Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Antara Cinta Dan Obsesi

Antara Cinta Dan Obsesi

titiawy

5.0
Komentar
2.4K
Penayangan
40
Bab

Season 2 dari cerita 'Ikhlasku dengan takdirku'. Laras yang kehilangan kedua orangtuanya dan di asuh oleh orang yang menyebabkan ibunya tiada karena ingin bertanggungjawab. Menjadi anak angkat dari keluarga kaya tidak menjadikan dirinya bahagia karena banyak rintangan yang harus ia hadapi di tambah dia harus terjerat oleh kakak angkatnya yang terobsesi pada nya. Dapatkah obsesi itu berubah menjadi cinta? Ikuti kisahnya!.

Bab 1 Episode 1

Setelah kejadian kecelakaan itu, dan Sarah mengadopsi Laras dan Saga, kini kedua anak itu sudah kembali ceria trauma nya berangsur pulih karena kegigihan keluarga baru nya itu yang memberikan kasih sayang tiada henti membuat Laras dan Saga seperti memiliki kehidupan baru.

Laras juga di sekolah kan di sekolah dasar tempat Gio sekolah, Gio saat ini sedang duduk di bangku kelas 6 dan sebentar lagi akan lulus sedang Vijar akan lanjut ke kelas dua belas. Saga juga sudah lancar berbicara anak itu kini lebih ceria karena selalu berada dalam pengawasan Sarah.

Benar-benar Laras dan Saga sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari keluarga Doni Hadiningrat keluarga yang kaya raya namun sangat baik dan rendah hati.

Hari ini Laras pergi ke sekolah bersama Gio, Laras senang bisa masuk sekolah karena dia bisa mempunyai banyak teman juga pengalaman baru, dia juga sangat aktif dan cepat menangkap bisa di katakan kalau Laras pintar meski tidak jenius.

Disekolah juga sudah tau jika Laras adalah adik angkat dari Gio, tapi meski hanya adik angkat Gio sangat menyayangi adiknya itu karena memang dia ingin sekali punya adik tetapi mamahnya sudah tidak bisa hamil lagi karena suatu kecelakaan yang menyebabkan rahimnya terluka parah saat mengandung dirinya, beruntungnya Gio selamat berikut ibunya juga namun resikonya Sarah tidak bisa hamil lagi.

Meski awalnya sedih karena tidak bisa punya anak lagi namun mereka tetap bersyukur karena anak kedua mereka selamat dari maut hingga sekarang. Jadilah Gio sangat menyayangi Laras dan Saga apalagi Laras karena dia memang menginginkan adik perempuan.

"Heh adik kecil bagi duit dong!" seorang anak laki-laki datang bersama teman-temannya menghadang Laras yang juga sedang bersama temannya.

"Duit, duit apa kak?" jawab Laras menatap kakak kelas nya sedang temannya menundukkan takut bahkan hampir ingin menangis.

Beberapa anak laki-laki itu ternyata tukang palak yang sering meminta uang pada adik kelasnya dan ternyata mereka anak kelas 6 sekelas dengan Gio.

"Maaf kak tapi... aku nggak punya uang punya nya ini". Laras menyodorkan bekal nya pada anak-anak nakal itu.

Memang Laras tidak di beri uang saku tapi dia di beri bekal yang cukup juga cemilan oleh Sarah, tetapi untuk uang saku sebenarnya langsung di masukkan ke dalam tabungan untuk masa depan Laras selama di sekolah itu. Sarah hanya tidak mau Laras jajan sembarangan karena anak sekecil Laras sudah pasti akan senang dengan aneka jajanan manis dan Laras tidak suka itu.

Tetapi jika Laras ingin dia bisa meminta pada Gio untuk membelikan nya, intinya Sarah hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya.

Anak laki-laki itu langsung mengambil kotak bekal Laras dan membukanya.

"Wah... makanan enak ini, dia kayaknya orang kaya". kata teman satunya di akhiri berbisik pada teman yang mengambil bekal nya sepertinya dia ketua nya.

"Santapan empuk nih!" sambung teman satunya mereka terdiri dari tiga orang yang ketua bernama Regi dan kedua temannya bernama Edo dan Boim.

"Eh kamu nggak takut sama kita?" Regi malah bertanya karena melihat Laras yang biasa saja sedang temannya sudah gemetaran.

"Kenapa harus takut kak?, emang kakak monster". jawaban Laras membuat ketiganya melotot mereka dikatakan monster jelas mereka tidak terima.

"Eh kita ini bukan monster, pokoknya mulai sekarang kamu harus kasih kita bekal setiap hari dengan makanan yang enak-enak. Ngerti!" Regi berucap dengan suara tinggi dan mata melotot berharap lawannya takut.

"Tapi kak, kalau aku kasih setiap hari nanti aku makan apa?". Laras malah bertanya dengan wajah di buat melas tapi tidak menunjukkan ketakutan.

"Nih bocah mau ngelawan, kamu nggak tau siapa kita, gue bisa aja buat bikin Lo .."

"Bikin dia kenapa?". sebuah suara menghentikan mereka.

Mereka menoleh bersamaan dan terkejut saat tau bahwa Gio lah yang menyela.

"Gio.. ngapain kamu kesini?" tanya Regi bingung, pasalnya selama dia memalak Gio tak pernah ikut campur tapi kali ini dia malah ada di depan nya seperti tengah membela.

"Ngapain? kamu yang ngapain. Balikin lagi bekal dia". kata Gio menatap Regi tajam versi anak SD.

"Ngga, dia sendiri yang ngasih karena dia bilang dia ngga punya uang". balas Regi acuh.

"Lagian kamu ngapain ikut campur biasanya juga cuek aja udah sana pergi ganggu orang aja". usir Regi karena Gio menghambat waktunya.

Gio menggeram marah, dia tidak tau bahwa anak perempuan yang sedang jadi target palak nya adalah adiknya.

"Jangan sekali-kali kamu ganggu dia". tekan Gio.

"Eh apa urusannya sama kamu?". tanya Edo tak terima.

"Iya, kenapa kamu sewot? biasanya juga cuek aja". tambah Boim. Kesal juga karena Gio sungguh sangat menggangu.

"Dia adik saya". jawab Gio akhirnya. Tentu saja hal itu membuat mereka terkejut pasalnya yang mereka tau Gio ini anak bungsu tidak punya adik.

"Adik...". ulang Regi tak percaya.

"Tapi bukannya kamu ngga punya adik". lanjut nya bingung di ikuti dua teman lainnya.

"Itu dulu sekarang saya punya adik, dan dia adalah adik saya jadi kalian janggu dia lagi. Ngerti!". Gio menegaskan sekali lagi.

Mereka terdiam sejenak lalu bersuara.

"Oke, maaf". hanya itu saja yang keluar dari mulut Regi karena dia tidak ingin berurusan dengan Gio karena kalau sudah berurusan maka masalah nya akan semakin rumit.

Laras tersenyum melihat Gio yang membelanya namun kembali mengernyit mendengar jawaban dari ketua palak itu.

"Eh tunggu!". Laras menyela sepertinya kurang puas dengan jawaban Regi.

"Kenapa?". tanya Gio mewakili geng palak dari penasarannya.

"Kalian juga jangan mengganggu anak murid yang lain intinya kalian jangan meminta uang lagi pada adik-adik kelas". kata Laras sambil tersenyum tipis.

"Benar juga, kalian jangan ganggu semua anak-anak di sekolah ini lagi, apa lagi kalian selalu meminta uang pada mereka dan melawan yang lemah". sahut Gio.

"Tapi..."

"Nggak ada tapi-tapi, lagian kalian juga salah perbuatan itu tidak baik apa kalian mau tidak lulus sekolah karena suka malak". lanjut Laras seperti tidak ada takut-takut nya.

"Bener kata adikku, mulai sekarang kalian jangan pernah memalak ataupun mengganggu adik kelas kita, kalau saya masih melihat siap-siap aja kalian terkena masalah". ujar Gio menyeringai membuat ke tiga orang menciut nyalinya.

Karena selama ini Gio memang tidak pernah ikut campur urusan nya namun kali ini jika Gio yang ikut menyela sudah dapat di pastikan ini tidak main-main.

"Oke-oke santai, saya kalah saya akan berhenti puas Lo". kata Regi sengit lalu menatap Laras dengan tajam kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Ka Gio makasih udah mau bela aku". ucap Laras tersenyum.

"Sama-sama. Lain kali jangan mau kalau ada yang mau nindas kamu, kamu harus lawan, oke!". sahut Gio tersenyum.

"Kamu mau makan?". tanya Gio lagi.

"Iya kak!"

"Ya udah ayu kita makan bareng biar kakak traktir". kata Gio semangat.

"Asik makasih kak Gio, Sasa ayo kita makan mumpung di traktir sama Kak Gio". ucap Laras pada Sasa temannya yang sejak tadi diam saja.

"Eh, emang boleh?". tanya Sasa.

Laras bukannya menjawab malah bertanya pada Gio, "Boleh kan kak aku ajak dia". tanya nya lirih.

"Iya boleh". jawab Gio merasa tidak tega menatap mata berbinar adik angkatnya itu.

"Yey makasih kak. Ayo Sasa"!. Laras menggandeng tangan Sasa untuk berjalan mendahulu Gio.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh titiawy

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku