/0/16821/coverorgin.jpg?v=12a7363d56d48ac65197b270d1e45d7e&imageMogr2/format/webp)
Lampu neon berkedip-kedip, memantulkan warna biru dan merah ke seluruh ruangan yang dipenuhi dentuman musik. Farhan duduk di sofa VIP, sebotol minuman mahal di genggamannya. Asap rokok mengabur pandangan, sementara suara tawa teman-temannya membahana, seolah semua beban dunia lenyap di balik dinding-dinding klub itu. Namun, di balik keriuhan dan kesenangan semu, matanya tampak kosong.
"Bro, lo serius banget sih? Malam ini kita harus hepi, men!" ujar Tio, salah satu temannya, sambil menepuk bahu Farhan dengan gelas di tangan.
Farhan tersenyum tipis, berusaha menyembunyikan kegelisahan yang sejak tadi menusuk pikirannya. "Iya, santai aja. Gue cuma lagi capek."
"Capek apa? Duit lo nggak akan habis tujuh turunan, Far. Jangan sok-sokan mellow gitu, deh!" Tio tertawa keras, diikuti yang lain.
Farhan hanya mengangkat bahu, memilih meneguk minumannya. Di sudut matanya, seorang wanita dengan gaun merah menyala berjalan mendekat. Senyum genitnya membuat teman-temannya bersorak.
"Kayaknya dia buat lo, Han," bisik Jefri, yang duduk di sebelahnya. "Lo kan yang paling tajir di sini."
Wanita itu kini berdiri di depan Farhan, tangannya bermain di bahunya. "Halo, aku Rina," katanya lembut, sambil tersenyum menggoda.
Farhan menatapnya, berusaha memasang ekspresi yang santai. Namun, entah kenapa hatinya terasa semakin berat. Ia tahu permainan ini, terlalu sering memainkannya. Tapi malam ini, sesuatu terasa berbeda. Ada kekosongan yang tak mampu ia abaikan.
Rina duduk di sampingnya, semakin mendekat. Teman-temannya bersorak lagi, membuat suasana semakin bising. Farhan hanya diam, bahkan tidak menyadari ketika Tio kembali menuangkan minuman ke gelasnya.
"Farhan!" suara keras dari DJ memecah lamunannya. "Ini buat miliarder kesayangan kita! Hidup Farhan!"
Semua orang di klub berteriak, mengangkat gelas mereka. Farhan hanya tersenyum kaku, merasa seperti boneka yang sedang dipertontonkan. Ia berdiri, mengangkat gelasnya sekadarnya, lalu meneguk isi gelas itu.
Namun, di tengah semua sorak-sorai itu, rasa mual tiba-tiba menyerangnya. Kepalanya berdenyut, dan kakinya terasa lemas. "Gue ke toilet bentar," gumamnya pada Jefri, lalu bergegas meninggalkan sofa.
Di dalam toilet, Farhan memandangi wajahnya di cermin. Matanya merah, rambutnya berantakan. Namun, yang paling mengganggunya adalah bayangan dirinya sendiri. Bayangan seorang pria yang tidak tahu apa yang sedang ia cari.
"Apa yang gue lakuin di sini?" bisiknya pada diri sendiri. Ia memercikkan air ke wajahnya, berharap itu bisa mengusir semua pikiran buruk.
Saat itulah pintu toilet terbuka dengan kasar, dan dua pria masuk sambil berbicara dengan nada tinggi. Mereka tidak menyadari keberadaan Farhan di sudut ruangan.
"Lu tahu nggak? Si anak muda tadi tuh sok banget! Berlagak kaya tapi cuma numpang senang," kata salah satu dari mereka.
"Emang semua miliarder kayak gitu, sih. Duitnya banyak, tapi nggak punya tujuan hidup. Hidupnya cuma buat pesta-pesta doang," sahut yang lain.
Farhan terpaku mendengar percakapan itu. Meski tidak disebutkan namanya, ia tahu mereka berbicara tentang dirinya. Hatinya seperti ditampar. Selama ini, itukah yang orang pikirkan tentang dirinya? Seorang pria kaya yang hidup tanpa arah?
Ia keluar dari toilet tanpa menunggu lebih lama. Langkahnya cepat, meninggalkan klub itu tanpa menoleh ke belakang. Udara malam yang dingin menyambutnya, membuat pikirannya semakin jernih. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa muak dengan hidupnya.
---
Di kamarnya yang luas dan mewah, Farhan duduk di sofa sambil menatap langit-langit. Rumah itu sunyi, terlalu sunyi. Ia membuka ponselnya, mencari sesuatu untuk mengalihkan pikiran. Namun, semua hal yang ia lihat terasa hampa.
Tiba-tiba, pandangannya jatuh pada sebuah aplikasi Al-Quran yang sudah lama ia unduh tapi hampir tidak pernah dibuka. Ia ragu sejenak, tetapi akhirnya ia mengetuk ikon itu. Layar ponselnya menampilkan ayat-ayat yang terasa asing, tetapi entah bagaimana menenangkan.
Ayat pertama yang terbaca olehnya adalah: "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah?" (QS Al-Hadid: 16).
Farhan tertegun. Pertanyaan itu seolah ditujukan langsung kepadanya. Hatinya bergetar, dan untuk pertama kalinya ia merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan di klub malam atau pesta mewah manapun-ketenangan.
Air matanya mengalir tanpa ia sadari. Ia teringat ibunya, yang dulu selalu mengingatkannya untuk shalat, tetapi selalu ia abaikan. Ia teringat ayahnya, yang pernah berkata bahwa harta adalah ujian, bukan tujuan. Dan sekarang, di malam yang sunyi ini, ia merasa semua pesan itu kembali menghantuinya.
/0/21507/coverorgin.jpg?v=4938f9cd41b484cc12812c3416ca92fa&imageMogr2/format/webp)
/0/17851/coverorgin.jpg?v=5fdf802c89ff8cb99e2b2f475deebaf9&imageMogr2/format/webp)
/0/17759/coverorgin.jpg?v=a19280af07aeeba89c124275caf2e4b5&imageMogr2/format/webp)
/0/3921/coverorgin.jpg?v=8f682c01fca2c572c2f27e4667ed4bba&imageMogr2/format/webp)
/0/2822/coverorgin.jpg?v=a394d49e6d206dbc836e8567a0e4cf86&imageMogr2/format/webp)
/0/20455/coverorgin.jpg?v=34cff40782927972a9377c3ef905fefa&imageMogr2/format/webp)
/0/4221/coverorgin.jpg?v=fc90f328065ddd586b404f2873d5c603&imageMogr2/format/webp)
/0/14180/coverorgin.jpg?v=20250123115832&imageMogr2/format/webp)
/0/2460/coverorgin.jpg?v=52dd44b60fbd8af311d06739be569b2a&imageMogr2/format/webp)
/0/2667/coverorgin.jpg?v=4b4be19258c78133b27e536eca4f09be&imageMogr2/format/webp)
![My [Secret]ary](https://cos-idres.cdreader.com/site-414(new)/0/7115/coverorgin.jpg?v=21262d8e30eec450091f34e80fe17e50&imageMogr2/format/webp)
/0/15350/coverorgin.jpg?v=4190b8a0f355f8168e717f711055b52d&imageMogr2/format/webp)
/0/2454/coverorgin.jpg?v=693f1f249946477a393a40fd87fcbd4e&imageMogr2/format/webp)
/0/4284/coverorgin.jpg?v=5296be301c9a14404d7ad2c032a48227&imageMogr2/format/webp)
/0/7717/coverorgin.jpg?v=a21b9e65cf0c8bf4418ac063a86a330b&imageMogr2/format/webp)
/0/18532/coverorgin.jpg?v=c01bd80e2e9cdaebb902854b7186a9a9&imageMogr2/format/webp)
/0/4153/coverorgin.jpg?v=5a1843271c3a8d5d3f9be171b4dd334e&imageMogr2/format/webp)
/0/5526/coverorgin.jpg?v=536882be26e51a21ef504092d59895b8&imageMogr2/format/webp)