Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Seorang wanita cantik berambut gelombang dengan gaun merah ruby yang menyeret hingga ke kaki berjalan anggun dengan high heels tiga jarinya.
Namanya adalah Alika (28 tahun) sang business woman yang sudah tiga tahun ini menjadi direktur dari perusahaan terkenal Alika's group.
Tepatnya saat ini ia sedang menghadiri acara pernikahan mantan suaminya. Beberapa orang saling berbisik saat melihatnya.
"Lihat, dia datang. Dasar muka tembok! Setelah mempermalukan Rachel didepan publik, dia masih punya muka untuk menghadiri acara pernikahan mantan suaminya." desis salah satu wanita.
"Urat malunya mungkin putus." wanita lainnya menertawakan.
Alika memutar matanya dan mencoba mengabaikan perkataan menjijikan beberapa orang. Ia tidak peduli jika banyak orang menghujatnya, bahkan ia pun tahu sedang berada dimana.
Ia telah masuk ke dalam kandang singa. Yang ketika sudah menginjakkan kakinya ke dalam, ia tidak akan mungkin bisa keluar.
Sejujurnya ia sangat tidak selera menghadiri acara pernikahan sang mantan suami. Jika saja bukan karena atas dasar hubungan kerja ia tidak akan sudi menginjakkan kakinya ke kandang singa.
Kandang yang kotor, menjijikan, memuakkan bahkan menjadi tempat bersemayam sang pelakor dan mantan suami yang suka pamer. Menghadiri pernikahan mereka bahkan sangat berkemungkinan melunturkan harga dirinya.
Sebenarnya dua hari yang lalu Alika bertemu dengan sang mantan suami (Andrew) di kantor kepemilikan lelaki itu.
Awalnya membahas pekerjaan tapi tiba tiba Rachel datang dan bergelayut di bahu Andrew, menghimbau pada Alika untuk tidak terlalu dekat dengan suaminya karena sebentar lagi mereka akan menikah.
Alika tidak percaya wanita itu bahkan membicarakan hal konyol padanya di jam kerja seperti ini. Seolah dia mencampur adukkan masalah pribadi dengan masalah pekerjaan.
Ditambah lagi Andrew setuju dengan perkataan Rachel yang lantas membuat Alika tercengang. Menurut Andrew, Alika terlalu sering mengunjungi kantornya, kenapa tidak menyerahkan masalah ini ke sekretarisnya saja yang bernama Albert.
Itu katanya. Bahkan katanya lagi, ia khawatir jika calon istri barunya yang sangat membanggakan dan lulusan Oxford dengan predikat cumlaude itu bakal menjadi bulan bulanan Alika.
Alika benar benar jengkel saat itu.
Ini cowok kepedean banget! Bahkan jika dipikir, mereka berdua sama sama memiliki kesamaan, yaitu membuat tensi darah naik!
Saat itu Alika pun membalas dengan perkataan yang tak jauh lebih pedas. Ia mengatakan jika Rachel terlalu berlebihan, bahkan ia tidak bisa membedakan antara masalah pekerjaan dan hubungan pribadi.
Jika dari awal saja tidak bisa menjadi pribadi yang mawas diri, bagaimana mungkin bisa menjadi istri yang membanggakan. Ditambah merebut kembali Andrew adalah hal yang paling tidak masuk di akal.
Apakah ia akan merebut mainan yang sudah menjadi bekas orang lain? Itu kata Alika.
Dan tak ada yang bisa Alika tangkap dari raut wajah Rachel selain tatapan jengkel. Alika yang baru akan pergi tiba tiba tersandung kaki Rachel. Gadis itu terlihat puas saat melihat Alika hampir akan terjatuh.
Ditambah Andrew merasa sangat pede jika Alika melakukan itu untuk menarik perhatiannya supaya dipeluk atau dibantu berdiri olehnya. Andrew mengatakan hal yang benar benar memuakkan untuk kesekian kalinya.
Alika bangun dengan sendirinya, ia melihat Rachel yang tampak semerdeka itu. Alika tidak tahan melihatnya, bahkan segelas air yang ada dimeja langsung ia ambil dan guyur wajah Rachel.
Alika merasa sangat puas, meskipun banyak orang jadi memusatkan perhatian pada mereka bahkan setelahnya mereka jadi saling bersangka buruk pada Alika.
Hari ini di hari pernikahan mereka. Diatas panggung, Andrew sang mantan suami dan Rachel sang pelakor saling bersalaman dengan beberapa tamu undangan. Alika merasa malas sekali ingin ke atas panggung bersalaman dengan mereka.
Tapi jika tidak bersalaman dengan mereka, ia tidak bisa cepat pulang. Setidaknya ia harus menghormati pemilik acara ini.
Alika pun memberanikan diri menaiki panggung, dari sana ia bisa mendengar banyak suara saling berbisik dibelakangnya.
"Tuh lihat, si perusak suasana."
"Kenapa sih dia diundang?"