. "I'm so sorry, Alia."

Permintaan maaf yang tidak ada artinya bagi Alia.

"Aku hanya butuh jawaban jujur dan pasti, Mas!" desak Alia. "Tidak membutuhkan permintaan maaf darimu."

Beberapa menit kemudian Fahmi membuka mulut. "Aku memang berselingkuh," jawab Fahmi dengan jujur. Menunduk kepala secara perlahan, memainkan jemarinya. "Tapi aku sama sekali tidak menidurinya, Li. Percayalah."

Perselingkuhan satu bulan ini terjaga kerahasiaan, akhirnya terbongkar. Seperti kata, 'sepandai pandainya menyimpan bangkai pasti akan tercium juga, serapih apapun bangkai ditutupi tetap saja bau busuk akan menyebar kemana-mana, dan begitupun kebenaran akan muncul ke permukaan dengan jalan yang terdengar sama sekali tidak terduga.'

Untuk sepersekian detik di sana, Alia bungkam. Mata terasa begitu panas setelah mendengar jawaban Fahmi. Wanita itu membukam mulutnya dengan sekuat tenaga agar tidak menangis, tetapi tetap saja dia menangis dengan bersamaan air hujan yang mulai turun.

Keduanya bungkam seribu bahasa, telinga mereka sama-sama mendengar rintik yang mengetuk di luar jendela disusul luapan hujan yang turun dengan deras.

Benar bukan?

Langitnya benar-benar menangis.

"Aku minta maaf, Alia," ungkap Fahmi dengan rasa bersalah. "Aku benar-benar minta maaf padamu."

"Berhentilah untuk meminta maaf." Permintaan maaf tidak akan menyembuhkan luka hati Alia. "Kenapa kamu melakukan itu?"

Alia berusaha mengendalikan diri walaupun susah untuk menghirup oksigen, dan menahan tangis agar tidak pecah. Dia tahu suaminya berselingkuh setelah mendapatkan pesan dari orang misterius. Ternyata benar, terjawab sudah. "Kenapa kamu menduakanku?"

Fahmi menggeleng. Tidak bisa menjawab pertanyaan Alia. "Aku sayang kamu, Li. Aku tidak akan mengulangi lagi. Sungguh!"

Membela diri setelah hal bodoh dilakukan. Tampaknya Fahmi ingin memeluk Alia, tapi diurungkan. Mungkin lelaki itu merasa tak pantas setelah apa yang dilakukan kepada istrinya.

Sial! Benar-benar sialan!

Hati Alia mulai meradang. Pengakuan itu membuat hatinya terluka. Selama ini Alia menaruh kepercayaan suaminya, namun dikhianati.

Tidak ada penjelasan detail dari Fahmi. Alia memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan. Dia memutar badannya 'tuk menatap hujan yang turun. Menggigit bibir bawah sembari menahan amarah, kesedihan, dan rasa sesak di dada. Bulir-bulir nestapa langit tampak benar-benar menumpahkan segala keluh kesahnya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Kamu Menidurinya
1

Bab 1 Prolog (Kamu Menidurinya )

11/04/2022

2

Bab 2 Suami Mesum!

11/04/2022

3

Bab 3 Overthinking

11/04/2022

4

Bab 4 Satu Bulan Yang Lalu

11/04/2022

5

Bab 5 Rindu Tak Tertahankan

11/04/2022

6

Bab 6 Luka Yang ditaburi Garam

11/04/2022

7

Bab 7 Menghindari Dokter

11/04/2022

8

Bab 8 Lelaki Berengsek

13/04/2022

9

Bab 9 Diabaikan Oleh Suami

13/04/2022

10

Bab 10 Pasien Bunuh Diri

13/04/2022

11

Bab 11 "I Need You."

14/04/2022

12

Bab 12 Sentuhan Menggelora

14/04/2022

13

Bab 13 Bermain di Ranjang

14/04/2022

14

Bab 14 "I Want To Eat You."

14/04/2022

15

Bab 15 Mencumbuinya

14/04/2022

16

Bab 16 "You So Beautiful, Alia."

14/04/2022

17

Bab 17 Bertemu Istri Sah Fahmi

14/04/2022

18

Bab 18 Dokter Obgyn

14/04/2022

19

Bab 19 Pasien Mengalami Keputihan

14/04/2022

20

Bab 20 Foto Pernikahan

14/04/2022

21

Bab 21 Obat Penenang

14/04/2022

22

Bab 22 Buah Hati

14/04/2022

23

Bab 23 Sweet Dream

14/04/2022

24

Bab 24 Alia dan Abian

14/04/2022

25

Bab 25 Suara Wanita

14/04/2022

26

Bab 26 Foto Tanpa Baju

14/04/2022

27

Bab 27 "You Look So Sexy."

14/04/2022

28

Bab 28 Kehamilan Tidak Boleh Terjadi

14/04/2022

29

Bab 29 Baju Basah

14/04/2022

30

Bab 30 Bercinta di Meja Makan

14/04/2022

31

Bab 31 Menjadi Hidangan Lezat

15/04/2022

32

Bab 32 Dinner!

15/04/2022

33

Bab 33 Ingin Membabi Buta

15/04/2022

34

Bab 34 Alia Kecewa

15/04/2022

35

Bab 35 Setelah Dinner

15/04/2022

36

Bab 36 DAMN IT!

15/04/2022

37

Bab 37 Pengkhianatan Sesungguhnya

15/04/2022

38

Bab 38 DASAR BAJINGAN

15/04/2022

39

Bab 39 Kiss Mark

15/04/2022

40

Bab 40 Menjadi Mata-mata

15/04/2022