Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Hamil dengan Mantan Bosku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Perjalanan Menjadi Dewa
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Cerita dewasa
Steve Anderson baru saja sampai di rumahnya,dengan langkah gagah dan tegasnya pria tampan berwibawa itu memasuki mansionnya.
Tap..Tap..Tap
Suara derap langkah kakinya menggema diruangan.
"Tuan Steve anda sudah ditunggu oleh tuan besar dan Nyonya besar di ruang keluarga sekarang." Ucap salah satu pelayan.
"Baiklah,terima kasih."ucap Steve.
"Sama - sama Tuan." Jawab si pelayan,tak lama kemudian sang pelayan wanita muda itu segera meninggalkan tuan mudanya sambil diam - diam tersenyum manis karena sikap sopan tuan mudanya,tuan mudanya ini adalah anak tunggal dari keluarga Anderson,dia di didik sangat keras oleh kedua orang tuanya,tetapi karena keluarga Anderson adalah keluarga bangsawan yang terpelajar dan baik, mereka selalu menjunjung tinggi dan menerapkan nilai keramahan dan kebaikan,keluarga mereka menjadi donatur tetap di setiap yayasan panti asuhan dan panti jompo,bahkan tuan Steve sendiri memiliki rumah sakit besar yang khusus memberi pengobatan gratis pada masyarakat tak mampu.
Kekayaan pendapatan mereka sangat seimbang dengan dana sosial yang dikeluarkan setiap bulannya untuk kebutuhan amal.
Steve memasuki ruang keluarga dan melihat kedua orang tuanya sedang duduk di sofa panjang sambil menyesap teh hangatnya perlahan.
"Papa..mama..aku sudah pulang." Sapa Steve.
"Hai selamat datang sayang,bagaimana harimu?" Tanya Jessy Anderson mama dari Steve.
Steve mendekati sang mama dan mengecup kening dan pipi wanita paruh Baya itu dengan penuh kasih sayang,mama Steve masih terlihat sangat cantik dan anggun.
"Seperti biasa ma,semuanya berjalan dengan sangat baik." Ucap Steve sambil tersenyum tampan pada mamanya.
"Kami ingin mengatakan sesuatu padamu nak." Ucap John Anderson papa dari Steve.
"Ingin mengatakan apa pa ?" Tanya Steve.
John segera menyerahkan sebuah foto yang berisi seorang wanita muda yang sangat cantik dan anggun.
"Dia adalah Cindy Laurens putri dari sahabat papa dan mama,keluarga Laurens adalah keluarga terpandang dan terpelajar,mereka terkenal dengan jiwa sosialnya,Cindy saat ini berusia 25 tahun,dia sedang menjalankan bisnis papanya." Ucap John.
"Kenapa ini seperti sebuah perjodohan?" Tanya Steve yang mulai curiga dengan kelakuan kedua orang tuanya.
John dan Jessy terkekeh geli melihat kebingungan putranya.
"Kau benar sayang,kami sedang ingin menjodohkanmu dengan Cindy,sudah waktunya kau menikah dan memiliki anak,mama dan papa ingin sekali menggendong anakmu di rumah,rumah ini akan terasa ramai dengan kehadiran putra dan putrimu nanti,lagi pula apa yang kau tunggu Steve,usiamu sudah 38 tahun,dan hartamu tak akan habis 7 turunan,lalu kenapa kau masih betah sekali melajang sampai sekarang ehm.." ucap Jessy.
"Mungkin karena aku jelek ma,makanya tidak laku - laku." Ucap Steve sambil tersenyum geli.
"Jangan bercanda sayang,mama tau kamu berbohong,banyak wanita yang mau denganmu tapi kamu selalu menghindari mereka semua,wajahmu sangat tampan,jadi jangan pernah mengada - Ngada,Cindy adalah gadis yang baik dan lembut,mama mengenalnya dengan sangat baik sejak dia masih kecil,selama ini kesalahan mama adalah tidak pernah memperkenalkan kalian berdua secara langsung,jadi jangan nakal dan turuti keinginan mama." Ucap Jessy lembut.
"Ma,aku mau menikah dengan wanita yang benar - benar akan tulus mencintaiku dan keluargaku,bukan dengan wanita yang hanya memandang harta keluarga kita saja." Ucap Steve lembut,dia mencoba menjelaskan dengan baik - baik kepada mamanya.
"Kau tenang saja Cindy bukan gadis yang seperti itu,dia gadis yang baik,mama bisa menjamin itu." Ucap Jessy meyakinkan.
"Hah~ baiklah,aku menyerah ma,aku akan mengikuti keinginan mama tapi dengan satu syarat." Ucap Steve.
"Benarkah,Apa itu nak ?" Tanya Jessy yang sudah sangat senang mendengar persetujuan putranya pada ide perjodohannya dengan calon menantu yang selalu dia
idam - idamkan sejak dulu.
"Aku ingin menguji ketulusan dan kesetiaannya terlebih dulu sebelum berlanjut ke jenjang pelaminan." Ucap Steve.
"Bagaimana caranya ?" Tanya John.
"Katakan saja padanya jika aku buta karena kecelakaan dan masih menunggu donor mata yang entah sampai kapan datangnya." Ucap Steve.
"Hah ? Bagaimana caranya kau bisa merencanakan hal konyol seperti ini?" Tanya Jessy.
"Aku ingin tau ketulusannya merawatku,dan biarkan aku tinggal sendiri di apartemenku bersamanya."ucap Steve.
"Kenapa kalian tidak menikah dulu saja,dia masih gadis,keluarga kita dan keluarganya sama - sama terpandang,sangat tidak baik untuknya jika mendapatkan persepsi buruk dari kalangan masyarakat." Ucap Jessy yang tidak setuju dengan ide tinggal bersama sebelum menikah.
"Baiklah,sesuai keinginan mama,aku akan menikahinya terlebih dahulu,tapi jika tidak cocok aku akan menceraikannya segera,bagaimana apa mama setuju?" Tanya Steve.
Jessy menggigit bibirnya gugup,ini seperti dihadapkan dengan pilihan yang buruk.
"Ehm..baiklah mama setuju,tapi berjanjilah pada mama jika kau akan memperlakukannya dengan baik saat dia sudah menjadi istrimu nanti." Ucap Jessy.
Steve terkekeh geli melihat raut panik mamanya,dia sangat tau jika mamanya ini sangat menyayangi gadis yang bernama Cindy itu,makanya mamanya begitu panik saat mendengar kata perceraian keluar dari mulutnya,oh ayolah Steve bukan orang yang sekejam itu,dia pria dewasa yang memikirkan segala sesuatunya dengan sangat matang sebelum bertindak.
"Kenapa mama yakin sekali jika dia akan menerimaku ?"tanya Steve.
"Karena dia gadis yang baik,dan mama sangat mengenalnya,mama sudah menganggapnya seperti putri kandung mama sendiri sejak dia masih kecil,kau tau dia sudah berhasil mencuri hati mama sejak dia masih kecil,dia anak yang sangat lembut dan penurut,bahkan keluarganya saja sampai tak tega berbicara kasar padanya." Ucap Jessy.
Steve mengangguk mendengar perkataan mamanya tentang Cindy.
"Baiklah,jika dia mau menerimaku maka kami akan menikah,tetapi jika dia tidak mau menerimaku maka katakan selamat tinggal pada ide mama tentang perjodohan kami." Ucap Steve santai.
"Oh..baiklah sayang,kepala mama tiba- tiba menjadi sangat pusing sekarang,baiklah sebaiknya sekarang kau membersihkan diri dan segera makan malam bersama kami,karena setelah makan malam papa dan mama akan pergi ke rumahnya untuk membicarakan tentang hal ini pada mereka." Ucap Jessy.
