Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta

Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta

titiawy

5.0
Komentar
96.4K
Penayangan
116
Bab

Elang Rahardian 28 tahun mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan dirinya buta dan lumpuh disebabkan oleh seseorang yang ingin membunuhnya dan merebut hartanya yang melimpah. Hafsa Aulia seorang gadis yang baru lulus SMA yang sedang mencari pekerjaan untuk keluarganya, ibu serta adik tiri perempuan yang selalu memaki dan memarahinya dan ayahnya yang seorang penjudi dan suka mabuk-mabukan menyuruhnya bekerja untuk mereka. Dan ketika tawaran pekerjaan datang padanya dia antusias menerima pekerjaan itu tak tau kalau dia harus mengasuh tuan muda yang buta dan lumpuh selain itu tuan muda juga terkenal dingin dan kejam. Apakah Hafsa bisa mengasuh pria dewasa itu atau dia akan menyerah. Ikuti kisahnya! selamat membaca

Bab 1 Gadis yang malang

"Hafsaaa.....!" teriak Sesil dikamarnya yang mengundang ibunya mendatangi kamarnya.

"Sesil, ada apa? kenapa teriak-teriak?" tanya ibunya yang bernama Rahma.

"Ini Bu, baju aku bolong ini pasti ulah si Hafsa!" Sesil merengek memperlihatkan bajunya yang berlubang ditengahnya.

"Hahh... Sesil ini kan baju mahal!" Rahma melotot melihat baju anaknya.

"Iya Bu, padahal baju itu mau aku pake buat ikutan casting artis. huhu"

"Kurang ajar anak itu. Hafsaaa.....!" Sesil tersenyum melihat ibunya marah yang berarti akan memarahi Hafsa saudari tirinya.

"Iya Bu, ada apa?" Hafsa datang tergopoh-gopoh dirinya sedang memasak tapi sudah dikagetkan dengan suara ibunya sampai-sampai harus meninggalkan masakannya.

"Heh! lihat ini pekerjaanmu!" Rahma melempar baju Sesil ke wajah Hafsa.

Hafsa mengambilnya dan melihat kalau baju Sesil berlubang ditengahnya.

"Eh, kenapa bisa berlubang." Hafsa berfikir.

"Ya ampun maaf Sil, aku tidak sengaja!".

"Tidak sengaja kau bilang, ini baju mahal tau, mamah lihat tuh!" Sesil lagi-lagi merengek membuat Hafsa mendesis.

"Heh...!" Rahma menarik rambut Hafsa dengan erat sehingga membuat Hafsa kesakitan.

"Aduh sakit mah, jangan ditarik!" kata Hafsa meringis memegang ujung rambutnya supaya tidak ikut terbawa.

"Enak banget kamu yah! pokoknya kamu harus ganti baju Sesil, mamah tidak mau tau."

"Tapi mah ganti gimana? aku tidak punya baju dress yang seperti Sesil."

"Mangkanya kerja sana jangan merepotkan mulu huh." Sesil bersungut pada Hafsa.

"Aku juga sedang mencari pekerjaan, mah tolong lepaskan mah, ini sakit!" ucap Hafsa memohon dan Rahma langsung melepaskannya dengan kasar.

"Dasar anak tidak berguna sama seperti ayahmu tidak berguna."

Tiba-tiba tercium bau angus gosong didapur dengan asap yang mengepul mereka menciumnya.

"Hem.. mah bau apa ini?" ucap Sesil menutup hidungnya.

Hafsa baru teringat jika dia sedang menggoreng ikan dia pun langsung berlari panik kedapur diikuti Rahma dan Sesil.

Saat didapur ternyata ikannya gosong bahkan warnanya sangat hitam dan mengeluarkan asap yang beraroma gosong. Hafsa segera mematikan kompor dan mengangkat ikan itu yang sudah berubah warna menjadi hitam.

"Hah gosong." panik Hafsa.

"Benar-benar kau anak tidak berguna.!" Rahma marah besar hendak memukul tapi dihalang oleh Sesil.

Sesil membisikkan sesuatu pada mamahnya kemudian mereka tersenyum smirk.

"Bagus juga idemu!" Sesil mengacungkan jempolnya.

Rahma kembali kasar, "Heh karena kau sudah membuat ikanku gosong maka hukumanmu adalah kau harus memakan ikan gosong itu sampai habis tanpa nasi."

Hafsa membulat seketika tidak mungkin dia bisa memakan ikan gosong yang pasti rasanya pahit.

"Ayo cepat!" Rahma menarik Hafsa ke meja makan dan mendudukkannya paksa beserta ikan yang sudah didepannya.

"Cepat makan!" tambah Sesil membentak.

Hafsa masih tak bergerak dia tidak mau memakan ikan gosong itu dia sudah mual melihatnya saja.

"Cepat, kalau kau tidak mau makan maka malam ini kau harus tidur diluar! ayo cepat makan." ancam Rahma dan Sesil hanya tertawa sinis.

Karena Hafsa tidak mau merespon maka Rahma memaksanya memasukan ikan itu kedalam mulutnya yang tertutup rapat.

"Nih cepat makan!" Rahma terus memaksa dibantu Sesil membuka mulut Hafsa sehingga mau tidak mau ikan pahit itu masuk juga ke mulutnya dan mereka membekap mulut Hafsa, supaya dia tidak memuntahkan ikannya jadilah Hafsa menelannya langsung tidak dikunyah demi menghindari rasa mual dilidahnya.

Hafsa memberontak pun percuma karena mereka sangat kuat meskipun badan mereka langsing beda lagi dengan. Hafsa yang bertubuh mungil dan kekuatan fisiknya dibawah rata-rata.

Setelah Hafsa menelannya baru mereka melepaskan bekapannya, mereka tertawa terbahak-bahak sedangkan Hafsa mengap-mengap seperti ikan yang kehabisan oksigen.

"Kalian kenapa tega sekali denganku?" Lirih Hafsa menatap mereka yang masih tertawa.

Mereka tidak peduli, "Mangkanya bilang sama bapakmu yang tidak berguna itu untuk mencari uang yang banyak supaya kau tidak tersakiti." Rahma melirik sinis.

"Sudah Mah ayo mendingan kita pergi saja, kita belanja beli baju baru untuk aku casting besok." kata Sesil tersenyum menyeringai.

"Belanja, memangnya kamu punya uang." tanya Rahma setahunya putrinya itu tidak pernah punya uang meski simpanan sekalipun.

"Punya dong, aku simpan di lemari yang didalam kaleng." jawab Sesil tersenyum.

Hafsa langsung menengok panik, uang yang dilemari didalam kaleng. Hafsa langsung berlari ke kamarnya dan memeriksa lemarinya, ternyata lemarinya langsung terbuka dengan kunci yang sudah menggantung dan kaleng yang berisi uang tabungannya tandas tak bersisa. Kemana uangnya? apa uang yang dibilang Sesil itu uangnya.

Hafsa langsung berlari ibu tiri dan saudari tirinya yang kini sedang tersenyum menikmati kepanikannya.

"Sesil, yang kamu ambil itu uangku kembalikan." Hafsa mengguncang bahu Sesil tapi Sesil segera menepisnya.

"Heh, itu sudah jadi uangku karena aku melihatnya.

Dan apapun yang aku lihat didepan mataku itu berarti adalah milikku." kata Sesil tak tau diri.

"Sesil itu uang tabunganku untuk kuliahku." Hafsa terus memohon hingga Rahma mendorongnya kasar hingga terjatuh.

"Heh, kau pelit sekali ingat yah punya mu berarti punya Sesil juga. Lagian ini juga uang untuk ganti rugi bajunya Sesil yang kau rusak.!" sentaknya pada Hafsa yang sudah menangis.

"Eh lagian kau tidak perlu sekolah lagi cari saja uang yang banyak untuk kami.!"

"tapi mah...!"

"Sudahlah mah mendingan kita belanja sekarang tidak usah meladeni dia." kata Sesil menarik tangan ibunya.

Ibunya menurut saja sambil tersenyum meledek.

"Jangan Sil, mah mamah." Hafsa menangis karena uang tabungannya direbut oleh Sesil dan sekarang dia tidak punya uang lagi.

Memang seperti itu hidup Hafsa hidup bersama dengan ayah dan ibu serta adik tirinya bagai hidup dineraka.

Sebelum ibunya meninggal hidupnya sangat bahagia dan ayahnya tidak pernah main judi dan mabuk-mabukkan usaha ayahnya juga maju pesat sebagi juragan beras.

Namun semenjak ibunya meninggal dia langsung memutuskan menikah dengan Rahma karena sudah mengenal Rahma bahkan ketika ibunya masih hidup tapi ayahnya tidak berselingkuh hanya tertarik saja tapi ternyata setelah istrinya meninggal dia langsung menikahinya setelah 40 hari.

Rahma adalah janda beranak satu yang ditinggal oleh suaminya yang selingkuh dia mengincar Anton karena dia kaya raya waktu itu.

Tapi setelah Rahma memasuki kehidupan Anton semua berubah. Rahma dan anaknya Sesil yang boros membuat usahanya lambat laun merosot hingga bangkrut.

Anton pun frustasi dia jadi sering lari ke bar, mabuk-mabukkan dan bermain judi tidak peduli pada anak kandungnya yang sering disiksa oleh istri dan anak tirinya. Karena semenjak Anton jatuh bangkrut mereka jadi tidak bisa berbelanja lagi sehingga imbasnya kepada Hafsa yang tidak bersalah sama sekali.

Tapi itu semua sudah terlambat nasi sudah menjadi bubur dan Hafsa harus menerimanya hanya saja dia menyayangkan ayahnya yang telah berubah drastis dan dia selalu berdoa supaya ayahnya bisa kembali seperti dulu lagi.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh titiawy

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Pengasuh tuan muda lumpuh dan buta
1

Bab 1 Gadis yang malang

07/08/2023

2

Bab 2 Tuan muda Elang Rahardian

08/08/2023

3

Bab 3 Mendapatkan pekerjaan

08/08/2023

4

Bab 4 Mendapat teman baru

08/08/2023

5

Bab 5 Bertemu tuan muda

08/08/2023

6

Bab 6 Hari pertama bekerja

08/08/2023

7

Bab 7 Hafsa yang polos

08/08/2023

8

Bab 8 Kecentilan

09/08/2023

9

Bab 9 Hukuman

09/08/2023

10

Bab 10 Ibu tiri yang seperti di film-film

09/08/2023

11

Bab 11 Merasa di kerjai

10/08/2023

12

Bab 12 Kedatangan tamu tidak di undang

10/08/2023

13

Bab 13 Pingsan

10/08/2023

14

Bab 14 Tiba-tiba di suruh menikah

10/08/2023

15

Bab 15 Di ajak ke butik

10/08/2023

16

Bab 16 Bertemu lagi

11/08/2023

17

Bab 17 Mencoba gaun

11/08/2023

18

Bab 18 Kesepakatan

11/08/2023

19

Bab 19 Hari pernikahan

11/08/2023

20

Bab 20 SAH

11/08/2023

21

Bab 21 Berdesir

13/08/2023

22

Bab 22 First kiss mendadak

13/08/2023

23

Bab 23 Bagaimana rupa mu

13/08/2023

24

Bab 24 Donor mata

13/08/2023

25

Bab 25 Berlatih jalan

13/08/2023

26

Bab 26 Permohonan palsu

16/08/2023

27

Bab 27 Berhasil mengelabui

17/08/2023

28

Bab 28 Mendapat hukuman

17/08/2023

29

Bab 29 Seperti kerbau

19/08/2023

30

Bab 30 Kecoa dan jas yang tertinggal

19/08/2023

31

Bab 31 Ternyata kau cantik juga

20/08/2023

32

Bab 32 Terimakasih

20/08/2023

33

Bab 33 Mengajak makan bersama

20/08/2023

34

Bab 34 Bertabrakan

20/08/2023

35

Bab 35 Bertukar cerita

21/08/2023

36

Bab 36 Rahma mencari Hafsa

21/08/2023

37

Bab 37 Ternyata

22/08/2023

38

Bab 38 Mulai bersandiwara

22/08/2023

39

Bab 39 Menyentuh saja tidak

23/08/2023

40

Bab 40 Perdebatan kecil ibu dan anak

23/08/2023