Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Santi merasa kerongkongannya kering. Hari ini dia pulang cukup malam dari closing kasir. Dia beranjak turun dari ranjangnya untuk melepaskan hausnya.
Saat dia menenguk minuman, telinga terganggu dengan suara yang meresahkan dan dia lirik kamar sebelahnya, kamar Rina teman satu rumah barengannya, pintu kamar sedikit terbuka...
"Ah... Yang disituuuu... Enak bangettt... Lagi yanggg... Ahh ... Ah...," Suara Rina mendesah nikmat. Santi hanya bisa berdiri mematung di ambang pintu, dia melihat Rina sudah tak mengenakan baju sepotong pun. Tangannya terus meremas seprei dengan kedua pahanya yang sedang dibuka dengan lebar.
Ya, Santi melihat Rina sedang mengerang nikmat, saat seseorang sedang mengisap dan menjilati lembah miliknya. Santi menahan nafas. Jantungnya memburu tak karuan. Tiba-tiba ada yang berdenyut dibawah miliknya apalagi Santi melihat orang yang menjilati dan mengisap tadi mengangkat wajahnya. Dan itu, Riki pacar Rina, Riki memperlihatkan kejantanannya miliknya yang begitu besar. Santi sampai berdebar tak karuan setelah melihat kejantanan Riki.
Dan, bamm! Tak lama Riki menghujamkan benda tumpul tadi pada milik Rina, "Ahh... Yes... Baby... Fuck me more... Oh... Yeeesss, iya... Disitu... Enak bangettt!" Rancu Rina makin kencang, dia bahkan lupa kalo Santi jomblo yang belum punya pacar.
Santi tidak mau pacaran karena takut khilaf seperti Rina. Rina setiap hari selalu meracuni otaknya, untuk mencoba hal baru, katanya kalau udah ngerasain sekali pasti ketagihan. Apalagi Rina tau kalo Santi gak suka dekat cuwok kalo cuma mau enak-enaknya saja.
Dengan nafas Santi yang makin gak karuan. Dia buru-buru masuk ke kamarnya. Menutup pintunya rapat. Tapi, saat di tutup pun suara Rina di kamar sebelah membuatnya terganggu. Hingga tak sengaja Santi menyentuh celananya. Basah. Celananya Santi basah, dia bingung sendiri kenapa bisa basah, padahal tidak habis dari kamar mandi.
Lalu, dia menyentuhnya. Beda itu bukan basah karena dia habis buang air kecil. Celananya basah dan licin seperti ada lendir disana. Pelan Santi mencoba mengusapnya disana, entah kenapa saat dia mengusap-ngusap perlahan dan mendengarkan suara Rini di kamar sebelah membuat usapan jarinya dari pelan dan makin cepat serasa ada timbul sensasi ditubuhnya yang bergetar, geli dan enak.
Santi ketagihan menggeseknya. Ini pertama kalinya dia terbangun dan menyaksikan Rina live show saat melakukan itu. Biasanya Rina dan Riki selalu melakukannya saat Santi belum pulang bekerja dan dia cuma dapat ceritanya aja dari Rini kalo habis nganu-nganu enak sama Riki.
Santi mempercepat ucapannya, karena tambah enak menurutnya. Saking enaknya secara spontan tangannya menyentuh bukit kembarnya. Dia menurunkan daster tali satu yang dia pakai. Santi terbiasa tidur tanpa menggunakan bra. Jadi saat dia menurunkan satu tali dasarnya, gunung kembar miliknya yang cukup besar dan menatang sudah bisa keluar dengan mulus. Lalu, Santi melakukan gerakan meremas dan kembali dia merasakan enak saat meremas dan memainkan celana dalamnya yang basah.
Ceklek! Santi terkejut saat tiba-tiba Riki masuk ke kamarnya yang sedang menyaksikan dirinya memainkan jarinya disana dan meremas payudaranya. Ternyata tadi Riki sempat menyadari kehadiran Santi saat Riki membenamkan benda tumpulnya.
"Ehm, mau gue bantu?" Riki yang langsung menelan air liurnya saat melihat payudara Santi, yang montok, besar dan putingnya masih terlihat kecil, merah dan rapat, sepertinya belum ada seorang pun yang mengisapnya disana.
"Ah, ka-mu, ngapain disini? Rina mana?" Santi yang salah tingkah dengan kehadiran Riki buru-buru memasukkan payudara dan menutup pahanya yang dia buka tadi secara lebar. Riki datang bertelanjang dada dan pakai boker doang.
"Baru tidur, dia udah kecapean. Lo nggak mau coba? Gue bisa kok bantu, tanpa gue masukin barang gue kesana!" Tunjuk Riki frontal. Menunjuk paha mulus Santi yang ga sempat dia tutup selimut karena dasternya super mini.
"O-oo, ng-nggak perlu, Riki. Kamu keluar aja!" Santi buru-buru bangun dari ranjang. Riki makin menelan ludah, melihat daster mini tadi memperlihatkan dua gunung kembar dengan putingnya yang menonjol.
"Ayolah, gue nggak akan bilang-bilang kok. Lo coba dulu, kalau emang ga enak, lo boleh bilang berhenti kok!" Riki yang mencoba membodohi Santi karena dia tahu dari Rina, Santi belum pernah di sentuh. Artinya bodinya masih fresh dan orisinil.