Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
GADIS BERANAK SATU

GADIS BERANAK SATU

rachaa

5.0
Komentar
212
Penayangan
9
Bab

Dinda gadis yang di uji dengan hadirnya anak akibat salah pergaulan masa remaja nya. Dia hamil dengan pacarnya, akan tetapi bukanya tanggungjawab yang di dapat malah ia di tinggal pergi. Lima tahun lama nya Dinda menanggung beban mental akibat ulahnya sendiri, berdiri menguatkan hati membangun tekat kembali untuk meraih mimpi nya yang sempat terhenti. Ketika Marsel, ayah dari anak nya hadir bukan menyelesaikan masalah malah menimbulkan masalah baru bagi kelangsungan hidup Dinda. Kedatangan Marsel disinyalir mempunyai maksud tertentu selain ingin memperbaiki hubungan nya dengan keluarga Dinda.

Bab 1 PERKENALAN

Aku memang pernah bersalah, tapi bukan kah Allah maha pemaaf, bukan kah kesempatan kedua itu ada? Apakah bisa aku seperti mereka? Ya pasti bisa....

Namaku Dinda, usiaku 21tahun

Aku berstatus gadis, tapi aku sudah punya 1 anak 3 tahun usianya. Namanya Cleo, dia anak yang cerdas. Alhamdulillah dengan hadirnya dia membuat aku semakin yakin bahwa takdir yang diberikan Allah padaku adalah takdir yang terbaik untuk hidup ku.

" Assalamu'alaikum ganteng... " Kusapa anak ku setibanya ia jalan - jalan dengan ibu ku

" Waalaikumsalam maa " Jawabnya penuh senyum

Ya ia yang harus aku bahagiakan setelah apa yang telah kulakukan 4 tahun silam. Hal yang tidak pernah bisa ku ulang, ku putar, bahkan ki kembalikan.

" Dari mana anak ganteng? " Tanyaku sambil me noel pipi nya yang chabii

" Dari rumah uyut maa "

" Uyut lagi ngapain? "

" Lagi nyapu "

" He... He.. He.. "

" Nenek sehat buk? " Tanya ku pada ibuku

" Sehat, nenek mah segar bugar selalu. Tadi habis senam katanya dirumah bu RT " Jawab ibuku

Terimakasih bu engkau adalah satu-satunya orang yang tidak pernah menghardik ku ketika aku kedapatan hamil pada statusku yang masih gadis.

" Mau teh buk? " Tanyaku

" Iya boleh Din "

" Buk nanti sore Dinda mau ke rumah Lusi ya "

" Ngapain? "

" Ini buk, Lusi bilang ada kampus yang biaya nya itu terjangkau, Dinda pengen lihat lihat dulu buk "

" Din, apapun cita - citamu kejarlah.. Selagi mampu ibu dan ayah akan tetap mengupayakan untuk kebutuhan sekolahmu. Yakinlah hari esok lebih baik " Ucah ibu lembut sambil mengusap rambutku

" Iya buk, maaf kan Dinda ya "

" Sudah, yang terpenting sekarang menata kembali masa depan. Bukan soal waktu yang tertunda. Tapi cita - cita yang harus kamu kejar Din "

" Mama mau kerumah tante Lusi? " Cleo ku bertanya

" Iya sayang... Cleo mau ikut? "

" Enggak ma... "

" Loh kenapa? "

" Nggak papa ma... Cleo di rumah aja sama oma "

Sejauh ini Cleo selalu pengertian. Tidak pernah merepotkan ku. Tapi aku tak pernah membolehkan ia tidur dengan yang lain. Bagi ku Cleo milik ku.. Ya walau siang jarang sama aku, dia lebih memilih bersama ibu karena katanya kalau sama ibu apa - apa diturutin, kalau aku nanti dulu. Hee.. Hee

" Cleo sudah makan? " Tanya ku

" Sudah ma... Sama uyut tadi beli bubur ayam "

" Duh enak nya.. Mama jadi pengen "

" Oh iya maa.. Lupa " Cleo menepuk jidatnya

" Kenapa sayang? "

" Cleo lupa belikan mama bubur ayam "

" Emang Cleo punya uang? "

" Punya dong. Ini... Duaribu "

" Haa.... Ha... Ha... " Aku tertawa

Tentang siapa ayah dari Cleo aku tak pernah ambil pusing. Aku sudah memasrahkan diri ini sepenuhnya kepada ia yang berkuasa atas kelangsungan hidup ku.

Semoga besok ku dapati orang yang benar benar mau menjaga ku dan Cleo. Benar benar bisa menjadi imam yang baik.

Aamiin.....

Hujatan warga tak pernah ku hiraukan.

Begitu juga orang tua ku, tapi entah apa yang dirasa mereka berdua. Yang pasti malu minder dan yang lainya.

Tapi alhamdulillah ibuk dan ayah ku selalu menepis hujatan itu.. Mereka selalu bilang InsyaAllah akan ada hal yang indah dibalik semua kejadian ini

Hingga 4 tahun ini tak terdengar lagi hujatan mereka, ini seperti cambuk semangat untuk ku. Semangat untuk maju, semangat untuk memperbaiki nama orang tua ku, memperbaiki masa depan ku.

