Kamu Menidurinya
dadak beru
sti akan
a itu hanya mematung berdiri di jendala melihat sang suami baru saja keluar dari mobil. Tidak ada pancaran kebahagian dari raut wajahnya
dekati istrinya, melingkarkan tangan di perut ramping Alia. "Hei sayang. Aku pulang," bisiknya tepa
Alia mulai melilit nyeri, bersama dengan perasaan gelisah, bimbang, dan takut pikiran negatif itu benar-ben
Fahmi dibuat heran. "Apa kamu
ng telat dan baru pertama kali
mi. Alia terpaku di tempat, membeku tak bergerak, mengerjabkan sepasang matanya sekali. "Apa
hmi sangat terkejut dengan pertanyaan Alia yang secara tiba-tiba. "Sweetheart, kenap
ahmi ter
ku dengan sejujur-juju
an aku! A-ku sama
saha untuk memboho
ggak b
cepat. "Liat! Jelaskan Ini foto apa, Mas?!
sejak tadi. "Ini ... ini tidak seperti yang kamu liat,"
sinis. "Kamu m
jah Alia yang sudah memerah. "Ini semua nggak benar,
a Fahmi dan memandang wajahnya secara dekat dengan tatapan begitu tajam. "You fu
nyaan Alia. "What? Fucked her?" Lelaki itu me
nis dari Alia membuat
erus berbohong. Tidak habis p
AH?! SAMPAI KAMU MENDUAK
ggi. Melampiaskan segala
a bisa membicarakan ini dengan baik-baik. Ta
gannya di bawah dada. Alia sedang berada dipuncak
beberap
adi, sekarang lebih terdengar serak, menahan tangis. Sangat berat untuk mengatakan, lebih tepatnya takut dengan jawaba
a perasaan bersalah pada A
yang tidak ada a
pasti, Mas!" desak Alia. "Tidak m
" jawab Fahmi dengan jujur. Menunduk kepala secara perlahan, memainkan
mpan bangkai pasti akan tercium juga, serapih apapun bangkai ditutupi tetap saja bau busuk akan menyebar kemana
engar jawaban Fahmi. Wanita itu membukam mulutnya dengan sekuat tenaga agar tidak me
a-sama mendengar rintik yang mengetuk di luar jend
r bu
benar-bena
Fahmi dengan rasa bersalah. "Ak
ntaan maaf tidak akan menyembuhkan luka
an tangis agar tidak pecah. Dia tahu suaminya berselingkuh setelah mendapatkan pes
pertanyaan Alia. "Aku sayang kamu, Li.
ingin memeluk Alia, tapi diurungkan. Mungkin lelaki itu me
nar-bena
buat hatinya terluka. Selama ini Alia menar
adannya 'tuk menatap hujan yang turun. Menggigit bibir bawah sembari menahan amarah, kesedihan, dan