Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Tuan Muda Billionaire Pura - Pura Buta

Tuan Muda Billionaire Pura - Pura Buta

Rynami

5.0
Komentar
118
Penayangan
1
Bab

Steve Anderson adalah pengusaha sukses yang sangat kaya raya dan berdarah bangsawan,usia yang sudah terbilang matang dan kekayaan yang melimpah membuat orang tua Steve menjodohkannya dengan Cindy Laurens putri dari sahabatnya,namun Steve benar - benar ingin menikahi wanita yang benar - benar tulus padanya tanpa memandang hartanya,hingga ia mengajukan persyaratan pada orang tuanya jika dia akan menerima perjodohan itu dengan syarat akan menguji terlebih dahulu ketulusan dan kebaikan calon istri pilihan orang tuanya dengan pura - pura menjadi orang yang buta. Bisakah Cindy menerima keadaan Steve yang buta menjadi suaminya ?

Bab 1 Perkenalan

Steve Anderson baru saja sampai di rumahnya,dengan langkah gagah dan tegasnya pria tampan berwibawa itu memasuki mansionnya.

Tap..Tap..Tap

Suara derap langkah kakinya menggema diruangan.

"Tuan Steve anda sudah ditunggu oleh tuan besar dan Nyonya besar di ruang keluarga sekarang." Ucap salah satu pelayan.

"Baiklah,terima kasih."ucap Steve.

"Sama - sama Tuan." Jawab si pelayan,tak lama kemudian sang pelayan wanita muda itu segera meninggalkan tuan mudanya sambil diam - diam tersenyum manis karena sikap sopan tuan mudanya,tuan mudanya ini adalah anak tunggal dari keluarga Anderson,dia di didik sangat keras oleh kedua orang tuanya,tetapi karena keluarga Anderson adalah keluarga bangsawan yang terpelajar dan baik, mereka selalu menjunjung tinggi dan menerapkan nilai keramahan dan kebaikan,keluarga mereka menjadi donatur tetap di setiap yayasan panti asuhan dan panti jompo,bahkan tuan Steve sendiri memiliki rumah sakit besar yang khusus memberi pengobatan gratis pada masyarakat tak mampu.

Kekayaan pendapatan mereka sangat seimbang dengan dana sosial yang dikeluarkan setiap bulannya untuk kebutuhan amal.

Steve memasuki ruang keluarga dan melihat kedua orang tuanya sedang duduk di sofa panjang sambil menyesap teh hangatnya perlahan.

"Papa..mama..aku sudah pulang." Sapa Steve.

"Hai selamat datang sayang,bagaimana harimu?" Tanya Jessy Anderson mama dari Steve.

Steve mendekati sang mama dan mengecup kening dan pipi wanita paruh Baya itu dengan penuh kasih sayang,mama Steve masih terlihat sangat cantik dan anggun.

"Seperti biasa ma,semuanya berjalan dengan sangat baik." Ucap Steve sambil tersenyum tampan pada mamanya.

"Kami ingin mengatakan sesuatu padamu nak." Ucap John Anderson papa dari Steve.

"Ingin mengatakan apa pa ?" Tanya Steve.

John segera menyerahkan sebuah foto yang berisi seorang wanita muda yang sangat cantik dan anggun.

"Dia adalah Cindy Laurens putri dari sahabat papa dan mama,keluarga Laurens adalah keluarga terpandang dan terpelajar,mereka terkenal dengan jiwa sosialnya,Cindy saat ini berusia 25 tahun,dia sedang menjalankan bisnis papanya." Ucap John.

"Kenapa ini seperti sebuah perjodohan?" Tanya Steve yang mulai curiga dengan kelakuan kedua orang tuanya.

John dan Jessy terkekeh geli melihat kebingungan putranya.

"Kau benar sayang,kami sedang ingin menjodohkanmu dengan Cindy,sudah waktunya kau menikah dan memiliki anak,mama dan papa ingin sekali menggendong anakmu di rumah,rumah ini akan terasa ramai dengan kehadiran putra dan putrimu nanti,lagi pula apa yang kau tunggu Steve,usiamu sudah 38 tahun,dan hartamu tak akan habis 7 turunan,lalu kenapa kau masih betah sekali melajang sampai sekarang ehm.." ucap Jessy.

"Mungkin karena aku jelek ma,makanya tidak laku - laku." Ucap Steve sambil tersenyum geli.

