Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Bab 1
AKBAR SELINGKUH?
"Selamat, Bu Kienan! Usia kehamilan anda sudah sembilan Minggu. Janinnya kembar. Tolong dijaga baik-baik, ya!" ucap dokter Rita.
Kienan tak mampu menahan air matanya. Penantian panjangnya membuahkan hasil, bahkan dua anak sekaligus. Akbar pasti bahagia mendengar berita ini, pikirnya.
Kienan dan Akbar telah menikah selama lima tahun dan belum dikaruniai buah hati. Mereka sudah memeriksakan kesehatan mereka.
Menurut dokter, kondisi mereka sehat semua. Hanya, belum diberi saja. Mereka harus lebih bersabar.
Sudah dua bulan Kienan telat datang bulan. Dia sudah memeriksanya menggunakan tespek dan hasilnya positif. Karena belum yakin, dia memeriksakan diri ke dokter.
Dia tidak berani meminta tolong Akbar mengantar untuk periksa. Takut mengecewakan suaminya lagi.
Sepanjang lorong rumah sakit, dia tidak berhenti tersenyum. Dia membayangkan betapa bahagianya Akbar saat mendengar kabar ini. Dia pasti akan lebih romantis dan perhatian lagi kepadanya. Memang, akhir-akhir ini, Akbar terlihat cuek dan sering lembur.
Saat Kienan memasuki pelataran parkir menuju mobilnya, dia melihat seseorang yang begitu familiar. Setelah diperhatikan, benar, itu suaminya.
Dia sedang memapah seorang wanita yang sedang hamil besar. Rachel. Dia adalah mantan kekasih Akbar sebelum menikah dengannya.
Perlahan, Kienan mendekati mereka.
"Mas, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa sama dia?" tanya Kienan kepada suaminya.
"Kienan!" Akbar terkejut mendapati Kienan ada disini.
"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Akbar lagi.
"Seharusnya aku yang tanya, Mas! Apa yang kamu lakukan disini? Kenapa bisa sama dia?" tanya Kienan sambil menunjuk Rachel.
"Kienan … sayang … ini …." Akbar gugup. Dia bingung harus mengatakan apa.
"Apa, Mas? Tolong jelaskan!"
"Sayang, ayo kita pulang! Kita bicara di rumah!" ujar Akbar kepada Kienan.
"Mas, sebaiknya aku pulang sendiri saja!" ujar Rachel.
"Gak. Aku gak akan biarin kamu pulang sendiri," ujar Akbar kepada Rachel.
"Tapi, Mas, aku tidak mau ada kesalahpahaman antara kamu dan Kienan," ujar Rachel sedih.
"Sudahlah! Aku akan mengantarmu pulang!" ujar Akbar tegas kepada Rachel.
"Sayang, kamu bawa mobil, kan? Kamu pulang sendiri, ya? Kita ketemu di rumah," ujar Akbar, lalu meninggalkan Kienan di pelataran parkir sendiri.
Kienan seperti orang linglung. Dia belum bisa mencerna apa yang terjadi. Perlahan, dia meninggalkan pelataran parkir menuju mobilnya, lalu bergegas pulang.
Di tempat lain, Akbar mengantar Rachel pulang.
"Maafkan aku, Mas! Gara-gara aku, Kienan jadi salah paham!" ujar Rachel sedih.
"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Mungkin, memang sudah waktunya Kienan tahu," jawab Akbar.
"Bagaimana kalau Kienan tidak bisa menerima hubungan kita? Aku tidak mau kalau sampai kalian bercerai."
"Sudahlah, jangan pikir macam-macam. Lebih baik, fokus saja sama kandunganmu!" ujar Akbar sembari mencium tangan Rachel.
"Mas …," panggil Rachel lirih.
"Hm … ada apa?"
"Kalau seandainya Kienan meminta kamu untuk memilih …."