Hati Ratih Apsari hancur lebur saat melihat suaminya sedang berselingkuh dengan wanita lain di depan mata. Mereka bertengkar hebat dan Ratih memutuskan bercerai. Saking sedihnya, Ratih sampai salah masuk mobil saat di parkiran dan membuat dia bertemu Derryl Dariawan. Ratih bahkan menghabiskan sepanjang malam dengannya. Tak disangka Derryl adalah CEO baru di kantor tempat Ratih bekerja. Padahal sebelumnya Ratih sudah marah-marah kepada Derryl karena beranggapan Derryl sengaja menjebak Ratih dan memanfaatkannya. Di berbagai kesempatan malah membuat Ratih semakin akrab dengan Derryl. Gara-gara itu juga benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka. Ratih menolak dan menyangkalnya. Ia tidak mungkin bersama Derryl, selain perbedaan status ada perbedaan umur yang sangat mencolok di antara mereka. Derryl usianya 7 tahun lebih muda dari Ratih dan lebih pantas menjadi adiknya. Namun, sikap Derryl yang dewasa dan perhatian membuat Ratih kebingungan. Lalu bagaimana cara Ratih menyikapinya? Apa Ratih akan luluh dan memilih Derryl atau kembali merajut kasih dengan mantan suaminya? Ikuti terus kelanjutan ceritanya hanya di sini. Happy reading, Guys!!
"Kamu apa-apaan, Ratih!" seru Wisnu. Pria tampan berusia 32 tahun itu terus memegang pipinya yang terasa panas usai ditampar Ratih.
"Aku yang seharusnya bertanya, Mas. Apa yang kamu lakukan dengan Fani? Bukankah dia sekretaris barumu. Mengapa kalian berpelukan bahkan saling cium tadi?" sergah Ratih penuh amarah.
Wanita berambut ikal dengan tinggi 165 cm itu masih berdiri mematung menatap Wisnu dengan tatapan penuh amarah. Sementara Fani, gadis yang duduk di sebelah Wisnu hanya terdiam tak berani bersuara.
Sebuah helaan napas panjang keluar begitu saja dari mulut Wisnu. Pria berwajah manis itu menatap Ratih dengan sendu kini.
"Aku akan jelaskan semuanya, Ratih. Duduklah!" pinta Wisnu. Ia sudah merendahkan suaranya dan tampak trenyuh menatap Ratih.
"TIDAK!! AKU TIDAK MAU!! Aku mau pulang. Aku tunggu penjelasanmu di rumah!" Ratih sudah membalikkan badan dan berjalan cepat meninggalkan suami bersama sekretaris barunya.
Rencana Ratih Apsari untuk menikmati sajian ikan bakar di restoran langganannya saat istirahat makan siang kali ini harus gagal. Dia memergoki suaminya sedang asyik bermesra dengan seorang gadis yang tak lain Fani, sekretaris barunya. Ratih tahu dan mengenal Fani bahkan suaminya mengenalkan Fani kepadanya beberapa bulan yang lalu, tapi Ratih tidak menyangka kalau akhirnya Wisnu malah bermain gila dengan sekretarisnya itu.
"RATIH!! TUNGGU!!" Wisnu mengejar sambil mencekal tangan Ratih membuat wanita berwajah manis itu berhenti.
Napas Ratih tersenggal seakan berusaha menahan amarah yang sedang memenuhi dadanya. Wisnu menggeser tubuhnya hingga berdiri sejajar di depan Ratih.
"Aku akan menjelaskannya sekarang, Ratih," lanjut Wisnu.
Ratih hanya diam. Perlahan dia mengangkat kepala dan menatap pria berwajah manis di depannya itu dengan tajam.
"Aku mencintainya, Ratih. Aku mencintai Fani. Maafkan aku ... ." Sangat pelan Wisnu mengatakannya, tapi sudah berhasil membuat Ratih terluka.
"Aku sudah lama ingin mengatakan kepadamu. Aku butuh seorang anak, Tih. Kedua orang tuaku juga membutuhkan cucu. Itu sebabnya ---"
"Itu sebabnya kamu memilih berselingkuh dengannya dan menganggap legal semua yang telah kamu lakukan," sahut Ratih.
Wisnu menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala.
"Bukan begitu, Tih. Kamu tahu sendiri berapa lama kita menikah. Sudah hampir 8 tahun dan kamu belum juga hamil. Aku bosan selalu dituntut anak oleh ayah dan ibu. Aku lelah menghadapi tuntutan mereka, Ratih."
Ratih berdecak sambil tersenyum miring menatap Wisnu.
"Lalu kenapa kamu tidak mengatakannya kepadaku, Mas? Kenapa juga kamu tidak mau menerima saranku? Bukankah aku sudah mengajakmu berulang kali untuk memeriksakan diri. Jika memang ada yang salah pada kita, aku yakin dokter bisa membantunya."
Wisnu hanya tersenyum menyeringai sambil menatap Ratih dengan tatapan yang aneh.
"Jadi menurutmu ada yang mandul di antara kita?"
Ratih hanya diam dan menatap Wisnu dengan sendu. Ia tidak mengatakan hal seperti itu, tetapi suaminya sudah menduga sendiri.
"Aku yakin kalau bukan aku. Kamu tahu sendiri, aku terlahir dari keluarga besar. Sementara kamu, kamu hanya anak tunggal. Itu sebabnya aku tidak mengatakan keinginan ayah dan ibu padamu. Aku takut menyakiti perasaanmu, Tih."
Ratih membisu menelan ludah berulang sambil menatap pria yang sudah satu windu menjadi suaminya. Entah mengapa Ratih merasa tidak mengenali pria di depannya ini. Ia sudah jauh berbeda. Bahkan ucapan terakhirnya itu terkesan menyudutkan Ratih.
"Jadi kamu berpikir kalau aku yang bermasalah dalam hal ini? Aku ... yang mandul?" jelas Ratih.
"Aku tidak mengatakannya, kamu sendiri yang melakukannya. Namun, jangan khawatir. Aku hanya membutuhkan Fani untuk melahirkan anak kita. Aku masih mencintaimu dan sama sekali tidak berniat untuk menceraikanmu. Mungkin, aku hanya meminta izinmu untuk menikah lagi."
Seketika Ratih terbelalak kaget mendengar penuturan Wisnu. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan suaminya. Mengapa semudah itu dia menyelesaikan masalah perselingkuhannya ini?
"Jadi kamu ingin aku dimadu?"
Wisnu tersenyum sambil mengangguk. Wajahnya sangat ceria dan penuh harapan menatap ke arah Ratih. Sementara Ratih hanya terdiam. Mata bulatnya tampak terluka dan kini menghunus tajam ke netra coklat milik sang Suami.
"Teganya ... teganya kamu melakukan ini padaku, Mas. Apa salahku? Apa hanya karena aku tidak bisa memberimu anak, kamu memperlakukan aku seperti ini?"
Wisnu terkejut dengan reaksi Ratih.
"AKU TIDAK MAU!! AKU MAU CERAI!! AKU MAU CERAI SEKARANG JUGA!!" sentak Ratih.
"KAMU GILA!! Aku tidak akan menceraikanmu. Aku masih mencintaimu, aku lakukan ini dengan Fani hanya demi seorang anak yang tidak bisa kamu berikan. Kenapa juga kamu tidak mau mengerti?"
"Aku gila? Aku tidak mau mengerti? Lalu bagaimana dengan dirimu?" Ratih menjeda kalimatnya tampak mengolah udara sambil menatap nanar ke arah Wisnu.
"Kamu egois, Mas. Padahal ada jalan keluar untuk permasalahan kita, kenapa kamu tidak mau menerimanya? Jangan-jangan ini hanya alasanmu saja. Kalau kamu masih mencintaiku harusnya kamu tidak melakukan ini semua."
"CUKUP!! Aku tidak mau membahasnya lagi. Cepat pulang!! Bulan depan aku akan menikah dengan Fani dan aku minta kamu menyetujuinya," putus Wisnu.
Ratih membeku di tempatnya, hatinya terkoyak bahkan air mata sudah luber membasahi pipinya. Dengan helaan napas berat, Ratih mengangkat kepala melihat Wisnu dengan tatapan menantang.
"Aku tidak akan memberikan izin padamu. AKU MINTA CERAI!!" ucap Ratih dengan lantang.
Ia langsung membalikkan badan dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan Wisnu. Melihat istrinya pergi begitu saja Wisnu tampak kesal. Ia kembali mengejar, menarik tangan Ratih.
"DENGAR, PEREMPUAN MANDUL!! Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikanmu. INGAT ITU!!"
Ratih berontak mengibaskan tangan Wisnu dan langsung berlari pergi meninggalkannya. Hatinya sangat sakit saat Wisnu mengoloknya dengan kata 'mandul'. Padahal belum tentu juga dia yang terbukti mandul. Ratih tahu mengapa Wisnu tidak mau melepasnya begitu saja. Pria berwajah manis itu tahu kalau istrinya mempunyai banyak warisan peninggalan kedua orang tuanya. Wisnu tidak mau kehilangan ladang emasnya begitu saja.
Sementara itu Ratih sudah berjalan menjauh meninggalkan restoran tersebut. Hatinya terluka bukan hanya karena perselingkuhan Wisnu, tetapi ucapan terakhir Wisnu benar-benar membuat dia bersedih. Ratih berjalan cepat sambil berurai air mata. Pandangannya kabur sehingga tidak bisa melihat jelas di mana ia meletakkan mobilnya.
"Berengsek, bajingan, sialan, pengecut!!" umpat Ratih dalam isakan tangis.
Jalannya tampak sempoyongan dan kini sudah mengarah ke sebuah mobil yang mirip dengan mobilnya. Dengan tergesa Ratih membuka tas dan mencari kunci mobilnya. Ia belum menemukannya, tapi ada bunyi bip yang menandakan kalau mobilnya sudah tidak terkunci.
Gegas tanpa pikir panjang Ratih langsung masuk ke dalam mobil dan memilih duduk di bangku depan. Saking bingungnya, dia tidak fokus dan memilih duduk di sebelah kiri kursi pengemudi. Ratih berdecak kesal, menyesali kebodohannya dan bersiap pindah. Namun, dia sangat terkejut saat ada seseorang yang sudah duduk di kursi pengemudi menatapnya dengan bingung.
"Kamu siapa?"
Bab 1 Kepergok Selingkuh
23/12/2023
Bab 2 Bertemu Mas Sopir Ganteng
23/12/2023
Bab 3 Salah Sangka
23/12/2023
Bab 4 Ketahuan
23/12/2023
Bab 5 Kekasih Baru
23/12/2023
Bab 6 Selingkuhan Ratih
24/12/2023
Bab 7 Resto Penuh Kenangan
24/12/2023
Bab 8 Menangis Di Dadamu
24/12/2023
Bab 9 Mas Berondong Nan Menggoda
24/12/2023
Bab 10 Ajakan Kencan Pak Derryl
24/12/2023
Bab 11 Ada Untukmu
04/01/2024
Bab 12 Sakit yang Tergantikan
04/01/2024
Bab 13 Pertemuan Tak Terduga
04/01/2024
Bab 14 Tetangga Baru
04/01/2024
Bab 15 Serangan Derryl
05/01/2024
Bab 16 Berondong Ganteng
05/01/2024
Bab 17 Cemburu Membara
06/01/2024
Bab 18 Menang Telak
06/01/2024
Bab 19 Siapa Derryl
07/01/2024
Bab 20 Tukang Iseng yang Meresahkan
07/01/2024
Bab 21 You're My Circle
09/01/2024
Bab 22 Godaan Demi Godaan
09/01/2024
Bab 23 Kunjungan Pertama Ratih
10/01/2024
Bab 24 Kebohongan Di Atas Kebohongan
11/01/2024
Bab 25 Sebuah Kekhawatiran
12/01/2024
Bab 26 Pagi yang Meresahkan
13/01/2024
Bab 27 Bahagia dan Kecewa
14/01/2024
Bab 28 First Dinner
15/01/2024
Bab 29 Sebuah Penjelasan
16/01/2024
Bab 30 Sesuatu yang Mulai Ada
17/01/2024
Bab 31 Partner Kondangan
18/01/2024
Bab 32 Amarah Sang Mantan
19/01/2024
Bab 33 Izin Mencium
20/01/2024
Bab 34 Couple of Color
21/01/2024
Bab 35 Bukan Penolakan Juga Sanggahan
22/01/2024
Bab 36 Bahan Ghibah
23/01/2024
Bab 37 Kemalangan atau Keberuntungan
24/01/2024
Bab 38 Sebuah Pernyataan
25/01/2024
Bab 39 Cemburu Berbalas Rindu
26/01/2024
Bab 40 Bukan Modus, Pak Derryl
27/01/2024
Buku lain oleh Aira Tsuraya
Selebihnya