Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Saya terima nikah dan kawinya Mutiara kasih binti (alm) Herman Setiawan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai...
"Bagaimana para saksi sah?"
Sah
Sah
"Alhamdulillah," ucap mereka serempak semuanya mengucapkan syukur...
Hari ini adalah hari pernikahanku dengan lelaki yang sudah menemaniku selama 2 tahun belakangan.
Mas Andre Herlambang, kami saling mencintai hingga akhirnya kami memutuskan untuk menikah.
Meskipun acaranya terbilang cukup sederhana, tetapi aku merasa senang karena kini aku sudah menyandang istri dari pengusaha muda.
Ya, walaupun usaha suamiku sekarang sedang mengalami krisis, tak membuatku urung untuk menikahinya.
Aku yakin kalau usahanya akan berangsur membaik, aku akan slalu mendukungnya.
Akhirnya pesta kecil kecilan yang kami selenggarakan berjalan lancar dan Kami memutuskan untuk menginap di hotel.
Awalnya aku menolak, tetapi mas Andre tetap kekeh! alasanya ingin berbulan madu walau masih di dekat sini.
Akupun akhirnya mengiyakan! aku berpikir tidak ada salahnya juga, toh hanya sesekali bukan?
Sekarang kami berdua ada di dalam sebuah kamar yang besar, aku memindai kamar yang cukup luas dan mewah.
Jantungku berdebar sangat kencang saat kami berada di dalam kamar! ini pertama kalinya bagiku berduaan dengan seorang pria, sungguh ini benar benar membuat jantungku berdebar cukup kencang.
Mas Andre membuka baju atasnya, memperlihatkan tubuh atletisnya, aku menunduk menahan malu.
Mas Andre mendekatiku, didongakkan wajahku agar aku memandang wajahnya, dia tersenyum menggoda,
"Kenapa malu malu sayang,sekarang kita sudah sah kan?" ucapnya menggoda lalu mengecup singkat bibirku.
"Aku akan mandi dulu, baru setelah itu kamu! atau mau mandi bersama?"
Mendengar godaan dari mas Andre, membuat kedua pipi ku bersemu merah.
"Ish, apaan sih! sana cepat mandi, nanti gantian!" ucapku mendorongnya pelan untuk menutupi rasa Maluku.
Mas Andre tertawa gemas melihat tingkahku, lalu mengacak rambutku sebelum ia berjalan menuju kamar mandi.
"Huft, mas Andre memang suka menggodaku!" gumam ku sambil memegang dadakuyang kian berdetak kencang.
Tak butuh waktu lama mas Andre untuk membersihkan dirinya, dia menatapku lalu tersenyum lembut.
"Mandilah, setelah itu kita akan melakukan sesuatu yang menyenangkan!" bisik nya, membuat bulu kudukku berdiri.
Seketika wajahku memerah mendengar bisikkanya. Aku memang belum pernah melakukanya di umurku yang ke 25 tahun.
Meski belum pernah, aku mengerti kemana arah pembicaraannya.
Tak ingin mas Andre terus menggodaku,
Aku memilih berlalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri, karena aku sudah merasa risih dengan badanku yang sedikit lengket karena keringat.
Tak butuh waktu lama, untukku membersihkan diri lalu keluar dari kamar mandi.
Saat keluar dari kamar mandi, aku melihat mas Andre sedang duduk di sofa yang berada di kamar ini!
Di depannya sudah tersedia makanan dan minuman, ternyata mas Andre sudah memesan makanan dan minuman.
Aku baru ingat kalau aku belum makan dari tadi siang, pantas saja perutku rasanya sudah sangat lapar.
"Kemari lah, aku tau kau lapar, lebih baik kita makan dulu!" ajaknya dengan senyuman manis.
Aku membalas senyuman manis mas Andre, lalu berjalan mendekatinya dan duduk di sebelahnya.
Kami makan dalam diam, karena ini memang sudah menjadi kebiasaan kami, tidak ada percakapan saat makan.
Kami sudah selesai menyelesaikan makan kami, mas Andre berjalan menuju telpon yang ada di atas nakas, lalu memanggil seseorang untuk mengambil bekas makanan kami.
"Tiara aku mau keluar sebentar, karena ada yang penting harus mas selesaikan!"
"Tapi mas,ini kan malam pertama kita? kenapa harus sekarang bukan besok saja!" protesku.
"Ini tidak akan lama Sayang, aku janji akan segera kembali!" ucapnya menyakinkan ku.
"Baiklah, tapi cepat kembali mas!" mas Andre mengangguk lalu mengecup bibirku sekilas.
Aku melihat kepergian mas Andre dengan tak rela. Meski dia bilang hanya sebentar tapi, sungguh perasaanku tidak enak! bukan aku ingin segera memadu kasih denganya, tapi entah perasaanku tidak enak.
Aku memutuskan berbaring di ranjang yang super besar, aku mematikan lampu dan hanya lampu tidur yang aku nyalakan.