Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Pria tampan itu menghentikan langkahnya, begitu mendengar suara keributan di lobi utama kantornya. Ia menyipitkan kedua matanya, begitu melihat sesosok perempuan berjilbab yang sedang berjongkok memunguti berkas yang berserakan dilantai.
"Sudah aku bilang, disini tidak ada lowongan pekerjaan! Apa kau tuli? Hanya lulusan SMA saja sudah berani melamar pekerjaan diperusahaan ini. Sudah Pak, seret saja wanita ini keluar," perintah seorang wanita dengan pakaian super ketat, kepada salah seorang security yang berjaga dilantai tersebut.
"Mbak, tolong, jangan usir saya. Saya hanya melamar pekerjaan disini, bukan mau membuat keributan. Saya bisa keluar sendiri dari tempat ini. Maaf kalau sudah mengganggu," ucap wanita tersebut dengan suara lembut.
"Baguslah kalau kamu sadar diri. Sudah cepat sana keluar," sahut wanita berpakaian seksi, sambil menarik tangan wanita berjilbab itu dengan kasar agar segera meninggalkan lobi tersebut.
"Hentikan!"
Sebuah suara bariton langsung mengundang perhatian semua orang yang ada di lobi tersebut.
Tidak terkecuali wanita dengan pakaian seksi yang sedang menarik tangan wanita berjilbab itu.
Wanita berpakaian seksi itu buru-buru melepaskan cekalan tangannya, begitu melihat siapa sosok pria yang sedang berjalan kearahnya. Sambil berpura-pura merapikan pakaiannya yang terlihat begitu sempit ditubuhnya, wanita itu tersenyum lalu membungkuk hormat.
"Ada apa ini? Mengapa kau berbuat kasar kepada wanita ini?" Tanya pria dengan suara bariton itu, serayak menatap tajam kearah wanita berpakaian seksi itu.
Sedangkan wanita berjilbab itu hanya diam, sambil menatap lurus kelantai.
"Maaf Pak Alex, wanita ini membuat keributan dengan memaksa untuk melamar kerja disini. Padahal sudah saya kasih tau baik-baik, malah dia tidak terima," jawab wanita berpakian seksi dengan name tag Selly tersebut.
Wanita berjilbab itu langsung menegakkan kepalanya, begitu mendengar perkataan Selly.
"Benarkah begitu?" Tanya pria berhidung mancung itu serayak menatap kearah wanita berjilbab.
"Maaf Pak, niat saya datang kesini hanya untuk melamar pekerjaan, bukan untuk membuat keributan," jawab wanita berjilbab itu dengan suara lembut.
"Bohong Pak! Wanita ini terus memaksa untuk meminta pekerjaan disini," tukas Selly dengan sengit.
"Diam! Saya tidak meminta kamu untuk berbicara," sahut Alex.
"Kamu ikut saya kelantai atas, biar kita lihat apa kamu pantas mendapatkan pekerjaan disini," ucap Alex kepada wanita berjilbab itu.
Wanita itu hanya mengangguk samar, tanpa berani menatap kearah Alex.
"Dan kamu! Saya tidak ingin melihat kamu berbuat seperti itu lagi. Kalau sampai kamu mengulanginya lagi, saya tidak akan segan memecat kamu, tanpa harus meminta persetujuan pak Arfa. Apa kamu paham?" Alex kembali menatap tajam kearah Selly.
"Ba-baik Pak. Saya paham," jawab Selly menunduk, dengan suara terbata-bata.
"Dan satu lagi, jangan pernah memakai pakaian kurang bahan seperti itu, menjijikan!" Ujar Alex, yang langsung membuat wajah Selly merah padam.
"Mari ikut saya," ucap Alex, lalu mengajak wanita berjilbab itu untuk mengikutinya masuk kedalam lift kusus, menuju kelantai 65, dimana ruang kerja sang tuan besar berada.
Semua pasang mata langsung melihat dengan tatapan heran dan juga iri kepada wanita berjilbab itu. Begitu Alex dan wanita itu masuk kedalam lift, semua karyawan yang ada dilantai itu langsung bergosip ria membicarakan kejadian yang baru saja berlangsung didepan mata mereka.
Sedangkan Selly, wanita itu menjadi bahan tertawaan teman-temannya yang lain, karena ucapan Alex soal pakaiannya yang kurang bahan.
"Tunggulah sebentar disini, aku akan masuk menyerahkan berkas lamaranmu kepada Pak Arfa," ucap Alex serayak meminta kepada wanita berjijbab itu untuk menunggu dibangku yang ada dilorong ruangan itu.
"Baik Pak," jawab wanita tersebut.
"Oh ya, siapa namamu?" tanya Alex sebelum sempat melangkahkan kakinya.
"Aleena Pak."
"Aleena. Nama yang indah," sahut Alex sambil melangkah menuju keruangan sang CEO.
Tidak berapa lama kemudian, Alex kembali keluar dari ruangan kerja pak Arfa, selaku CEO perusahaan Arhadita Company.
"Silahkan masuk, Pak Arfa sudah menunggu didalam," ucap Alex kepada Aleena.
"Apa tidak apa-apa saya masuk sendiri Pak? Sa-saya takut," cicit Aleena.
Alex langsung terkekeh mendengar ucapan Aleena.
"Dia tidak akan menggigitmu. Apa yang harus kau takutkan?" Sahut Alex.
"Masuklah, bukankah kau sedang memerlukan pekerjaan? Pak Arfa punya pekerjaan untukmu," lanjut Alex.
"Baiklah," sahut Aleena, kemudian melangkah menuju keruang kerja Arfa.
Tok tok tok
Aleena mengetuk pintu begitu sampai didepan ruang kerja Arfa.
"Masuk."
Terdengar sebuah suara yang memintanya untuk masuk.
Dengan langkah pelan Aleena memasuki ruangan dengan nuansa hitam abu-abu tersebut, dimana terlihat seorang pria sedang duduk dikursi kebesarannya, dengan posisi memunggunginya.