Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Seorang gadis muda bernama Vita terbangun dari tidurnya. Vita merasakan perutnya tidak nyaman. Vita segera berlari menuju ke toilet dan memuntahkan isi perutnya. Sementara di luar apartemen seorang pria bernama Indra masuk dan mencari keberadaan Vita. Namun Indra hanya mendengar suara muntah. Seketika Indra diam membisu dan tubuhnya melemas.
"Apakah Nona Vita hamil?" tanya Indra dalam hati.
Indra menuju ke toilet dan melihat Vita yang sedang muntah. Indra bingung ingin masuk ke dalam. Indra semakin gelisah dengan keadaan nonanya. Setelah muntah Vita menyiramnya dan keluar. Tak sengaja Vita mendekati Indra dan memeluknya. Vita mengendus aroma maskulin dari tubuh Indra. Ada perasaan nyaman yang menggelayut dari hati Vita. Namun reaksi Indra semakin bingung sekarang ini. Indra ingin terlepas dari pelukan Vita.
"Nona... Lepaskan saya!" titah Indra.
"Tidak! Aku ingin memelukmu!" tegas Vita.
"Nona," lirih Indra.
Selesai memeluk Indra, Vita memandang wajah Indra yang tampan. Vita sempat tertegun dan menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Aku bingung."
"Nona bingung karena apa?" tanya Indra.
Belum sempat menjawab Vita pingsan. Dengan refleks Indra segera menangkap tubuh mungil Vita dan menggendongnya lalu membaringkannya di ranjang. Kemudian Indra pergi ke dapur untuk membuat bubur.
Sejam berlalu Vita bangun dari tidurnya untuk mencari Indra. Namun hidungnya mencium aroma masakan Indra. Vita menuju ke dapur dengan sempoyongan. Sementara Indra sudah selesai memasak dan melihat Vita yang berjalan sempoyongan. Indra segera berlari dan mendekatinya. Kemudian Indra memapahnya dan membantunya duduk.
"Apa yang nona rasakan?" tanya Indra.
"Perutku rasanya tidak enak. Kepalaku pusing dan ingin muntah," jawab Vita.
"Hari ini nona tidak ada jadwal hingga dua Minggu ke depan. Nona bisa beristirahat sejenak dari dunia modeling," jawab Indra.
"Bisakah kamu menemaniku?" tanya Vita.
"Saya selalu ada waktu dua puluh empat jam penuh," jawab Indra.
"Kalau begitu selama liburan aku menyuruhmu tinggal di sini!" perintah Vita.
"Tapi nona," tolak Indra sambil menyodorkan bubur ke hadapan Vita.
"Kamu tidak boleh menolak! Ini perintah!" titah Vita.
"Baiklah," balas Indra yang duduk di hadapan Vita. "Makanlah nona! Setelah ini saya akan mengantarkan nona ke rumah sakit!"
"Bisakah kamu tidak mengajakku ke rumah sakit? Setiap badanku tidak fit saja kamu selalu membawaku ke rumah sakit," kesal Vita sambil menekuk wajahnya.
"Tapi nona... Saya hanya memastikan kesehatan anda," ucap Indra.
"No," balas Vita dengan cepat.
Indra tidak melanjutkan pembicaraan ini lebih lanjut. Namun Indra menyuruhnya makan. Indra termenung dan bingung. Entah kenapa Indra perasaan yang mengganjal di dalam hati. Indra takut jika sang nonanya hamil.
Beberapa hari sudah Vita selalu muntah. Bahkan Vita tidak bisa bangun dari ranjangnya karena tubuhnya sangat lemas. Mau tidak mau Vita menuruti keinginan Indra ke rumah sakit. Sesampainya di sana Vita menemui dokter pribadinya dan berkonsultasi. Namun dokter pribadinya menyuruhnya pergi ke dokter obgyn. Vita semakin bingung dengan dokter pribadinya itu.
Siang itu juga Vita akhirnya menemui dokter obgyn yang sudah direkomendasikan. Vita masuk dan menanyakan dengan tubuhnya serta menceritakan apa yang telah terjadi. Setelah itu dokter obgyn pun langsung memeriksa keadaan Vita. Setelah selesai Vita menunggu hasil labnya. Sambil menunggu Vita melihat ada anak kecil makan coklat. Vita menunjuk dan berkata, "Aku ingin itu."
"Nona mau coklat?" tanya Indra.
"Ya," jawab Vita. "Belikan aku coklat ya."
Tak selang berapa lama suster memanggil Vita untuk segera datang ke bagian administrasi. Mereka langsung menuju ke sana dan mengambil surat hasil labnya. Setelah mengambil dari surat dari lab mereka akhirnya pergi dari rumah sakit.