/0/26688/coverorgin.jpg?v=c4b3c2c782fc14e4cf02f18cc7392d82&imageMogr2/format/webp)
Denting jam dinding yang tertempel di tembok ruangan itu telah menunjukkan pukul 07:30 wib. Semburat jingga mulai memasuki celah tirai yang tersibak angin.
Ceceran busana tergeletak begitu saja di lantai ruangan Hotel mewah berbintang lima dengan desain yang modern, dengan tirai berwarna krem yang menjulang tinggi, di tambah dengan lampu remang - remang yang menambah aesthetic suasana. Ditambah dengan melodi syahdu alunan lagu romantis yang sedang di putar di piringan hitam.
Namun, berbanding terbalik sang wanita yang malah sedang terisak pilu seakan penuh rasa sakit dan juga penyesalan yang begitu menyeruak di sekujur tubuhnya. Sementara itu, suara guyuran air shower di kamar mandi masih terdengar gemericiknya. Sang pria tampan nan gagah berhias tato naga di bahu kiri nya itu tengah membersihkan diri setelah aktifitas panas yang telah ia lakukan dengan seorang wanita yang bahkan sama sekali tak ia kenali sebelumnya itu. Bukan hal aneh untuk pria seperti dirinya itu, yang kerap kali menikmati kegiatan panas tersebut dengan bermodalkan uang dan juga ketampanan yang ia miliki. Tak jarang justru para gadis itu lah yang terlebih dahulu merangkak naik ke atas ranjangnya. Merindukan sentuhan dan gelora cinta dari sang Casanova. Dengan sejuta pesona dan harta yang ia miliki seolah dunia pun mampu ia beli dengan uang, atau ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan hanya dengan menjentikkan ujung jarinya. Seolah dunia berada di dalam genggamannya.
Hanya berselang 30 menit si lelaki gagah dengan postur tubuh yang tinggi sekitar 185cm rambut cepak berwarna hitam pekat dan hidung mancung serta berahang tegas, otot-otot di tubuhnya yang terlihat sangat menonjol itu, terlihat begitu kuat dan juga kokoh.
Belum lagi, bulu - bulu halus yang menghiasi bagian dada bidangnya.
Sebelum ia kembali untuk berpakaian di kamarnya, ia pun langsung meraih sebuah alat yang tertempel di tembok. Dan tersenyum lebar setelah berbicara dengan seseorang.
Ia dapat dengan jelas mendengar suara isak tangis sendu si wanita yang tadi malam telah ia jelajahi. Namun, ia cuek saja dan seakan tak peduli. Dengan masih membelakangi nya. Ia pun mulai mengeluarkan kata-kata dari suara seraknya yang terdengar sangat seksi.
"Pergilah. Tugasmu telah selesai. Ambil ini semua untuk tip malam tadi! Karena bayaranmu telah diambil oleh orang itu. Tak usah menangis, karena ku lihat kau bukan lagi seorang gadis yang polos!" hardiknya kesal, pria berotot kekar itu pun berjalan melewatinya dengan handuk putih yang melilit di pinggangnya. Meraih satu gepokan uang yang lemparkan tepat di wajah si wanita yang tak lain adalah Audrey. Hingga terbang berhamburan jatuh di lantai.
"Apakah harga diriku semurah ini?" Audrey membatin seraya dengan terpaksa harus memunguti semuanya.
"Cepat lah pergi dari sini, karena aku hanya menggunakan barang sekali pakai saja!" bentaknya tanpa menoleh lagi pada Audrey yang masih terisak sambil memeluk selimutnya untuk menutupi bagian depan tubuhnya.
"Iya, Tuan! Saya pun memang tak betah berada disini." pungkas Audrey masih terisak.
"Heh, aku tak mengerti kenapa wanita jalang sepertimu. Kenapa masih menangis hah? Kamu bukan gadis yang masih tersegel rapi, masih untung aku memberikan bayaran yang lumayan. Jadi, cukup! Tak usah sok polos, hm karena aku tak tau dengan berapa puluh pria dirimu melakukannya hanya sekedar untuk mendapatkan uang" cecarnya dengan senyum miring tersungging di sudut bibirnya.
"T-tidak Tuan, semua itu tak benar! Saya melakukan semua ini karena terpaksa!" teriak Audrey dengan suara yang terdengar kian parau. Masih berusaha untuk membela diri.
"Mana bisa aku percaya, karena terlalu banyak wanita di luaran yang sama sepertimu. Menjual tubuhnya hanya demi uang, untuk memenuhi gaya hidup di luar kemampuan." ucapnya ketus. Lagi-lagi dengan nada yang merendahkan.
/0/13029/coverorgin.jpg?v=e98c3d1661d974d7b29292d90ebba939&imageMogr2/format/webp)
/0/12461/coverorgin.jpg?v=e89b7f52f9dc96e329a6d4ae69e786e0&imageMogr2/format/webp)
/0/12469/coverorgin.jpg?v=b8d7d38e4d62e91a93565f9810b22e9d&imageMogr2/format/webp)
/0/29595/coverorgin.jpg?v=1863c7cd647e94c1f3bb15208501b525&imageMogr2/format/webp)
/0/3776/coverorgin.jpg?v=e5ea4dacbe9edb15adac22f5366b49d4&imageMogr2/format/webp)
/0/3066/coverorgin.jpg?v=1968055e65003abae00f1e114a907847&imageMogr2/format/webp)
/0/4896/coverorgin.jpg?v=e4d73480546b66939e583eeaf04cb2d9&imageMogr2/format/webp)
/0/5888/coverorgin.jpg?v=88ed910bbcf55b640b1eb6eb4ed85c97&imageMogr2/format/webp)
/0/4290/coverorgin.jpg?v=f69af7fae1687f0e6c25f81bff95b97e&imageMogr2/format/webp)
/0/3583/coverorgin.jpg?v=420d23233a567bf114de59d69690b350&imageMogr2/format/webp)
/0/16835/coverorgin.jpg?v=e4fb7f2d306934fd883fb8ff2f2e9fc3&imageMogr2/format/webp)
/0/17215/coverorgin.jpg?v=073a1d968a3969601a86adebad51a697&imageMogr2/format/webp)
/0/5016/coverorgin.jpg?v=20250121183040&imageMogr2/format/webp)
/0/14239/coverorgin.jpg?v=7b153e51ddb1d112039439ed209cb2e8&imageMogr2/format/webp)
/0/13946/coverorgin.jpg?v=867b23a9c130a731f8bbecbb3b44236c&imageMogr2/format/webp)
/0/20638/coverorgin.jpg?v=442c0d9c69ec6ff8b2a16390bc3f584e&imageMogr2/format/webp)
/0/16949/coverorgin.jpg?v=7e3b9e7a6ce7e81d5304f7071e96f64d&imageMogr2/format/webp)
/0/18267/coverorgin.jpg?v=40c7af51e5b680d742efed8c0b3dbb2a&imageMogr2/format/webp)
/0/17266/coverorgin.jpg?v=20241127115006&imageMogr2/format/webp)