"Jangan bercanda sayang,mama tau kamu berbohong,banyak wanita yang mau denganmu tapi kamu selalu menghindari mereka semua,wajahmu sangat tampan,jadi jangan pernah mengada - Ngada,Cindy adalah gadis yang baik dan lembut,mama mengenalnya dengan sangat baik sejak dia masih kecil,selama ini kesalahan mama adalah tidak pernah memperkenalkan kalian berdua secara langsung,jadi jangan nakal dan turuti keinginan mama." Ucap Jessy lembut.

"Ma,aku mau menikah dengan wanita yang benar - benar akan tulus mencintaiku dan keluargaku,bukan dengan wanita yang hanya memandang harta keluarga kita saja." Ucap Steve lembut,dia mencoba menjelaskan dengan baik - baik kepada mamanya.

"Kau tenang saja Cindy bukan gadis yang seperti itu,dia gadis yang baik,mama bisa menjamin itu." Ucap Jessy meyakinkan.

"Hah~ baiklah,aku menyerah ma,aku akan mengikuti keinginan mama tapi dengan satu syarat." Ucap Steve.

"Benarkah,Apa itu nak ?" Tanya Jessy yang sudah sangat senang mendengar persetujuan putranya pada ide perjodohannya dengan calon menantu yang selalu dia

idam - idamkan sejak dulu.

"Aku ingin menguji ketulusan dan kesetiaannya terlebih dulu sebelum berlanjut ke jenjang pelaminan." Ucap Steve.

"Bagaimana caranya ?" Tanya John.

"Katakan saja padanya jika aku buta karena kecelakaan dan masih menunggu donor mata yang entah sampai kapan datangnya." Ucap Steve.

"Hah ? Bagaimana caranya kau bisa merencanakan hal konyol seperti ini?" Tanya Jessy.

"Aku ingin tau ketulusannya merawatku,dan biarkan aku tinggal sendiri di apartemenku bersamanya."ucap Steve.

"Kenapa kalian tidak menikah dulu saja,dia masih gadis,keluarga kita dan keluarganya sama - sama terpandang,sangat tidak baik untuknya jika mendapatkan persepsi buruk dari kalangan masyarakat." Ucap Jessy yang tidak setuju dengan ide tinggal bersama sebelum menikah.

"Baiklah,sesuai keinginan mama,aku akan menikahinya terlebih dahulu,tapi jika tidak cocok aku akan menceraikannya segera,bagaimana apa mama setuju?" Tanya Steve.

Jessy menggigit bibirnya gugup,ini seperti dihadapkan dengan pilihan yang buruk.

"Ehm..baiklah mama setuju,tapi berjanjilah pada mama jika kau akan memperlakukannya dengan baik saat dia sudah menjadi istrimu nanti." Ucap Jessy.

Steve terkekeh geli melihat raut panik mamanya,dia sangat tau jika mamanya ini sangat menyayangi gadis yang bernama Cindy itu,makanya mamanya begitu panik saat mendengar kata perceraian keluar dari mulutnya,oh ayolah Steve bukan orang yang sekejam itu,dia pria dewasa yang memikirkan segala sesuatunya dengan sangat matang sebelum bertindak.

"Kenapa mama yakin sekali jika dia akan menerimaku ?"tanya Steve.

"Karena dia gadis yang baik,dan mama sangat mengenalnya,mama sudah menganggapnya seperti putri kandung mama sendiri sejak dia masih kecil,kau tau dia sudah berhasil mencuri hati mama sejak dia masih kecil,dia anak yang sangat lembut dan penurut,bahkan keluarganya saja sampai tak tega berbicara kasar padanya." Ucap Jessy.

Steve mengangguk mendengar perkataan mamanya tentang Cindy.

"Baiklah,jika dia mau menerimaku maka kami akan menikah,tetapi jika dia tidak mau menerimaku maka katakan selamat tinggal pada ide mama tentang perjodohan kami." Ucap Steve santai.

"Oh..baiklah sayang,kepala mama tiba- tiba menjadi sangat pusing sekarang,baiklah sebaiknya sekarang kau membersihkan diri dan segera makan malam bersama kami,karena setelah makan malam papa dan mama akan pergi ke rumahnya untuk membicarakan tentang hal ini pada mereka." Ucap Jessy.

"Baiklah pa..ma..aku permisi dulu." Pamit Steve.

John dan Jessy menganggukkan kepalanya menanggapi putra semata wayang mereka berdua yang berpamitan kembali ke kamarnya.

Malam itu keluarga Anderson makan malam dengan tenang,berbagai macam masakan yang di masak oleh Jessy terasa sangat enak.

Setelah selesai makan malam,Steve kembali ke kamarnya untuk beristirahat,berhubung besok adalah hari Sabtu maka dia akan memanfaatkan waktu liburnya untuk beristirahat dengan baik,berbeda dengan mama dan papanya yang sudah berangkat di kediaman keluarga Laurens.