Setelah aku lulus dari unjian paket C. Aku memutuskan untuk menempuh pendidikan lebih lanjut. Disamping kegiatanku bejualan online aku juga menyisihkan waktu untuk mengajar ngaji anak anak di sekitarku. Tepatnya belajar mengaji bersama mereka. Menata hatiku kembali, menata iman ku dan memperbaiki ahklak ku. Yang utama adalah agar Cleo ku kelak tidak terjerumus pada gelapnya kenalakan remaja seperti aku.

Menempuh perjalanan kurang lebih 5 kilo meter aku telah tiba dirumah Lusi.

" Assalamu'alaikum... " Tok.. Tok.. Tok..

" Assalamu'alaikum " Tok.. Tok.. Tok..

Kuputuskan menunggu di depan rumahnya. Barangkali ia sedang keluar, karena tak ada sahutan terdengar dari dalam

" Loh Din, sudah lama? " Tanya Lusi yang masih diatas motor nya

" Maaf maaf aku tadi lupa kalau kamu mau kesini " Ucapnya lagi. Kini ia duduk bersebelahan dengan ku

" Belum kok Lus, paling 5 menit yang lalu aku nyampek " Jawabku

" Sebentar ya ku ambil dulu brosur nya, mari masuk. Mau minum apa? "

" Iya Lus, ah nggak usah. Nggak haus kok "

Lusi adalah teman ku. Kami berteman sejak kelas 1 SMP. Hingga memutuskan untuk menjutkan di SMA yang sama. Tapi nahas nasip kita berbeda. Alhamdulillah dia tidak mengucilkan ku. Dia tetap memberi semangat padaku.

" Nah ini " Lusi menyodorkan secarik kertas padaku

" Ya Allah beneran mudah ya Lus? " Tanyaku

" Iya prodi nya juga lengkap "

" Kamu semester berapa Lus sekarang? "

" Semester 6Din, nggak papa kuliah tidak dibatasi usia "

" Iya Lus, semoga saja aku bisa membagi waktu ya "

" Ini ada program daring lo Din, yang kuliah jarak jauh itu. Tidak perlu tatap muka "

" Masa Lus? "

" Iya Din, sekarang semua dipermudah agar mereka yang tidak ada waktu untuk pergi ke kampus tetap bisa belajar "

" Allhamdulilah... " Ku ucap syukur ini

Aku masih bisa mengasuh Cleo, bisa berjiualan online karena memang aku setiap hari live dan jam tayang sudah di tentukan.

Cleo tahun depan sudah masuk sekolah.

Tak pernah ia menanyakan mana papa nya.

Karena ibu selalu bilang kalau papa nya telah tiada. Di doakan saja semoga besok Cleo bisa bertemu papa.

" Aku pulang ya Lus, tadi pamit cuma sebentar teman ku live sebentar lagi juga datang "

" Iya Din, tetap semangat ya.. "

" Assalamu'alaikum...."

" Waalaikumsalam.... "

Di jalan tak lupa ku belikan Cleo jajanan kesukaanya. Kalau tidak pasti bisa ngomel ngomel... Mama. Bla.. Bla... Bla.... Aku senang bisa punya Cleo. Dulu diawal kelahiran nya ada seorang pasurtri yang mau mengadopsi Cleo, mereka sudah 15 tahun menikah belum punya keturunan. Sempat ibu dan ayah mau memberikan Cleo pada mereka, tujuannya agar aku tetap bisa lanjut sekolah. Akan tetapi naluri ibu setelah anaknya lahir itu berbeda. Hatiku tak ingin pisah dengan Cleo. Aku tak mau dipisahkan dengan nya, Cleo milik ku. Dan sampai kapanpun tetap milik ku.

" Assalamu'alaikum bu... "

" Waalaikumsalam... Eh Dinda, sudah pulang Din? "

" Iya bu, alhamdulillah. Nanti deh kuceritakan, Dinda mau mandi dulu "

" Iya sana mandi... "

" Cleo kemana bu? "

" Itu sama ayah lagi main ular tangga di dalam "

" Assalamu'alaikum ayah... Assalamu'alaikum anak mama... "

" Waalaikumsalam... " Jawab mereka kompak

Otomatis Cleo berlari menghampiriku.

Dia sudah tau pasti aku bawa sesuatu.

" Mama.... " Ucap nya

" Mama... "

Aku diam sejenak...

" Mama.... "

Cleo ku mulai cemberut.. Kantong kresek tak kunjung ku berikan padanya..

" Mama.... Itu apa? " Tanya Cleo ku

" He.. He.... Ini? " Tanyaku menenteng plastik itu

" Ini buat kakung, jamu... "

" Buat Cleo mana? "

" Cleo mau jamu? "

" He'eh mau... "

" Pahit lo... "

" Nggak mau... "

" Yasudah ini kasih kakung sana.. " Pintaku

" Hemmm.... Ini jamu pait, kakung tidak boleh minta... "

" Loh kok jadi begini, bagaimana ceritanya.... " Tanya ayah

" Kakung boleh makan satuu aja... " Cleo ku menyipitkan mata

" Yaudah kakung satu saja... "

" Nih kung satu tok ya.. Satu nggak boleh minta lagi... Ingat satuu.... " Sambil mengangkat jari telunjuknya..

" Iya Cleo... Pantas saja pisroll kesukaan... " Guman ayah.

BERSAMBUNG...

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku