Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
"Buka, aku bilang buka!" teriak Kiara.
"Maaf Nona. Anda telah di lelang," jelas pria muda berpakaian jas hitam rapi.
"Lelang? Aku dilelang?!" tanya Kiara lagi memperjelas keadaannya saat ini. Pria muda itu mengangguk. Lalu menyerahkan sebuah kartu kunci hotel ternama.
Kiara mengambil kartu kunci kamar tersebut. Dan melirik tajam ke arah pria muda tersebut. Meminta penjelasan kembali. Apa maksud dari kartu kunci kamar itu.
"Nona telah ditunggu tuan kami. Semua pertanyaan Nona, juga akan terjawab di sana." Pria muda itu pun langsung pergi meninggalkan Kiara yang masih terpenjara dalam kurungan sangkar seukuran hewan besar.
"Brengsek! pasti ini semua ulah paman dan Denia." Kiara langsung memukul keras jeruji yang berada di depannya.
"Ah, shit! "
Paman dan keponakan Kiara itu memang seperti musuh dalam selimut.
Hari ini seharusnya adalah hari kebahagian untuk Kiara. Tapi, entah kenapa. Tiba-tiba dirinya telah berada di dalam kurungan jeruji ini.
Bukan di atas karpet merah berjalan bersama Jino. Menikmati hikmatnya upacara pernikahannya.
Kiara Mauren adalah pewaris tunggal dari Mauren Corporation. Kedua orang tua Kiara meninggal karena kecelakaan yang sangat dahsyat.
Kiara tidak begitu saja menerima kepergian dari kedua orang tuanya. Kiara diam-diam telah menyelediki misteri dari jatuhnya mobil orang tua Kiara di jurang.
Namun, bukti yang Kiara kumpulkan belum benar-benar jelas untuk mengungkap siapa dalang di balik kehancuran semua ini.
Perusahaan hampir bangkrut. Perusahaan terlilit hutang besar. Para pemegang saham menuntut saham yang mereka tanam di Mauren Corproration kembali.
Semua itu menuntut Kiara harus berpikir lebih keras untuk mengembalikan keadaan menjadi seperti dulu lagi. Tapi, paman dan keponakannya malah menjualnya.
Dasar pengkhianat.
Kiara menangis saat mengenang kebahagiaannya dulu bersama kedua orang tuanya. Sebelum paman dan keponakannya datang.
Semuanya indah. Bahkan tanpa adanya kesedihan di dalam kebahagiaan keluarga Kiara. Namun sekarang Kiara sendiri.
Harta dan statusnya sebagai nona muda keluarga Mauren telah hilang. Tanpa tersisa. Dan kini hanya dendamlah yang tersisa di hati Kiara.
Tapi, ada satu harapan untuk membuat semuanya kembali lagi. Calon suaminya. Iya. Hanya calon suaminya, Jino.
Perlahan Kiara mengusap kedua pipinya yang telah basah. Matanya masih memerah. Bibirnya mulai bergerak. Saat ia mengingat calon suami yang selama ini ia cintai.
"Jino... tunggu aku." Hanya kalimat itu yang mampu keluar dari mulut Kiara.
Kiara berharap jika pernikahan yang ia dan Jino rancang beberapa tahun lalu. Bisa kembali terlaksana.
Tentunya dengan bantuan tuan kaya yang membelinya.
"Bagaimana, dia sudah sadar?" tanya seseorang dengan suara beratnya.
Pria berjas hitam rapi yang tengah berdiri sopan di hadapan Bosnya itu mengangguk. "Sudah Bos. Sebentar lagi dia akan segera menemui Bos Ken."
Seseorang yang selalu dipanggil bos Ken itu mengangguk pelan. Sembari menggoyangkan gelas kaki yang berada di tangannya.
"Bos Ken. Kenapa anda membeli nona itu? bukankah, Bos tidak pernah kekurangan wanita?" tanya penasaran asisten pribadi Ken.
Ken mengambil berkas yang berada di atas meja. Berkas itu berisikan biodata Kiara yang sengaja Ken cari melalui detektif kepercayaannya.
"Tidak tahu. Mungkin dia bisa menjadi budakku."
"Dia calon pengantin yang menyedihkan. Bahkan calon suaminya sedang bersenang-senang dengan wanita lain." Ken terkekeh licik. "Sungguh menggelikan."
Asisten pribadi Ken hanya bisa diam. Tidak ada kata yang bisa ia ungkapkan untuk menjawab uraian Ken mengenai wanita yang dibeli bosnya melalui lelang itu.
"Kamu siapkan baju yang cocok untuk dia. Aku tidak mau melihat baju pengantin busuk itu menempel pada tubuh wanita itu," perintah Ken.
"Baik Boss." Asisten pribadi itu pun langsung membalikkan tubuhnya untuk melaksanakan tugas yang selalu menjadi makanan pokoknya setiap hari.