Di kediaman keluarga Laurens.

Cindy sedang bersantai dengan memakan kue kering sambil menonton film komedi bersama dengan papa dan mamanya,Cindy adalah anak kedua dan yang terakhir dari pasangan keluarga Laurens,dia masih memiliki kakak laki - kaki yang sudah menikah dan tinggal bersama istrinya di Amerika,berhubung kakaknya sangat posesif dan sangat menyayangi adiknya,pria itu sering menghubungi adiknya dan menanyakan kabar adik beserta orang tuanya yang berada di negara asalnya yaitu Inggris,Antony Laurens bersama sang istri yaitu Margareth Laurens memilih menetap di Amerika karena bisnis perusahaan yang dibangun oleh Anthony dari 0 memang berpusat di Amerika.

Cindy menonton televisi yang menayangkan film komedi sambil ditemani oleh papanya Edward Laurens dan mamanya Liliana Laurens,sang papa terus saja memeluk dan mengusap kepala putrinya sayang,dia memang sangat menyayangi sang putri.

"Tuan dan nyonya,keluarga Anderson datang ingin menemui anda." Ucap salah satu pelayan.

"Baik,terima kasih." Jawab Liliana.

Mereka bertiga saling berpandangan bingung dan akhirnya mereka menemui sahabatnya.

"Sayang,papa dan mama angkatmu datang,sebaiknya kamu menyapa mereka."ucap Edward.

"Baik papa." Balas Cindy lembut.

"Anak pintar." Puji Edward sambil mengusap kepala putrinya sayang.

Cindy hanya tersenyum manis membalas pujian papanya,Cindy memaklumi segala perlakuan orang tua dan kakaknya yang selalu menganggapnya seperti anak kecil.

Saat sudah di ruang tamu,Cindy segera mendekati pasangan Anderson untuk menyapa,Cindy memeluk keduanya dan mencium pipi mereka masing - masing.

"Papa John dan mama Jessy,bagaimana kabar kalian,sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan kalian,sehingga membuatku sangat rindu pada kalian berdua." Ucap Cindy.

"Oh ya ampun putri kecilku ini sangat manis sekali." Ucap Jessy sambil mengecupi wajah Cindy gemas.

Cindy hanya terkekeh anggun menanggapi kelakuan mama Jessy.

"Oh sayang,maafkan papa,sudah setengah tahun kita tidak bertemu,selama ini banyak sekali masalah yang terjadi pada keluarga kami sayang,hingga papa dan mama tidak sempat memberi kabar pada keluarga kalian." Ucap John.

Edward,Liliana,dan Cindy sontak terkejut mendengar ucapan John.

"Memang apa yang terjadi dengan keluarga kalian John ?" Tanya Edward.

"Kami disibukkan dengan pekerjaan dan 3 bulan lalu putra kami baru saja mengalami musibah yang sangat fatal." Ucap John.

Liliana memegang tangan Jessy dan menuntun sahabat perempuannya yang sudah menangis itu ke sofa panjang untuk duduk.

"Hei,ada apa sebenarnya tolong jangan membuat kami semakin khawatir pada keluarga kalian." Ucap Liliana.

"Sebenarnya 3 bulan lalu putra kami Steve mengalami kecelakaan mobil hingga menyebabkan matanya menjadi buta." Ucap Jessy sambil menangis terisak.

"Ya ampun,bagaimana bisa terjadi ? Tetapi kenapa kami tidak mendengar berita apapun tentang kasus kecelakaan mobil anakmu selama ini." Tanya Liliana.

"Hah~waktu itu Steve sedang lembur bekerja sampai tengah malam,saat itu Steve masih dinas keluar kota hingga tiba - tiba ada pengendara mobil yang memotong haluan sembarangan,dan akhirnya Steve memilih membanting stirnya dan menabrakkan dirinya ke pembatas jalan,karena saking kencangnya kepala Steve mengalami benturan yang sangat keras dan matanya terkena serpihan kaca hingga menyebabkan dia buta,saat ini kami masih menunggu donor mata yang cocok untuk mengoperasi matanya segera." Ucap Jessy.

"Astaga,kasihan sekali Steve ." Ucap Liliana yang juga ikut shock mendengar cerita dari Jessy.

"Karena kami tidak ingin berita ini sampai di tengah masyarakat, kami segera menutup kasus tersebut dan membungkam media masa agar tidak ada yang tau masalah ini." Ucap John menambahkan.

"Lalu bagaimana dengan

keadaan Steve sekarang?" Tanya Edward.

"Dia mulai bisa menerima kondisinya dengan lapang,hanya saja tujuan kami datang di kediaman kalian malam - malam begini karena kami menginginkan sesuatu dari kalian." Ucap John.

Edward dan Liliana mengangguk mengerti dengan ucapan kedua sahabatnya.

"Kalian menginginkan apa dari kami,tidak apa jangan sungkan kalian katakan saja." Ucap Edward.

"Kedatangan kami kemari ingin menjodohkan Steve dengan Cindy,aku berharap putri kalian bisa menerima kondisi Steve apa adanya dan Cindy mau menikah dengan putraku." Ucap John.

DEG

Edward,Liliana,dan Cindy mematung,mereka bertiga sangat terkejut dan tidak percaya dengan permintaan pasangan Anderson ini.

Lalu tak lama kemudian Edward dan Liliana tersenyum lembut menatap putrinya.

"Sayang,kamu tau bukan jika keluarga Anderson berhubungan sangat baik dengan kita." Ucap Edward.

"Mama dan papa tidak akan memaksamu,semua pilihan ada di tanganmu sayang." Ucap Liliana.

"Bisakah kalian memberikanku waktu untuk berpikir dan bolehkah aku bertemu dengan tuan Steve terlebih dahulu." Ucap Cindy.

"Oh sayang,tentu saja sangat bisa cantik,kau bisa bertemu dengannya dulu besok pagi dan tolong jangan panggil dia tuan Steve,rasanya sangat tua sekali sayang,cukup kau panggil dia Steve saja." Ucap Jessy.

"Baiklah aku mengerti ma." Ucap Cindy.

"Ya sudah kami pamit terlebih dahulu karena hari sudah malam,oh iya jangan lupa jika kamu menunggu kedatangan kalian di kediaman kami besok pagi ." Ucap pasangan Anderson.

"Baiklah,kami akan datang besok pagi,kalian tenang saja." Ucap Edward.

"Hati - hati di jalan ya papa John dan mama Jessy." Ucap Cindy.

"Terima kasih sayang." Ucap pasangan Anderson.

Mereka berdua sudah meninggalkan kediaman Laurens.

"Akting ku bagus bukan ." Ucap Jessy.

"Ya,aku tidak menyangka jika kau sampai menangis seperti itu sayang." Ucap John.

"Tidak apa - apa sayang,semua yang aku lakukan hanya demi calon menantu idamanku saja." Ucap Jessy.

"Ya.. ya.. ya,baiklah terserah kau saja sayang." Ucap John.

Keesokan paginya sesuai janji mereka pada keluarga Anderson,keluarga Laurens berkumpul di ruang tamu keluarga Anderson,Cindy tampil dengan penampilannya yang sederhana namun sangat anggun di mata orang lain.

Tampaklah John dan Jessy yang sedang menuntun Steve berjalan.

"Sayang,perkenalkan ini adalah putra papa John dan mama Jessy,namanya adalah Steve Anderson." Ucap Jessy.

Cindy menghampiri Steve dan memperhatikan setiap detail kondisi Steve.

"Senang berkenalan denganmu Steve namaku Cindy Laurens." Ucap Cindy yang sudah membawa genggaman tangan Steve ke tangannya untuk bersalaman.

"Senang juga berkenalan denganmu Cindy,maaf aku tidak melihatmu." Ucap Steve.

"Tidak apa,aku sangat mengerti kondisimu,mari kita berbicara sambil duduk agar kau tidak lelah." Ajak Cindy.

Cindy menuntun Steve dengan perlahan dan hati - hati,lalu mendudukkannya perlahan di sofa.

Steve berusaha keras agar dirinya terlihat buta secara alami,dia akui jika gadis bernama Cindy ini sangat cantik sekali,dia juga terlihat sangat kalem.

"Steve aku sudah mendengar semua cerita tentang kecelakaan mu dari orang tuamu,dan sekarang aku akan bertanya padamu dengan sungguh - sungguh." Ucap Cindy,gadis itu dengan lembut menggenggam kedua tangan Steve perlahan.

"Ada apa nona Cindy?" Tanya Steve.

"Apa kau setuju dengan perjodohan ini ? Karena Bagaimana pun juga pernikahan adalah hal sakral yang hanya sekali seumur hidup,jadi aku benar - benar ingin langsung mendengar sendiri persetujuanmu,aku tidak

Masalah dengan kondisimu tetapi aku membutuhkan persetujuan mu juga,jujur aku khawatir padamu,bukan karena kondisi fisikmu,tapi aku cemas karena kau yang belum pernah melihatku,bagaimana jika kau tidak menyukaiku dan aku bukan wanita tipemu,tentu saja aku bingung tuan Steve ." Ucap Cindy.

DEG

Semua orang terkejut mendengar pernyataan Cindy,termasuk Steve ,mereka semua tidak menyangka jika yang Cindy cemaskan bukanlah kondisi fisik Steve yang buta,tetapi dia mengkhawatirkan Steve yang tidak mau menerimanya.

"Nona,untuk apa kau mengkhawatirkan hal itu,apa gunanya memikirkan hal itu sedangkan aku sendiri buta,jadi untuk apa aku memilih - milih wanita,yang terpenting bagiku sekarang adalah adanya seorang wanita yang sungguh - sungguh mau menerima kondisiku." Ucap Steve.

Cindy sungguh sangat iba melihat kondisi pria yang ada di depannya ini,sejak dulu dia memang tak pernah tega melihat orang kesusahan.

Cindy memeluk Steve dan menepuk lembut punggung tegap pria itu seakan menguatkan,dan hal itu membuat Steve terkejut bukan main,dia tidak menyangka jika di dunia ini masih ada wanita sebaik ini.

"Aku percaya kau akan sembuh suatu saat nanti tuan Steve,yang terpenting kau tidak boleh putus asa." Ucap Cindy.

"Nona Cindy bagaimana dengan dirimu sendiri?" Tanya Steve.

"Hah~ aku sudah bilang sebelumnya bukan,jika aku tidak masalah dengan fisikmu,aku akan menerimamu apa adanya dan akan merawatku dengan baik,tapi jika kau setuju juga." Ucap Cindy

"Baiklah mari kita menikah nona Cindy,aku setuju dengan rencana pernikahan ini,tapi kau harus tau semenjak aku buta,aku sudah tidak bisa bekerja lagi,bagaimana dengan kehidupan rumah tangga kita nanti,apa kau tidak keberatan jika finansial kita di dukung oleh orang tuaku sementara waktu ?" Ucap Steve.

Cindy terkekeh dengan ucapan Steve,dia tidak menyangka jika pria ini masih

sempat - sempatnya memikirkan hal ini.

"Kau tenang saja tuan Steve ,aku masih bekerja dan menghasilkan uang,jadi kau tidak perlu memikirkan hal seperti itu." Ucap Cindy.

Dari sini Steve barusan menyadari jika mamanya tak salah memilihkan pasangan hidup untuknya,Cindy memang benar - benar wanita yang baik dan tidak materialistis,tapi jujur saja harga dirinya sebagai laki - laki terluka mendengar ucapan Cindy yang bersedia menanggung kebutuhan rumah tangga mereka saat menikah nanti.

"Tidak boleh seperti itu nona,bagaimana pun juga aku adalah suamimu nanti,jadi aku harus bertanggung jawab penuh dengan semua kebutuhan rumah tangga kita nanti,meskipun harus menggunakan uang orang tuaku untuk sementara waktu." Ucap Steve.

"Tidak..tidak,aku tetap akan menolaknya,aku akan menerima uangmu nanti saat kau

benar - benar sembuh total,dan untuk selama itu aku yang akan bertanggung jawab penuh untuk semua kebutuhan kita,aku juga akan menolak semua uang pemberian dari orang tua kita,karena aku ingin rumah tangga kita bisa mandiri tanpa merepotkan orang lain,bukankah hal ini juga salah satu kewajiban pasangan suami istri yaitu saling mendukung satu sama lain,jika kau ingin menjadi kepala rumah tangga yang sepenuhnya, maka cepatlah sembuh,semoga kau bisa segera mendapatkan donor mata untuk pengobatan matamu secepatnya." Ucap Cindy sambil menepuk kecil lengan Steve.

"Baiklah,aku mohon bantuanmu nona Cindy." Ucap Steve.

"Jangan berkata begitu tuan Steve ,Bukankah gunanya sepasang suami istri adalah saling melengkapi satu sama lain." Ucap Cindy sambil tersenyum manis.

"Kau benar nona Cindy ,terima kasih banyak." Ucap Steve.

"Sama - sama tuan Steve." Ucap Cindy.

"Jadi kita akan berbesan John?" Tanya Edward.

"Ya kita akan berbesan." Ucap John sambil tersenyum lebar.

Mereka berpelukan satu sama lain dengan hati yang lega karena keluarga mereka memutuskan untuk saling mengikat hubungan kekeluargaan dengan ikatan sebuah pernikahan anak - anak mereka.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Tuan Muda Billionaire Pura - Pura Buta
1

Bab 1 Perkenalan

17/06/2023