Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Disinilah aku terduduk diatas kamar pengantin dikerajaan fortania ini.
Semua hiasan sudah dikenakan dan acara ijab qabul ku sudah dilaksanakan tadi pagi.
Aku belum menemui suamiku karena ini adalah permintaan ku. Aku akan menemuinya saat acara resepsi pernikahan kami. Saat penutup wajah yang aku gunakan selama ini kubuka, karena itulah permintaan pihak kerajaan wieldburg.
Aku mendengar semua nya, lirik lagu yang dinyanyikan saat ini diaula kerajaan aku mendengarnya dengan jelas. Dan itu suara dirinya.
Dia didepanku... Saat aku menatap matanya dia tersenyum.
Sebuah ice cream favoritnya menjadi saksi saat cinta itu ku ucapkan.
Betapa bahagia diriku saat dia membalas cintaku.
Dia adalah satu-satu bunga yang kujaga
Dia adalah qiblat cintaku
Dia adalah hatiku...
Langit-langit kamar kecil ku pun seakan terlukis wajahnya..
Aku benar-benar jatuh kedalam jurang cintanya...
Aku terikat akar cintanya..
Oh.... Bisakah aku menjadikannya sang ratu diistanaku.. Tapi sayang aku hanya mempunyai gubuk kecil...
Gubuk kecil yang menjadi istana jika dia bersama ku...
Aku tahu lirik lagu itu, semuanya berputar diingatan ku.
Ice cream yang kami nikmati bersama. Hujan yang mengguyur seluruh tubuh ku dan dirinya, ciuman pertama yang kurasakan disaat rintik hujan itu terus membasahi kami berdua.
Airmata ku terus mengalir saat dentingan pianonya terus menyayat dan menguak kenangan kami.
Hanya aku yang tahu kalau dia adalah kekasihku. Menyedihkannya dia tidak tahu kalau dia bernyanyi dipesta pernikahan ku.
Aku tidak berdaya untuk keluar dari kamar ini. Aku tidak bisa memperlihatkan wajahku padanya.
Dentingan piano itu masih menggema, ada siratan kesedihan saat dia menyanyikan lagu itu. Tidak seperti biasanya saat dia menyanyikannya didepanku.
Air mata ku masih terus mengalir dan aku meraung kesakitan. Hatiku sangat sakit menghadapi semua ini. Pintu kamar dibuka dan terlihat ibunda ku tercinta masuk lalu memelukku.
"Maafkan ibunda sayang. Hapus air matamu dan kau harus tersenyum. Ibu yakin pangeran Akhtar adalah pria yang baik dan bertanggung jawab." Tangisan ku menjadi saat kurasakan pelukan ibunda ku.
Ini semua bukan kesalahan ayah dan ibuku, ini adalah salahku. Akibat dari kebohonganku, akibat aku membohongi pria yang begitu kucintai.