JERAT CINTA TUAN MAFIA
kan langit-langit kamarnya. Ia mengedipkan mata untuk memfokuskan penglihat
nya langsung menjerit karena kekakuan yang menyakitkan. Ia juga me
bawah selimut tebal yang lembut ia s
, memegangi kepalanya yang berat. Apa yang terjadi?
rik selimut dengannya dan menggunakannya sebagai penutup untuk tubuhnya. Ia me
legan dan siapa pun yang menyewa penthouse ini pasti s
di nakas, bahkan tasnya ada di atas bajunya
alah pintu menuju kamar mandi. Dia mengambil pakaiannya dan p
erlengkapan di dalamnya didominasi warna hitam dan emas, kontras
ah tua dari cupang segar membuat kulitnya berpola seperti macan tut
h. Paha bagian dalam juga memiliki tanda dan
pat memakai baju lalu hampir berlari keluar kamar mandi,
mandi ini dengan terburu-buru. Jantung Louisa berde
bisa mengambilnya nanti. Perasaan tidak enak membuat Louisa bergerak untuk merentangkan seprai dan
an kesadaran akan sekelilingnya pulih. Ia keluar dari kamar mandi, membaw
ke resepsionis. "Halo, selamat siang, saya Ailee, resepsionis hot
sekarang?" Louisa bertanya dengan bingung dan
tel, Nona. Apakah Anda membutuhkan sesuat
u tahu siapa yang membaw
ndaftarkan pemesanan penthous
atas namanya sendiri? Tabungan di rekeningnya saja tidak akan cuk
leponnya sendiri, untuk menelepon seseorang. Ia mem
on. Dia mungkin sedang tidur atau mungki
ka langsung ke ruang makan dan dapur yang bersih. Ada sesuatu yang ha
i sekeliling meja dan melihat piring saji tertutup di atasnya.
ketakutan mengalahkan keinginan untuk memeriksa dan rasa laparnya. Dia melihat sebotol air mineral d
an berpikir untuk tidak menggunakan fasilitas itu. Ia takut, siapa pun yan
buka pintu dan berlari menuruni tangga. Sekilas saat dia berlari,
rpacu. Seluruh tubuhnya sakit, kepalanya sangat pusing
emakan dua butir obat penghilang rasa sakit ya
ernyata mengarah ke tempat parkir. Mata Louisa seperti buta, ketika ia akh
ngemudi dengan terengah-engah. Louisa mencoba menelepon Linda lagi
u panik ketika kau menghilang. Ponselmu tidak dapat dihubungi dan kau tidak meninggalkan
emarahinya, Louisa menangis.
nik. "Kau dimana sekarang? Katakan tempatnya dan
rumah. Aku ... baik-baik s
jadi? Apakah kau dirampok? D
empat tinggalnya bersama Linda. "Tunggu, tunggu, jangan tutup dulu," kata Louisa, mengetuk ring
baya itu. "Beri saya uang tunai kare
alu mengambil dompet dari tas tangan. Saat dompetnya kel
gkos taksi, mengambil amplop bi
sana? Apakah kau sudah d
gu sebentar, ada amplop jatuh dari tasku keti
in tahu. "Aku juga akan pulang sekarang. Kau
an berat itu, tertegun sejena
*