"Baiklah pa..ma..aku permisi dulu." Pamit Steve.
John dan Jessy menganggukkan kepalanya menanggapi putra semata wayang mereka berdua yang berpamitan kembali ke kamarnya.
Malam itu keluarga Anderson makan malam dengan tenang,berbagai macam masakan yang di masak oleh Jessy terasa sangat enak.
Setelah selesai makan malam,Steve kembali ke kamarnya untuk beristirahat,berhubung besok adalah hari Sabtu maka dia akan memanfaatkan waktu liburnya untuk beristirahat dengan baik,berbeda dengan mama dan papanya yang sudah berangkat di kediaman keluarga Laurens.
Di kediaman keluarga Laurens.
Cindy sedang bersantai dengan memakan kue kering sambil menonton film komedi bersama dengan papa dan mamanya,Cindy adalah anak kedua dan yang terakhir dari pasangan keluarga Laurens,dia masih memiliki kakak laki - kaki yang sudah menikah dan tinggal bersama istrinya di Amerika,berhubung kakaknya sangat posesif dan sangat menyayangi adiknya,pria itu sering menghubungi adiknya dan menanyakan kabar adik beserta orang tuanya yang berada di negara asalnya yaitu Inggris,Antony Laurens bersama sang istri yaitu Margareth Laurens memilih menetap di Amerika karena bisnis perusahaan yang dibangun oleh Anthony dari 0 memang berpusat di Amerika.
Cindy menonton televisi yang menayangkan film komedi sambil ditemani oleh papanya Edward Laurens dan mamanya Liliana Laurens,sang papa terus saja memeluk dan mengusap kepala putrinya sayang,dia memang sangat menyayangi sang putri.
"Tuan dan nyonya,keluarga Anderson datang ingin menemui anda." Ucap salah satu pelayan.
"Baik,terima kasih." Jawab Liliana.
Mereka bertiga saling berpandangan bingung dan akhirnya mereka menemui sahabatnya.
"Sayang,papa dan mama angkatmu datang,sebaiknya kamu menyapa mereka."ucap Edward.
"Baik papa." Balas Cindy lembut.
"Anak pintar." Puji Edward sambil mengusap kepala putrinya sayang.
Cindy hanya tersenyum manis membalas pujian papanya,Cindy memaklumi segala perlakuan orang tua dan kakaknya yang selalu menganggapnya seperti anak kecil.
Saat sudah di ruang tamu,Cindy segera mendekati pasangan Anderson untuk menyapa,Cindy memeluk keduanya dan mencium pipi mereka masing - masing.
"Papa John dan mama Jessy,bagaimana kabar kalian,sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan kalian,sehingga membuatku sangat rindu pada kalian berdua." Ucap Cindy.
"Oh ya ampun putri kecilku ini sangat manis sekali." Ucap Jessy sambil mengecupi wajah Cindy gemas.
Cindy hanya terkekeh anggun menanggapi kelakuan mama Jessy.
"Oh sayang,maafkan papa,sudah setengah tahun kita tidak bertemu,selama ini banyak sekali masalah yang terjadi pada keluarga kami sayang,hingga papa dan mama tidak sempat memberi kabar pada keluarga kalian." Ucap John.
Edward,Liliana,dan Cindy sontak terkejut mendengar ucapan John.
"Memang apa yang terjadi dengan keluarga kalian John ?" Tanya Edward.
"Kami disibukkan dengan pekerjaan dan 3 bulan lalu putra kami baru saja mengalami musibah yang sangat fatal." Ucap John.
Liliana memegang tangan Jessy dan menuntun sahabat perempuannya yang sudah menangis itu ke sofa panjang untuk duduk.
"Hei,ada apa sebenarnya tolong jangan membuat kami semakin khawatir pada keluarga kalian." Ucap Liliana.