Saking putus asanya diselingkuhi kekasih dan dipaksa menikah dengan pria tua, Anaya Diandra memutuskan untuk menyewa seorang pria pemuas napsu. Dia memilih menyerahkan mahkota terindahnya kepada pria random yang lebih muda daripada untuk pria tua pilihan ibu tirinya. Sayangnya Anaya salah memilih dan malah bertemu dengan Kevin Wiratama salah seorang CEO sebuah perusahaan ternama. Kevin adalah orang yang menolong perusahaan ayahnya dan melakukan perjanjian dengan ibu tiri Anaya. Akibat perjanjian mereka menyebabkan Anaya terjebak selamanya, harus hidup dan melayani Kevin. Tanpa diketahui Anaya, ternyata Kevin sudah jatuh cinta dan sengaja membuat jebakan agar Anaya terikat padanya. Lalu bagaimana Anaya menyikapinya? Apa dia akan bertekuk lutut dan masuk ke jebakan Kevin atau dengan senang hati membalas cinta Kevin? Ikuti ceritanya hanya di sini. Happy reading, guys!!
"Berapa tarifmu semalam?" tanya Anaya Diandra sambil menatap pria tampan di depannya. Pria itu hanya diam menatap tajam ke arah Anaya.
Saking frustasinya, Anaya terpaksa memilih jalan pintas untuk menghabiskan malam ini dengan seorang pria tidak dikenal. Beberapa minggu lalu, ibunya menangis tersedu bersimpuh di kaki Anaya meminta Anaya untuk mau menerima pinangan seorang pria tua yang sudah beristri.
Perusahaan keluarganya sedang colaps dan jalan satu-satunya meminta bantuan Tuan Sandoro, sayangnya Tuan Sandoro memberi persyaratan yang sangat sulit yaitu Anaya harus bersedia menjadi istri keduanya. Siapa juga yang mau menjadi istri pria tua dan berperangai buruk itu. Hingga akhirnya Anaya memutuskan pergi ke club malam ini.
"Memangnya berapa uangmu, Nona?" kata pria tampan itu balas bertanya. Pria bermata pekat dengan senyum menawan itu terus menatap Anaya dan sama sekali tak melepas pandangannya.
"Uangku banyak. Kamu minta berapa saja akan aku beri, asal kamu puaskan aku malam ini."
Pria tampan itu terkekeh sambil mengulurkan tangannya ke arah Anaya. "Deal!!"
Anaya sedikit ragu saat akan menyambut uluran tangan kekar pria itu, tapi bagaimana lagi. Ini sudah separuh jalan dan dia tidak mau mengurungkannya.
"Deal!" Sedikit bergetar Anaya bertutur sambil membalas jabat tangan pria asing tersebut.
"Jadi di mana kita melakukannya? Di tempatmu atau tempatku?" Suara pria itu membuyarkan lamunan Anaya.
"Eng ... aku sudah menyewa kamar di hotel depan. Kita bisa melakukannya sekarang."
Pria itu tersenyum sambil mengendikkan bahunya. "Tentu, ayo!" Dia berjalan mendahului Anaya keluar dari club tersebut.
Kemudian Anaya menyusul dan keduanya sudah berjalan beriringan masuk ke dalam hotel menuju kamar yang sudah dipesan Anaya. Pintu kamar dibuka, Anaya menyalakan lampu kamar tersebut. Dia sedikit berdecak kagum melihat kamar ini.
Rasanya tidak sia-sia dia menghabiskan seluruh tabungannya khusus untuk malam ini. Anaya tidak mau Tuan Sandoro memiliki mahkota terindah miliknya dengan mudah. Biar saja dia melakukannya dengan pria random yang lebih muda yang sengaja dia sewa malam ini.
"Bisa kita mulai sekarang? Atau kamu ingin melakukan sesuatu sebelumnya?" tawar pria tampan itu.
"Eng .. iya. Aku ... aku mandi dulu. Aku baru pulang kerja, aku takut kamu illfeel nantinya." Pria tampan itu hanya tersenyum sambil berulang menganggukkan kepala.
"Tentu, silakan! Aku tidak keberatan menunggu."
Anaya bergegas masuk kamar mandi. Ia terdiam beberapa saat menatap wajahnya di depan vanities.
"Apa yang aku lakukan benar kali ini?" gumam Anaya. Dia memejamkan mata dan tanpa sadar semua kejadian beberapa bulan terakhir bergulir di benaknya.
Mulai dari kecelakaan tiba-tiba yang merenggut nyawa ayahnya sehingga membuat Anaya harus tinggal bersama ibu dan adik tirinya. Lalu saat Anaya mengetahui tentang perselingkuhan tunangannya dengan sahabatnya sendiri, kebangkrutan perusahaan ayahnya. Lalu kejadian hari ini saat dia dituduh melakukan kecurangan sehingga harus kehilangan pekerjaan membuat Anaya berada di titik paling bawah.
"Tarik napas Anaya. Lepaskan dengan pelan dan ambil napas perlahan lagi. Anggap saja ini terakhir kali aku menikmati kesenanganku karena selanjutnya hidupku akan terpenjara dalam pasungan Tuan Sandoro," monolog Anaya.
Gadis berwajah bulat itu terus memejamkan mata sembari menarik napas berulang. Banyak hal yang harus dia tenangkan kali ini, termasuk keputusan untuk melepas keperawanannya kepada pria random di malam ini. Selang beberapa saat Anaya sudah keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan bathrobe saja.
"Maaf, membuatmu menunggu lama. Apa kamu juga mau mandi?" Sebuah pertanyaan konyol tercetus dari mulut Anaya.
Pria itu tersenyum lalu mengendus ketiaknya. "Aku baru saja mandi dan masih wangi. Apa kamu menginginkanku mandi juga?"
Cepat-cepat Anaya menggelengkan kepala dengan tangan yang mengibas di udara. "Tidak, tidak. Aku terserah kamu saja."
Pria tampan itu tersenyum kemudian melepas kaos dan melemparkannya sembarang. Anaya terdiam, tertegun menatap pria tampan yang sedang bertelanjang dada di depannya ini. Berulang ia menelan saliva membuat gerakan aneh di wajahnya.
"Kenapa? Ada yang salah dengan tubuhku?" Pria itu menginterupsi lamunan Anaya.
"Tidak. Tubuhmu bagus, teruskan saja! Aku akan menikmatinya."
Pria itu terkekeh mendengar ucapan Anaya kemudian sudah melepas celana panjangnya dan berjalan menghampiri Anaya.
"Bagaimana kalau kamu juga membuka bathrobemu? Apa perlu kubantu?"
Anaya membisu dan membeku di tempatnya berdiri. Ini pertama kali baginya, tentu saja ada rasa canggung saat harus mempertontonkan tubuhnya pada pria tidak dikenal.
"Aku akan mematikan lampunya agar kamu nyaman." Pria itu berjalan ke arah belakang pintu dan mematikan lampu kamar membuat suasana temaram menyelimuti kamar tersebut. Kemudian dia melepas satu-satunya penutup tubuh yang tersisa dan berjalan mendekat ke arah Anaya.
Perlahan Anaya melonggarkan ikatan bathrobe dan melepasnya begitu saja. Untuk seperkian detik pria di depannya ini tertegun. Meski suasana temaram, Anaya masih bisa melihat mata pekat nan indah milik pria tampan itu terpesona menatap tubuhnya.
"Bisa aku mulai?" lirih dia berbisik. Tentu saja Anaya mengangguk mengiyakan pria itu memulai transaksi mereka.
Perlahan pria itu mendekat merengkuh pinggul Anaya. Ada sensasi aneh saat kulit mereka saling bersentuhan. Lalu pria tersebut mengecup bibir Anaya, awalnya pelan dan begitu lembut namun semakin lama semakin intens dan penuh tuntutan, Anaya baru kali ini merasakan ciuman sedahsyat itu. Bahkan tunangannya Juan tidak pernah melakukan seperti ini.
"Kamu boleh bersuara, tidak perlu malu," desis pria itu di tengah cumbuannya. Anaya hanya mengangguk dan mengizinkan pria tidak dikenal itu mengeksplore tubuhnya lebih dalam.
Mereka sudah bergulingan di atas kasur dengan desahan menggoda yang keluar dari bibir Anaya. Anaya tahu ini yang pertama baginya pasti akan sangat sulit memulai, tapi pria sewaannya ini begitu pintar menstimulasi tubuhnya. Hingga dia tidak merasakan kesakitan saat penyatuan pertama dilakukan. Tubuh Anaya menggigil saat pria itu melepas penyatuan mereka dan ambruk di samping Anaya.
Anaya melirik sekilas pria tampan yang tampak memejamkan mata di sampingnya. Sepertinya pria itu tahu sedang menjadi obyek pengamatan Anaya. Ia membuka mata, menoleh kemudian tersenyum. Anaya membalas senyumannya.
"Apa kamu ... mau melakukannya lagi?" pinta Anaya dengan malu-malu. Pria tampan di sebelah Anaya ini hanya terdiam menatap Anaya sambil mengulum senyum.
"Tentu. Kamu ingin berapa kali? Aku akan memenuhi permintaanmu."
Anaya tidak menjawab, dia menundukkan kepala mengalihkan pandangan pria tampan itu. "Terserah kamu. Buat aku hingga tertidur saja."
Lagi-lagi sebuah senyuman terukir manis di wajah tampan pria itu. Tanpa menunggu lama, ia memulai pagutannya dan suara desahan kembali terdengar keluar dari bibir Anaya. Mereka melakukan penyatuan hingga beberapa kali baru Anaya tertidur pulas.
"Gadis yang aneh," gumam pria itu sebelum tumbang di sebelah Anaya. Dia sangat kelelahan sepanjang malam ini dan memutuskan untuk tidur sejenak.
**
Suara alarm ponsel yang berulang membuat pria tampan yang terlelap itu membuka mata. Dia merenggangkan tangan dan melirik ke samping, lalu bergegas bangkit dan terduduk di atas kasur dengan bingung.
"Ke mana gadis aneh itu? Mengapa juga meninggalkanku begitu saja?" gumam pria itu.
Pria tampan itu menyibak selimut dan bergegas memakai celananya, tapi segera terkejut saat melihat ada tumpukan uang di atas nakas. Mata pria itu terbelalak kaget saat melihat banyak tumpukan uang kertas berwarna merah berjajar di sana.
"GILA! Dia benar-benar membayarku!"
Bab 1 Transaksi Bisnis
19/08/2023
Bab 2 Tragedi Ruang Ganti
19/08/2023
Bab 3 Anugerah atau Musibah
19/08/2023
Bab 4 Aku yang Membelimu
19/08/2023
Bab 5 Batal Nikah
19/08/2023
Bab 6 Sebuah Kesepakatan
21/08/2023
Bab 7 Negosiasi Baru
22/08/2023
Bab 8 Rumah Baru
23/08/2023
Bab 9 Tugas Pertama Anaya
24/08/2023
Bab 10 Bagaimana Kalau Kita Nikah
25/08/2023
Bab 11 Sedikit Tentang Kevin
05/10/2023
Bab 12 Aku Asisten Bukan Pacar
06/10/2023
Bab 13 Kecupan Pembayar Hutang
06/10/2023
Bab 14 Aku Bukan Sebuah Barang
07/10/2023
Bab 15 Penjelasan Kevin
07/10/2023
Bab 16 Kevin yang Murah Hati
07/10/2023
Bab 17 Seorang Player
08/10/2023
Bab 18 Menjadi Bagian Pesta
08/10/2023
Bab 19 Sebuah Pembuktian
09/10/2023
Bab 20 Dalam Pelukanmu
09/10/2023
Bab 21 You're Mine
10/10/2023
Bab 22 Yang Baru dan Yang Kembali Datang
10/10/2023
Bab 23 Jangan Ganggu Punyaku
11/10/2023
Bab 24 Pacar Baru Kevin
11/10/2023
Bab 25 Bukan Pacarku
12/10/2023
Bab 26 Sebuah Rahasia
12/10/2023
Bab 27 Kevin yang Malang
13/10/2023
Bab 28 Kevin yang Menawan
13/10/2023
Bab 29 Serigala Berbulu Domba
14/10/2023
Bab 30 Bertemu Mertua
14/10/2023
Bab 31 Melewati Batas
15/10/2023
Bab 32 Menolak Godaan
15/10/2023
Bab 33 Masuk Perangkap
16/10/2023
Bab 34 Pelampiasan Hasrat
16/10/2023
Bab 35 Layanan Spesial Anaya
17/10/2023
Bab 36 Bertemu Nona Penggoda
17/10/2023
Bab 37 Bukan Cemburu Lalu Apa
18/10/2023
Bab 38 Ketegangan Pagi
18/10/2023
Bab 39 LOve is Blind
19/10/2023
Bab 40 Cinta yang Posesif
19/10/2023
Buku lain oleh Aira Tsuraya
Selebihnya