Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Hamil dengan Mantan Bosku
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Suamiku Nakal dan Liar
Hari ini Laura dan teman-temannya akan melakukan sebuah pesta untuk merayakan kelulusan mereka yang pada beberapa saat lalu memenangkan sebuah kontes menari dan rencananya beberapa hari kedepan mereka akan segera berangkat ke negri impian para Kpopers, Korea Selatan untuk melanjutkan kontes menari mereka ke kontes tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Guys, kita harus mengadakan big party nih buat ntar malam!" Teriak cinta pada teman-teman kelompoknya.
"Oke, sekarang pilih tempat, waktu dan temanya. Aku bakal datang sesuai dengan keputusan kalian," ujar Laura singkat.
"Enak bener kamu, Ra. Ngatur aja taunya, heran ..." sunggut Siska yang kesal.
Malam hari ....
Di sebuah Caffe yang telah disulap menjadi tempat party Laura dan teman-teman, Laura dan yang lain terlihat sudah datang dengan gaun berwarna navy secara serentak.
Hanya ada beberapa orang saja yang saat ini terlihat hadir, karena memang party ini hanya diadakan khusus untuk tim menari Laura dan teman-teman.
Terlihat sang pangeran DJ sudah mulai menunjukkan aksinya dan pada saat yang tepat lampu Caffe yang tadinya berwarna putih, kini berganti dengan lampu kerlap-kerlip dan berwarna-warni hingga memberikan kesan party yang sesungguhnya.
Frans, Riki, Kevin dan yang lain baru saja hadir dengan memakai pakaian yang sama, yakni dengan celana jeans hitam dipadukan dengan kaus putih berbalut kemeja yang tidak dikancing.
"Hai leadis ... " Sapa Kevin yang terkenal sebagai seorang playboy cap buaya.
"Hai boy," jawab Laura singkat.
"Kenapa sih muka kamu cemberut gitu, Ra? Orang mau party juga, seseruan gitu loh." Ujar Riki yang heran melihat wajah kesal Laura.
"Diam kalian! Gak tau apa ya kalian itu buat acara kita terlambat?" Kesal Laura berkacak pinggang.
"Hahahah maaf, Ra." Sambung yang Frans yang merasa gemas dengan Laura.
"Uda cepetan masuk, kita mulai acaranya!" Siska menyela ucapan teman-temannya.
Saat ini waktu menunjukkan jam 21:00 WIB dan saat ini lah party yang sebenarnya baru akan dimulai.
Tiara, Siska dan Cinta sudah berdiri di lantai dance dan menunggu sang DJ memainkan musiknya.
Sedang Frans dan yang lain pergi mempersiapkan makanan dan juga minuman mereka bersama dengan beberapa pelayan dan manager Caffe.
Acara terasa lebih meriah saat lagu sudah di putar dengan disambut oleh tarian freestyle oleh semua orang, termasuk Laura.
Semua orang menggila begitu udara menjadi lebih panas dari sebelumnya, Laura dan teman-temannya menari tanpa harus merasa malu ataupun canggung kepada orang lain.
Ditengah keasikan mereka yang bersenang-senang, di ujung pandangan ada sepasang mata yang sepertinya sedang mengawasi salah satu dari mereka seperti mengawasi seekor mangsa.
Mata itu menatap ke arah Laura tanpa berkedip sedetikpun. Perlahan saat semua orang sedang sibuk menari, seorang pria dengan tubuh kekar dan dengan tatapan dingin bak pembunuh berjalan mendekati meja Laura dan teman-teman wanitanya.
Siapa dia sebenarnya?
Apa tujuannya?
Tidak ada yang tau soal itu, namun yang pasti pria itu pasti memiliki maksud buruk.
Aura yang tadi sempat memanas kini kembali menjadi dingin, ntah kenapa perasaan Laura menjadi tidak enak apalagi tenang saat ini. Namun sebisa mungkin Laura membuang pikiran-pikiran bodohnya itu.
Pria itu mengambil sebuah pil dalam sakunya dan mencampurkannya ke dalam sebuah gelas yang diketahui adalah gelas milik Laura.
Sebelum aksinya di ketahui oleh orang yang mulai curiga padanya, pria itu lantas bersembunyi diantara kerumunan orang yang sedang menari seperti orang yang mabuk.
Benar saja, Laura yang merasa mulai lelah dan haus mengajak Siska dan Cinta untuk beristirahat sejenak dan meminum minuman mereka di meja yang sebelumnya mereka tempati dan di tandain oleh barang mereka.