Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mainan Tuan Muda

Mainan Tuan Muda

Eunoia1

5.0
Komentar
36.9K
Penayangan
141
Bab

"Jujur aja, pelacur semalam yang gue sewa itu lo, kan?" bisik Arion, membuat tubuh Fiona bergetar ketakutan karena identitas nya ada yang mengetahui. Parahnya oleh most wanted paling berbahaya di sekolah nya. Ketidaksengajaan dimana Arion yang membeli keperawanan Fiona, malah menjadi petaka bagi perempuan malang itu karena setelah ini Arion tidak akan melepaskan nya dan menjadikan Fiona mainan kesukaannya.

Bab 1 Pelanggan Pertama

"Hanya satu-satunya jalan ini yang bisa kamu lakukan untuk bantu biaya pengobatan Ibu kamu, Fiona. Tante akan berusaha bantu supaya keperawanan kamu itu bisa di beli dengan harga mahal. Jangan menangis!" Masih teringat jelas perkataan Tante nya beberapa waktu lalu di kepala Fiona.

Sial nya air matanya ini belum mau berhenti menetes juga, dadanya sesak dengan kepala yang terasa pening karena sebentar lagi sesuatu yang berharga darinya akan hilang. Mendengar suara pintu kamar hotel terbuka, membuat tubuh Fiona menegang. Dengan perlahan melirik ke arah pintu, melihat seorang pria yang baru masuk.

"Oh waw ternyata Madam gak salah jual lo, yah not bad lah. Cukup oke untuk harga lima puluh juta," kata pria itu sambil menjilat bibir bawahnya. Memperhatikan lekat perempuan yang duduk di sisi ranjang yang menatap nya takut-takut. Sial ditatap seperti itu saja sudah membuat libido nya naik, apa-apaan ini?!

Lain hal nya dengan yang dirasakan Fiona, betapa syok nya Ia karena pelanggan yang membeli keperawanannya adalah Arion. Ia sampai mengucek matanya khawatir salah melihat, tapi wajah tampan itu tidak berubah juga.

Bibir bawahnya Fiona gigit melihat pria itu berjalan mendekati nya, perasaannya semakin dibuat gugup. "Apa yang harus aku lakukan? Semoga saja dia tidak kenal aku," Batin Fiona.

Saat Arion duduk tepat di sebelah Fiona, Ia hanya bisa menundukkan kepala dengan kedua tangan bertaut di atas paha nya yang terbuka karena gaun nya terlampau pendek. Tangan besar Arion lalu terangkat membawa beberapa helaian rambut nya, lalu didekatkan ke hidungnya untuk mencium wangi shampo nya, hingga membuat pria itu mendesah berat menikmati.

Kedua mata Arion kembali terbuka setelah merasa cukup puas menikmati wangi rambut dengan aroma segar itu. Matanya memperhatikan wajah perempuan itu, dari samping saja sudah cantik dengan pahatan yang sempurna.

"Nama lo Valeria, kan? Katanya lo masih perawan, yah gak papa lah sesekali seks sama cewek yang belum punya pengalaman. Malam ini, gue aja yang mimpin. Biar setelah malam ini lo bisa punya pengalaman untuk tidur sama pelanggan lain," ucap Arion dengan suara berat karena dari tadi menahan hasrat.

Betapa sakit hati nya Fiona saat mendengar itu, seolah dirinya dianggap akan selamanya menjajakan tubuhnya sebagai pelacur. Ingin sekali Ia membantah. Dengan perlahan Fiona menoleh membalas tatapan pria itu. "Bisa kita langsung saja? Aku.. Aku gak bisa lama-lama di sini, aku harus pergi," pinta nya dengan suara pelan.

"Memangnya lo mau kemana? Apa sudah ada yang booking lo lagi?" Arion lalu terkekeh sinis. "Gue udah beli lo mahal, malam ini sampai besok pagi cuman gue yang boleh sentuh lo, gak ada yang lain!" desis nya dengan tatapan tajam.

Baru saja Fiona membuka mulut untuk menjelaskan, tapi Ia malah terpekik saat tubuhnya di dorong dengan keras hingga berbaring di kasur. Kedua matanya membola melihat Arion mulai membuka kemejanya dengan buru-buru, diikuti celana nya dan hanya menyisakan celana dalam berwarna hitam. Saat Fiona akan bangun, bahunya malah ditahan Arion membuatnya kembali berbaring dengan pria itu kini di atas nya.

"Mau kemana sayang? Jangan takut, gue tahu ini pengalaman pertama lo," bisik Arion tepat di depan wajahnya. Posisi mereka sangat dekat, bahkan hidung mancung keduanya sampai bersentuhan. "Lo diam saja, biar gue yang puasin," lanjut Arion lalu mulai mencium bibir merah perempuan itu yang dari tadi menggoda nya.

Fiona hanya diam saja dengan kedua mata terpejam, bibir nya terasa kaku mendapatkan kecupan dan lumatan yang diberikan Arion. "Buka mulut lo!" Dan saat diperintah seperti itu, Fiona pun hanya menurut lalu tidak lama merasakan lidah Arion yang masuk dan membelai lidahnya dengan serangan menggoda.

Merasakan pasokan oksigen nya semakin menipis, membuat Fiona berusaha mendorong dada Arion untuk melepaskannya. Untungnya pria itu mengerti dan menghentikan ciuman, membuat Fiona pun langsung menghirup udara dengan rakus. Tetapi ternyata Arion belum berhenti, wajahnya malah turun dan berganti mengecupi leher nya lalu menggigit-gigiti membuatnya sesekali meringis pelan.

Bukannya menikmati sentuhan pria itu, mata Fiona malah berkaca-kaca karena tidak menyangka tubuhnya dapat dinikmati oleh lelaki lain, padahal Fiona sempat berpegang teguh jika Ia hanya akan memberikan tubuhnya pada suaminya nanti. Tetapi memang tidak ada yang tahu masa depan, apalagi keadaan nya saat ini sedang terpuruk. Semua demi Ibunya yang kini terbaring kritis di rumah sakit.

Arion lalu mengangkat wajahnya saat mendengar isakan pelan di dekat nya, saat wajah cantik itu Ia tatap ternyata benar sedang menangis. Kedua tangannya lalu menangkup wajah itu, membuat mereka bertatapan. "Hei kenapa nangis? Gue belum masukin loh," tanyanya agak konyol, yakin sekali pasti pelacur sewaan nya ini sedang memikirkan sesuatu.

Sebenarnya Arion tidak suka kalau berhubungan badan dengan perempuan cengeng dan tidak punya pengalaman seperti ini, tapi nafsunya sudah di ubun-ubun apalagi wangi tubuh pelacur nya ini membuatnya mabuk hingga rasanya ingin Ia tempeli terus. Seharusnya pelacur nya ini berterima kasih karena Ia mau memuaskan nya, sedangkan biasanya Arion lebih suka dilayani.

"Ma-maaf, aku gak papa, kamu bisa lanjutkan," jawab Fiona seraya menghapus air mata di pipi nya. Ia takut mood Arion jadi rusak, nanti tidak jadi lagi membayar nya.

Melihat pria itu mengangguk, membuat Fiona pun lega. Arion lalu menarik tangan nya hingga membuat keduanya terduduk. "Buka baju lo, jangan ada yang disisakan. Jangan malu!" perintah Arion tegas tanpa menerima penolakan.

Sempat Fiona menatap Arion memelas seolah merasa keberatan, tapi melihat tatapan pria itu yang semakin tajam dengan gigi bergemeletuk membuat nyali nya ciut dan dengan terpaksa menurunkan tali tipis di pundak nya. Selama membuka satu persatu pakaian di tubuh nya, Fiona terus menundukan kepala karena malu. Ia ingin kembali menangis, tapi berusaha ditahan karena khawatir Arion marah.

Saat Fiona akan membuka kaitan bra nya, tangannya malah ditahan membuat kepalanya otomatis terangkat dan sedikit tersentak karena posisi wajah mereka yang sangat dekat. Arion lalu menyatukan lagi bibir mereka, mengecup nya dengan tergesa-gesa dan mendorong tubuhnya hingga berbaring lagi di ranjang. Tangan Arion lalu menelusup ke balik punggung Fiona, membuka kaitan bra nya yang tadi sempat tertunda.

"Aww jangan!" pekik Fiona yang terkejut sendiri, segera Ia pun menutupi bagian dada nya dengan tangan. Tetapi Arion yang lebih kuat menarik tangannya hingga tidak menghalangi lagi.

Mata Arion terlihat berkabut menatap dua gundukan besar itu. "Sial gue beruntung banget bisa jadi yang pertama. Siap-siap sayang, malam ini lo gak akan tidur," bisik Arion dengan seringai di bibir nya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Eunoia1

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku