TERJEBAK CINTA SATU MALAM
KAMU, ANAYA?" ha
alkan pria sewaannya tertidur sendirian di hotel. Anaya
IBU BICAR
e arah Nyonya Hetty. "Aku dari rumah teman.
a jika Anaya berkata juju
arus fitting baju, ibu sudah membuat janji pukul
ngan lesu masuk ke dalam kamar. Anaya langsung menjatuhkan tubuhnya
kacau dan frustasi sehingga mengambil jalan pin
a hanya untuk beberapa rupiah saja. Namun, nasi sudah menjadi bubur dan Anaya tidak bisa menolaknya. Kalau dia tidak menuruti permintaan Nyo
ermintaannya. Anaya mana mungkin rela mengorbankan harta peninggalan orang tuanya jatuh di tangan orang
rlalu biar saja berlalu. Yang penting Andin masih bisa sekolah dan perusaha
di hotel. "Semoga saja setelah ini aku tidak bertemu dengannya. Meski dia ganteng da
nginap semalam, sudah ada kesibukan te
dan menghabiskan malam denganmu, begitu?" tany
ya bercanda tadinya, ternyata dia se
amu memanfa
adi aku bagaimana? M
um sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau ja
eh sambil menggelengkan kepala. Ia sudah mengenakan paka
ni, Di. Aku ingin bertanggung jawab pada d
"Sejak kapan kamu seperti ini? Bukankah kamu sudah biasa melakukan
epala kemudian tersenyum. "Lakukan saja pe
at kota. Hari ini Nyonya Hetty memang sudah membuat janji hendak melakuk
g hendak melakukan fitting ba
ari sini, ikut saya! Saya sudah sia
ukkan kepala sambil mengekor langk
it old fashion. Apa mungkin Nyonya Hetty sengaja memilih yang murah untuk memperkecil biaya pernikahan Anaya. Padahal jelas-jelas Tuan Sandoro mengucurkan banyak
, apa tidak ad
apa pilihan model baju terbaru, tapi ibumu memilih yang ini. Namun, kalau ka
ikir panjang. Biar saja Nyonya Hetty yang menanggungnya. Toh, dia tidak dirug
milik butik mengambilkan baju yang lain untuknya saat
ia sudah datang?" seru suara itu
E
pi Anaya sama sekali tidak mau bertemu dengan pria jelek itu saat ini. Dia ingin me
sedang menggoda pegawai butik di depan. Itu adalah salah satu alasan mengapa Anaya tidak mau menikah dengan Tuan Sandoro. Tidak hanya tua, mata ke
enoleh ke sana kemari mencari tempat sembunyi kemudian
kunci. Sepertinya butik itu banyak didatangi orang pagi ini sehingga ruang gantinya pen
datang," seru Tuan Sando
mbuatnya jijik apalagi setelah ini dia harus melihatny
ndot tua itu. Besok saja di
rbuka di paling ujung. Anaya cepat-cepat menutup pintu dan menguncinya. Ia la
n mata mencoba menenangkan d
i ada sosok tampan yang sedang berkacak pinggang menatap ke arahnya dengan tajam. Anaya mengangkat k
AM