Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Zaheera Shanzey Mahia, wanita berusia 21 tahun. Bekerja di salah satu toko roti. Zaheera memiliki papa tiri dan saudara tiri. Mamanya bernama Suriani menikah lagi setelah suaminya meninggal. Gadis muda ini memiliki tubuh mungil dan cantik. Berambut panjang dan hitam. Sudah 1 tahun bekerja bersama dengan sahabatnya Hannah Izzati.
Zaheera bertugas sebagai koki memasak kue dan roti lainnya. Dia sangat menyukai dengan pekerjaan memasak.
“Apa? Jadi pacar mu itu selingkuh lagi?” tanya Zaheera dengan kesal memegang kedua pinggangnya.
“Iya Ra. Aku sangat sedih sekali.” Sahabatnya Zati itu menahan tangis.
“Bodoh. Ngapain sih cowok playboy kayak dia di pertahanin terus?” gerutu Zaheera yang kesal.
“Itu karena aku tuh sudah cinta banget sama dia. Aku tidak mau putus dengannya, hhhiikkssss….hhiikksss….” sahabatnya itu menangis menjelaskan perasaannya.
“Hey, jangan menangis. Nanti kalau ada customers datang gimana? Jangan cengeng deh.” Era merapikan kue-kue yang sudah di buatkan di dapur.
“Bagaimana aku tidak menangis. Dia menyakiti perasaan ku. Dan sekarang di ulangi lagi. Aku sedih….apa yang harus aku lakukan?” tanya Izzati mengambil tisu untuk mengeringkan air matanya.
“Lepas kan dia. Putus cari yang lain. Repot amat sih.” Jawab singkat sahabatnya. Pikirnya, daripada pusing memikirkan tingkah laku pacar sahabatnya sendiri.
“Enak saja. Kau gampang berbicara seperti itu karena kau tidak merasakannya. Mana pernah kau pacaran dan jatuh cinta, jadi kau tidak bisa merasakan apa yang aku rasakan.” Izzati menangis lagi sambil ngomel.
Memang benar apa yang di katakan sahabatnya itu. dari dulu dia tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, tapi ada satu pria yang di sukainya. Bagaimana bisa dia memberikan waktunya untuk hal itu. Yang dia butuhkan adalah mencari uang yang banyak. Itu saja dia sudah merasa puas dan bahagia.
Setelah lulus SMA, Zaheera langsung mencari kerja, tidak melanjutkan kuliah karena tidak akan ada yang bisa membiayai selain dirinya sendiri. Sedangkan dia bisa lulus sampai SMA saja itu karena bantuan dari beasiswa dan nenek dari papanya yang hidup dengan sederhana.
“Era, tolong aku.” Pinta Izzati menghampiri Zaheera.
“Apa? Apa yang kau inginkan dari ku?” tanya Era dengan tatapan penasaran.
“Ra, malam ini pacar aku akan cek-in di hotel dengan selingkuhannya. Aku ingin memberi nya pelajaran, tapi aku takut.” Izzati masih belum menyelesaikan kalimatnya.
“Lalu? Apa yang harus aku lakukan?” tanya Era.
Sahabatnya itu melihat Era dengan tatapan seakan-akan tahu apa yang harus di lakukan Zaheera.
“Tch… gini nih kalau punya sahabat yang oonnya kebangetan. Udah tahu di selingkuhi sampai berapa kali, masih aja mau di bohongi.” Zaheera melipat tangan nya di depan dada. Berdiri melihat sahabatnya itu dengan senyum harap.
“Okey….. aku akan memberikannya pelajaran. Kau kirim kan saja alamat dan nama hotelnya. Aku akan kesana.” Zaheera pasrah dan mau membantu sahabatnya yang sudah beberapa kali di tolong itu.
“Makasih zeyeenngg…” Izzati memeluk dengan bahagia.
***************
“Cepat, atur dan bereskan semua, jangan sampai ada kesalahan yang membuat bos besar kita marah.” Teriak seorang pria yang sudah setengah tua.
Suasana dalam hotel bintang lima itu sangat sibuk. Semuanya sedang mengatur bagian agar tidak mendapatkan kompleinan dari atasan mereka.
Mereka menyambut dengan merentangkan karpet merah.
“Pak, mereka sudah datang.” Seorang wanita memberitahukan pada atasannya bahwa orang yang akan di sambut sudah datang.
“Semuanya berbaris dengan rapi. Jangan ada yang berani melihat wajahnya. Dia sangat bertemperamental tinggi.” Pesan pria itu.
Beberapa mobil hitam yang mewah berhenti di depan yang sudah di rentangkan karpet merah. Semua pengunjung di beri batasan agar tidak terlalu dekat dengannya.
Beberapa pegawai berbaris rapi dengan perasaan yang gugup. Tidak ada satu pun yang berani melihat bagaimana wajah bos besar mereka.