Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
JERAT CINTA TUAN MAFIA

JERAT CINTA TUAN MAFIA

Just_me

5.0
Komentar
658
Penayangan
32
Bab

Patah hati bisa membuat seorang gadis melakukan hal bodoh, begitulah yang dilakukan oleh Louisa. Pengkhianatan kekasihnya telah membuat Louisa menceburkan diri ke dalam masalah, kemudian, ketika seorang pria menyelamatkan dirinya, ia malah melakukan kebodohan lain. "Hai tampan. Namaku Louisa dan malam ini aku akan memberimu hadiah karena menemaniku melewati masa-masa terberatku... " Louisa tidak tahu, apa yang akan dia hadapi, setelah ia memberikan "hadiah" kepada pria yang telah menolongnya itu.

Bab 1 Hadiah Istimewa

"Lepaskan tanganmu!" Pria gemuk itu menyeringai dengan mata kabur. Bau alkohol yang kuat tercium setiap kali dia bernafas. "Jangan ganggu aku, brengsek! Temukan wanitamu sendiri! Gadis ini milikku!"

Pria itu dengan cabul meremas dada dan pusat tubuh gadis yang berada dalam pelukannya. Ia mengerang frustasi ketika gadis itu memberontak karena kesakitan dan mencoba mendorongnya menjauh.

Alex mengangkat alisnya dan tersenyum jengkel. Ia mengambil langkah ke depan dan dengan kakinya yang panjang, ia sekarang hanya berjarak setengah meter dari pria mabuk itu. Alex mengulurkan tangan, mencoba melepaskan tangan pria mabuk yang masih meremas bagian pusat tubuh gadis itu.

"Tuan, tolong mundurlah, biar kami tangani," kata Chand, salah satu dari dua asisten Alez. Ia melangkah mendekat.

Alex mengangkat tangannya dan tersenyum. "Tidak perlu. Jaga saja pintunya."

Chand ragu sejenak, tetapi kemudian menurut dan mundur kembali ke posisi semula di dekat pintu, bergabung dengan Drake.

Alex mengulurkan tangan, menarik kerah kemeja pria mabuk di depannya yang kini mulai menjalankan aksi lain meraba-raba wajah dan leher gadis di pelukannya yang terlihat seperti boneka kain yang basah dan lunglai karena lelah memberontak.

Salah satu tangan Alex menarik gadis itu ke dalam pelukannya dan tangan lainnya meninju wajah pria mabuk itu.

Alex menendang salah satu pintu toilet terdekat dan mendudukkan gadis di pelukannya itu di atas toilet yang tertutup.

Pria mabuk yang dipukul Alex menggeram dan dengan tinju terentang menyerang Alex. Tinjunya mengenai dagu Alex yang tidak waspada. Tinju pria mabuk itu cukup kuat.

Alex mengusap-usap dagunya dengan tetap tersenyum. Ia meraih kerah kemeja pria itu dan dengan satu pukulan kuat, pria itu ambruk seperti kain basah ke lantai kamar mandi.

Alex menunjuk pria itu selagi menoleh kepada Chand. "Singkirkan dia. Buang saja dia melalui jalan belakang, jangan sampai pengunjung lain melihatnya dan menjadi panik."

Chand membungkuk dan menyeret pria tak sadarkan diri itu keluar dari kamar mandi.

Alex memanggil Drake yang masih berdiri di dekat pintu. "Drake, siapkan mobilnya dan suruh Garry membuka penthouse."

Alex menatap gadis mungil yang sedang menyandarkan kepalanya di atas tempat air penyiram toilet. Ia mengambil tubuh seringan bulu gadis itu dan membawanya dalam gaya pengantin ke mobil, menyusuri jalan khusus di samping toilet yang hanya bisa dilewati Alex dan anak buahnya.

Gadis itu mengulurkan tangannya dan melingkarkan lengannya di leher Alex. Ia mendongak dan tersenyum dengan mata setengah tertutup. "Hei tampan, siapa kamu? Kamu bukan pria bau tembakau yang buruk itu. Kamu sangat harum, hmmhh...."

Gadis itu menyelipkan wajahnya ke ceruk leher Alex dan mengendus dengan hidungnya. Alex merasa geli saat bibir basah gadis itu menyentuh lehernya.

Drake membuka pintu belakang dan Alex masuk dengan gadis di pelukannya. Gadis itu menempel erat di dada Alex dan napasnya yang hangat berhembus di leher Alex. Dia sepertinya sudah tertidur.

Garry-manajer hotel bintang lima Blue Diamond, menyapa Alex dan membuka pintu penthouse saat Alex keluar dari lift khusus.

"Selamat datang, Tuan. Saya sudah menyiapkan semua yang Anda butuhkan di kamar Anda."

"Terima kasih, Garry."

Alex berbalik dan berbicara kepada Drake. "Kamu dan Chand, istirahatlah. Aku akan meneleponmu nanti."

Alex meletakkan gadis itu di lengannya di tempat tidur besar di kamar pribadinya.

Gadis itu menghela nafas dengan nyaman dan meringkuk seperti bola di dalam selimut. Rambutnya yang berwarna karamel tersebar di atas bantal dengan penutup putih.

Alex berdiri di tepi tempat tidur, menatap gadis yang sedang tidur dengan tatapan bertanya-tanya.

Gadis itu duduk sendirian di bar dan terus meminta bartender untuk menuangkan minuman untuknya, ketika Alex melihatnya.

Alex sedang membahas masalah sabotase pengiriman minuman dari Korea, ketika perhatiannya teralihkan oleh keributan di bar.

Gadis itu mendorong seorang pria yang mencoba memeluknya. Ia berjalan melewati pria itu dengan langkah terhuyung-huyung menggumamkan sesuatu dan melewati meja tempat Alex, Chand, Drake dan manajer klub--Vergieno, sedang berbicara.

Alis Alex berkerut saat melihat pria mabuk yang mengganggu gadis itu mengikutinya. Tanpa pikir panjang Alex berdiri dan mengikuti keduanya.

Benar saja. Pria kekar itu menyudutkan gadis yang diikutinya ke sudut kamar mandi wanita. Alex memasuki kamar mandi dan sekarang di sinilah gadis mabuk itu, di tempat tidurnya.

Alex duduk di tepi tempat tidur dan mengambil tas kecil gadis itu yang dilepaskan dan diletakkan di nakas setelah dia meletakkan tubuh mungil itu di tempat tidur.

Alex mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan kartu identitas. "Louisa Amara Lee," gumam Alex, membaca identitas gadis yang berbaring di sampingnya.

Ia mengambil telepon milik gadis bernama Louisa dan mengirimkan nomor itu ke nomor teleponnya sendiri dan kemudian menghapus riwayat panggilan.

"Apa yang kamu lakukan, minum-minum sampai mabuk di malam seperti ini, Louisa," gumam Alex.

Dia mengulurkan tangan dan menyisir helaian rambut yang jatuh di dahi Louisa. Gadis itu bergerak dan tangannya menangkap tangan Alex.

Mata Louisa terbuka dan ia tersenyum pada Alex. "Kau masih di sini," kata Louisa dengan suara yang jelas.

Ia bangkit dan mengangkat dirinya ke dalam pelukan Alex dan meringkuk dengan nyaman di sana.

Alex sangat terkejut sehingga dia tidak bisa bergerak untuk sesaat. Ketika dia menyadari situasinya, lengan Alex bergerak dan dengan ringan menyentuh bahu Louisa. "Hei, kamu--"

Louisa mendongak dan wajahnya berkerut dengan anehnya.

"Aku... merasa mual," gumam Louisa.

Alex tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dan tanpa membuang waktu ia membawa Louisa ke kamar mandi dan mendudukkan gadis itu di depan toilet.

Louisa memuntahkan semua isi perutnya segera setelah tutup toilet dibuka. Ia merosot lemas ke lantai kamar mandi setelah muntah sangat banyak. Pakaiannya basah dan kotor.

Alex mengertakkan gigi saat mengisi bak mandi dengan air hangat dan mencampur minyak aromaterapi ke dalam air.

Louisa memaksa dirinya untuk bangun dan berdiri. Dia menanggalkan semua pakaiannya dan melangkah melewati Alex, langsung ke bak mandi dan berbaring di dalamnya.

Alex tertegun, menatap tubuh telanjang Louisa di bak mandi. Airnya yang jernih menunjukkan lekuk tubuh Louisa dengan jelas. Louisa meregangkan tubuh secara erotis dan meraih tangan Alex.

Alex yang terkejut tidak sempat menghindar. Tarikan Louisa membuatnya berlutut di sisi bak mandi. Louisa menangkup wajah Alex dengan kedua tangannya dan dan tersenyum di bibirnya.

"Hai tampan. Namaku Louisa dan malam ini aku akan memberimu hadiah karena menemaniku melewati masa-masa terberatku. Keanu bajingan itu tidak tahu apa yang telah dia lewatkan dan sebagai imbalannya, kamu mendapat kehormatan untuk mendapatkan hadiah istimewa dariku."

Alex menatap bibir Louisa, yang basah dan merah seperti buah ceri. "Hadiah apa?"

Louisa tersenyum. "Keperawananku," bisiknya sensual, sebelum bibirnya menyentuh bibir Alex.

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Just_me

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku