Seorang anak laki-laki yang dibuang oleh keluarga karena persaingan antara mereka Beruntung dia ditemukan oleh seorang Resi adiluhung weru sadurunge wisara yang menggemblengnya menjadi seorang pemuda sejati nan gagah perkasa
"Wuuussh"
"Wuuussh"
Air semilir mengiringi bayangan putih yang melesat cepat, kedua alas kaki bayangan putih menapaki daun dari satu pohon ke pohon lain tanpa menggerakkan daun yang dipijak
"Sreeett"
Bayangan putih mendarat di salah satu pohon tanpa menggerakkan tangkai apalagi pohon, hal itu menunjukkan jika sosok bayangan hitam memiliki ilmu meringankan tubuh tingkat tinggi
Setelah bayangan putih berdiri di dahan pohon, tampak sosok bayangan putih tersebut seorang lelaki berpakaian celana putih dengan tutup kepala dengan warna yang sama, bisa dipastikan bahwa dia adalah seorang Resi
Rambut yang panjang serta jenggot yang sudah memutih menandakan usianya sudah melebihi paruh baya
Sembari bersandar di batang pohon, daun telinga sebelah kiri sang Resi bergerak-gerak
"Tidak mungkin ada bayi di tengah hutan tutupan jauh dari perumahan warga" Kata sang Resi dalam hati
Dia arahkan pandangan ke sumber suara "Benar itu suara bayi!" Sang Resi bermonolog
Kemudian kembali melayang menuju ke suara tangisan bayi
Semakin lama makin terdengar suara bayi menangis, di sebuah pohon sonokeling yang lebat, sang Resi kembali bertengger lalu memandang ke bawah
Tersentak sang Resi ketika dia melihat ke bawah pohon, sosok harimau belang yang baru sampai ke bawah pohon sembari menggigit pakaian compang-camping seorang anak manusia yang terus menangis keras
Sang harimau menoleh ke belakang lantas dengan cepat meletakkan bayi tidak jauh dari pohon yang dihinggapi Resi Cipta Wening
Bayi menangis lebih keras seakan si jabang tahu masalahnya bisa kapan saja menimpa dirinya, apalagi pada saat si belang membuka mulut lebih lebar
Terkesiap Resi Cipta Wening, dia angkat telunjuk ke atas, dari telunjuk kanan sang Resi keluar cahaya putih tipis, selang kemudian, tangan kanan diturunkan dan telunjuk sang Resi dihentakkan ke bawah pohon sonokeling
"Ajian Telunjuk Dewa!"
Resi Cipta Wening merapalkan kesaktiannya
Sekilas tentang "Ajian Telunjuk Dewa" ; merupakan ajian tanpa tanding yang bersumber dari olah pernapasan, yang tenaga dalam pemiliknya terpencar lewat Jari telunjuk, semakin tinggi tingkatan ajian maka kekuatan tenaga dalam yang keluar dari telunjuk tidak tampak secara kasat mata tetapi mampu seekor gajah sekalipun
Kembali ke jalan cerita, sebelum Jari telunjuk lurus searah dengan kepala harimau belang
"WUUUSSH"
Angin berhembus kencang dari sisi kiri si belang, tiba-tiba sang harimau terpental
"BUGH"
Tubuh si belang ambruk membentur pohon jati alas yang tumbuh di sebelah pohon sonokeling
"Auuumm"
Mengerang sang harimau belang, tubuhnya yang kesakitan menjadikan raja hutan tidak langsung mampu berdiri lagi
"AUUUMM"
Raungan pertanda ketakutan harimau atas kemunculan sosok hitam yang menatap tajam penuh dengan kebencian padanya ditambah lagi dari mulut sosok hitam terdengar suara melengkapi panjang dan memekikkan telinga yang mendengarnya
Perlahan si belang bangun lalu sekali lagi mengaum kemudian raja hutan pergi meninggalkan sosok hitam
Setelah kepergian si raja hutan, terlihat sosok hitam bersuara lagi dan selang kemudian melesat kearah si jabang bayi
"Wuuush"
sosok hitam tersebut berubah wujud menjadi udara putih tipis
"Wruuutt"
Bagaikan terhisap dalam pernapasan, udara putih jelmaan sosok hitam masuk ke tubuh si jabang bayi melalui lubang hidung sedikit demi sedikit hingga tak tersisa
Tangisan yang semula keluar dari mulut si bayi perlahan berangsur-angsur berhenti digantikan suara tawa riang dari mulut sang jabang bayi
Bagi orang yang tidak melihat dari awal tentu saja mereka tidak melihat kejanggalan pada sang bayi, tetapi jika mereka menyaksikan bagaimana kejadian yang sebenarnya maka mereka akan tahu keistimewaan sang bayi
