Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Sementara Anarkali hampir saja terlelap, dia sudah merasakan kantuk yang luar biasa, apalagi matanya yang sembab karena menangis terus menerus.
Tak lama pintu terbuka, dan masuklah Julius. Dia menatap sengit ke arah Anarkali yang sedang terbaring berbalutkan selimut. "Hei, sedang apa kamu? Kerjaanmu hanya tidur tidur dan tidur. Sama buatkan aku teh manis dan rebusin telur untukku," ujarnya ketus.
"Kenapa tidak menyuruh selingkuhan kamu saja? Aku ini istri kamu, bukan pembantu kamu," bantah Anarkali yang kembali terjaga.
"Sialan, berani sekali kamu membantahku! Hei, ini rumahku, jadi kalau kamu macam-macam, aku bisa mengusir kamu kapan pun aku mau!" seru Julius mulai geram.
"Sebelum kamu mengusirku, aku akan pergi dari sini secepatnya. Aku tidak merasa rugi sedikit pun kalau harus hidup tanpa laki-laki sepertimu yang sama sekali tidak punya perasaan!" ketus Anarkali tak mau kalah.
Julius terkesiap seketika mendengar ucapan Anarkali secara terang-terangan. Dia pun mendadak teringat sesuatu.
'Sial, kalau dia pergi sekarang, bisa runyam semuanya,' batinnya.
Kemudian Julius keluar dari kamar Anarkali. Dia sudah tidak kuasa lagi berdebat dengan istrinya itu. Pria itu pun kembali menuju ke ruang tengah, dan duduk di atas sofa. Dia terlihat memutar otak, bagaimana caranya supaya dia mendapatkan kekayaan ayahnya secepatnya. Dia sudah tidak tahan dan muak, karena setiap hari selalu melihat gadis bercadar di rumahnya.
'Hem, kapan surat kuasa itu akan turun? Aku sudah tidak sabar ingin hidup bahagia dengan Agatha, dan menyingkirkan si jelek itu. Dia selalu merusak mood ku,' batin Julius.
****
Waktu terus bergulir, hari terus berganti. Hubungan Anarkali dan Julius semakin jauh dari kata harmonis. Sementara Anarkali selalu menyibukkan diri dengan mendesain gaun-gaun para pelanggan.
Kendati Julius tak pernah menafkahi atau memberi uang kepada Anarkali, namun Anarkali tidak merasa pusing, karena dia selalu mendapat penghasilan dari profesinya yang digeluti saat ini.
Sedangkan Julius selalu berangkat ke kantor lebih awal. Dan pulang pun hanya sekedar melepas lelah atau beristirahat. Ketika malam tiba, Julius selalu pergi menemui Agatha, selingkuhan sekaligus mantannya.
Rumah tersebut berpenghuni, namun seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Satu orang memilih sibuk dengan dunianya sendiri, sementara satu orang lainnya memilih berdiam diri berkutat di sebuah ruangan.
****
Pagi itu, Hendra masuk ke dalam ruangannya. Dia melihat Julius tengah duduk menghadap komputer.
"Jul, papa lihat kamu sejak nikah belum pernah ambil cuti. Kalian kan termasuk pengantin baru, karna pernikahan kalian belum terlalu lama. Dan papa lihat juga setelah menikah, kalian seperti belum pernah berbulan madu."
'Malas sekali bulan madu sama si itik buruk rupa,' batin Julius tanpa menoleh ke arah Hendra. Pria itu sibuk dengan laptop di hadapannya.
"Jul, kamu dengar papa bicara, atau tidak?" tegus Hendra melihat anaknya diam saja.
Akhirnya Julius pun menghentikan sejenak jari jemarinya yang sedari tadi bergerak-gerak di atas keyboard. Kemudian pria itu menoleh ke arah sang ayah.
"Pa, aku sibuk sekali ini, tolong jangan suruh aku untuk menuruti semua keinginan papa. Aku sudah menikahi perempuan yang papa mau, bagiku itu sudah cukup, Pa."