Begitu pula dengan Resi Cipta Wening, beliau tertegun menyaksikan raga si jabang bayi mampu menjadi tempat bersemayamnya sosok hitam yang belum pasti berasal dari mana dan dari bangsa apa
Namun demikian sang Resi segera ingat akan Purwa daksina bahwa setiap makhluk terutama manusia diciptakan oleh sang Hyang Murbeng Dumadi dengan menjalankan tugas masing-masing
Menyadari semua itu, Resi Cipta Wening tahu jika si jabang bayi memiliki kemampuan yang lebih daripada bayi lainnya
"Gusti Hyang Agung... Mimpi apa aku semalam... sehingga hari ini mengalami peristiwa yang terjadi di luar nalar manusia biasa!" Membatin sang Resi
Untuk beberapa saat, sang Resi memperhatikan sang bayi dari tempatnya bertengger, beliau ingin tahu sesuatu yang ganjil apalagi yang akan terjadi pada anak manusia yang berada dibawah pohon sonokeling itu
Satu putaran tasbih sang Resi wirid
Dua putaran tabsbih
Hingga lima putaran tasbih lebih Resi Cipta Wening menunggu kondisi bayi dan keadaan sekitar tetap tenang
"Semoga keputusanku ini mendapat restu dari sang Hyang Widi!" Dalam hening sang Resi berdoa
Setelah dipastikan benar-benar keadaan aman, Resi Cipta Wening melayang turun dua langkah dari bayi yang tergeletak di tanah dan tengah mengisap ibu jari tangannya
"Putra siapakah ini, pasti orang tuanya mencari keberadaan bayi ini!" Resi Cipta Wening masih memandang sang bayi
Bertambah dekat posisi Resi Cipta Wening dengan sang bayi, dia makin tahu rupa dari si jabang
"Lebih baik aku bawa ke kampung terdekat, siapa tahu ada orang tua yang kehilangan bayi mereka!" Sang Resi berjongkok dengan kedua tangan menjulur ke si jabang bayi
Setelah tidak terlalu jauh jarak diantara keduanya tampak wajah si bayi memancarkan aura tidak seperti bayi biasa, setiap kedipan mata sang Resi, beliau melihat gurat muka yang berbeda-beda
Pada saat tangan Resi dekat dengan sang bayi, Bak gayung bersambut, kedua tangan bayi juga terangkat meraih tangan Resi Cipta Wening seakan sang jabang bayi ingin peluk oleh sang Resi
Dalam waktu sekejap mata, si jabang bayi sudah dalam pelukan Resi Cipta Wening
"Wow... Ada apa ini?"
Pertanyaan terbersit dalam kalbu sang Resi
Seketika tubuh beliau terasa panas dingin disusul gemetar seperti orang kedinginan tetapi wajah sang Resi merah padam dan dari kepala keluar asap putih
Segera Resi Cipta Wening berjongkok dan lanjut sila sementara si jabang bayi diposisikan dipangkuannya, selang kemudian sideku sedekap mangun tunggal ingat sama Tuhan yang Maha Perkasa
Bibir sang Resi komat-kamit berdo'a serta mengalurkan hawa murni untuk menetralisir kekuatan ghaib yang keluar dari si jabang bayi, perlahan tubuhnya mulai tenang, wajahpun sudah tampak normal begitu pula dengan hilangnya asap putih dari ubun-ubun Resi Cipta Wening
Setelah suhu tubuh normal, Resi Cipta Wening membuka kedua mata dibarengi dengan menarik napas panjang seiring dengan kedua tangan diangkat sejajar dada
Sejarak kedipan mata, Resi Cipta Wening bangun dari semedi, tanpa menoleh ke kiri dan kanan beliau hentakan kaki kiri ke tanah
Resi Cipta Wening melesat menerobos rimbunan pepohonan hutan, dilihat dari arah yang beliau tempuh dapat dipastikan menuju ke kampung terdekat dari hutan tutupan
Ajian Kijang Menjangan yang dikatakan oleh sang Resi mempercepat lari beliau sampai ke kampung. Dan benar saja sebelum condong ke Barat Resi Cipta Wening sudah sampai batas kampung
Lari sang Resi diperlambat dan selang beberapa saat beliau menghentikan lari supaya tidak menarik perhatian warga dan dapat mengamati situasi kampung yang akan dilewati
Warga-warga yang kebetulan berpapasan dengan Resi Cipta Wening, mereka melihat pada bayi yang dibopong sang Resi
"Resi dari mana? Bayi siapa yang digendong?"
Pertanyaan wajar yang dilontarkan para penduduk kampung pada orang-orang yang datang ke kampung mereka
Resi Cipta Wening tidak terlalu risau dengan pemikiran warga, beliau menuju ke balai kampung