BUNGA adalah perempuan cantik yang memiliki masa lalu, sampai akhirnya bertemu dengan seorang CEO bernama RIO XEN ZHIN Pengusaha dari jepang berhati dingin. Lelaki kaya, tampan, di segani. Dan wajah itu sama percis. Mirip mantan tunangannya yang telah meninggal dunia. Rio lalu Menikahinya hanya karena membalas jasa akankah Bunga bisa melupakan masa lalunya?
Di sebuah kamar berukuran sangat luas, yang ada berbagai macam fasilitas lengkap di dalamnya. Dinding kamar itu juga memiliki warna, putih bercampur kuning abu-abu.
Di atasnya ada lampu gantung mewah, yang berstatus limited edition, sprimbednya empuk serta lantai kamar itu berlantaikan murmer. Seorang lelaki muda tengah terbaring lemah tanpa daya. Sudah hampir 2 bulan, penyakit ini sangat menyiksanya. Dia mengidap penyakit yang bisa dikatakan sangat berbahaya dan bahkan sampai menghilangkan nyawa.
Penyakit yang dideritanya bernama blood cancer atau kanker darah. Sakitnya pun sudah berstadium empat. Kini wajah tampan yang ia miliki, semakin hari semakin memucat. Bibir merahnya seakan tak terlihat lagi, Dia terus saja tertidur sepanjang waktu.
Melihat kondisi yang dialami puteranya ini, kedua pasangan suami isteri, tak dapat lagi menyembunyikan perasaan sedih, yang mereka rasakan. Tapi mereka bisa berbuat apa? Mereka hanya memiliki dia seorang.
Meski mereka hidup dengan uang yang berlimpah namun bisakah uang menjamin segalanya? Nyatanya, sudah sekian banyak dokter yang menanganinya namun satupun tak ada yang bisa menyembuhkan penyakitnya.
Cowok berparas tampan itu bernama Rio Satria Pratama. Seorang lelaki berumur sekitar 20 tahun.
"Mi beberapa waktu yang lalu mami pernah bilang sama Satria, kalau Mami akan jodohin satria sama anak temennya Mami." ujarnya lirih. Tatapannya sangat hampa dan sendu.
"Iya sayang, kamu benar." mami Yuni menjawab pelan.
"Boleh, Satria ngeliat wajah dia sekarang?"
Satria masih menatap Mami Yuni.
"Tentu Sayang, Jangankan kamu hanya ingin melihat wajah dia. Kamu ingin menikah dengan dia sekarang pun, mami pasti akan kabulkan, yang terpenting kamu bahagia." jawab wanita itu pelan. Satria hanya tersenyum tipis.
Sebenarnya dia sangat begitu sedih, sudah beberapa bulan ini dia tidak pernah menghubungi Bunga, dia bahkan menjadi seorang cowok yang pengecut.
Hanya karena takut bunga akan merasa sedih setelah tau apa yang menimpanya saat ini. Hal ini dia simpan rapat-rapat, dia tak pernah menceritakan kepada Mami ataupun papinya. Dia teramat sangat mencintai gadis itu. Tapi kenapa? Maminya harus menjodohkan dia dengan wanita lain yang tak pernah dikenalnya.
Bahkan hanya sekedar melihat wajahnya pun tak pernah. Perasaan itu terus menghantuinya, padahal sebelumnya dia sudah berjanji akan melamar bunga setelah studynya selesai. Tapi kenapa kenyataannya sekarang berubah? Terlalu buruk untuk di ingat. Dia menderita tanpa bunga, tapi dia juga tak ingin membuat bunganya kecewa.
Kini hidupnya sangat terpuruk, hari semakin hari bertambah tak semangat. Sejujurnya disaat seperti ini, dia ingin sekali bunga berada disisinya. Tapi kenapa harus begini?
Jangankan untuk menjadikannya nyata bermimpipun dia tak akan sanggup. Dia akui hidupnya kini kian merapuh. Dia butuh sandaran.
Terlalu sakit untuk di rasa.
Terlalu perih untuk di paksa.
"Makasihh mi." jawab dia pelan sambil menatap wajah maminya kalem. Suaranya berat ada tangis yang ingin sekali ia tahan. Mami, yang memang selalu berada di samping nya itu mengangguk kecil, itu karena dia tak bisa menyimpan perasaan sedihnya ketika melihat anak lelakinya itu terbaring lemah jadi dia hanya bisa mengangguk saja. Kelu, tak sanggup.
'Gadis seperti apa dia yang sayang sekali tak beruntung karena dijodohin sama Aku yang penyakitan begini?' batinnya sedih.
"Tunggu sebentar Mami akan menghubungi dia."
Setelah itu Mami Yuni beranjak dari tempat duduknya dan segera menelpon.
Beberapa Menit kemudian.
"Sayang tunggu ya, sebentar lagi dia akan sampai." Maminya terus mencoba untuk menghiburnya. Oke Mami Yuni hanya berharap untuk yang terbaik.
"Baiklah Satria akan menunggu dia, sekarang satria pengen istirahat sebentar mi." Pintanya kemudian, cowok itupun memejamkan matanya kembali. Maminya hanya mengangguk setuju.
Cekleeek . .
Tiba-tiba pintu terbuka. Mami Yuni menoleh ke arah pintu. Terlihatlah siapa yang datang. Mami Yuni tersenyum dan segera mempersilahkannya untuk masuk, setelah itu dia bangunkan satria, Cowok itu terbangun dan duduk bersandar.
"Bunga." ucapnya seakan tak percaya. Ada rindu yang terus menggebu.
"Sat . . Satria itu kamu?"
Bunga spontan langsung berlari mendekati dan memeluknya. Satria membalasnya, sehingga membuat kedua orang tua mereka terheran-heran.
"Bunga." ucapnya lirih, Dia benar-benar melihat gadisnya. Entah mengapa semua terasa berbeda tak terasa ada air mata yang menetes sangat deras hingga membasahi kedua pipinya.
"Sat, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu ngak pernah ngabarin aku? Kamu jahat sat Kamu biarin aku nanggung rindu ini." ujarnya lagi pelan air matanya terus tumpah tak tertahan.
"Selama beberapa bulan kamu gak ada kabar dan saat itu aku begitu sangat kesepian. Aku cariin kamu, tapi kamu menghilang." ucapnya lagi..
"Maafin Aku."
Hanya itu jawabannya.
Jauh di dalam lubuk hatinya dia benar- benar senang dan tenang. Karena sekarang cewek itu telah berada disisinya. Satria masih tak mengerti kenapa Maminya sangat merahasiakan perjodohan ini? tapi sudah sangat terlambat Dia ngak akan bisa membahagiakan Bunga dalam keadaan sakit begini. Sedih, melihat keduanya mata Mama Tia ikut berkaca-kaca Dia jadi teringat kejadian beberapa tahun yang lalu.
------------------------
FLASH BACK
Ketika itu hujan turun dengan derasnya. Seorang perempuan mondar-mandir didepan sebuah pintu ruang ICU, tangannya mendekap wajahnya gelisah. Tak lama kemudian seorang dokter tiba-tiba datang menghampirinya.
Dokter mengatakan bahwa suaminya ingin bertemu. diapun masuk dengan perasaan yang tak menentu, Di lihatnya lelaki itu wajahnya tampak pucat pasi dikarenakan dia sedang merasakan sakit yang luar biasa. Beberapa jam yang lalu, sebelum dia berada diruangan ini dia mengalami sebuah kecelakaan. Mobil yang dia kendarai dengan kecepatan tinggi menabrak sebuah pohon besar dipinggir jalan yang mengakibatkan pendarahan pada otaknya karena benturan yang sangat kuat. Itu di sebabkan Rem mobilnya blong.
"Tia berjanjilah setelah mendengar semua yang aku katakan ini, kamu ngak akan bersedih ataupun marah kepadaku." ucapnya kala itu, dia memegang pergelangan tangan istrinya, yang terus menangisi dirinya. Sebelum meninggal Dia berpesan bahwa dia akan mendonorkan hatinya buat mantan kekasihnya, yang sedang berjuang melawan sakit hati kronis.
Tentu saja itu sangat membuat hati istrinya bertambah sedih tapi suaminya itu sedang sekarat. Dia hanya bisa menangis tersedu-sedu dan menerima kenyataan pahit. Betapa tulus hati suaminya, bahkan diapun rela menyumbangkan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya. Ketika diperiksa dan memang ternyata dia memiliki golongan darah dan sistem jaringan yang sama. Lelaki itu adalah papa bunga.
Ya, sejak saat itu kedua orang tua Satria merasa sangat berhutang jasa dan sampai akhirnya mereka bersepakat untuk menjodohkan Anak mereka.
Bab 1 Dia Yang Sakit
11/12/2021
Bab 2 Cowok Tampan
11/12/2021
Bab 3 Inisial
11/12/2021
Bab 4 Hari Bersamanya
11/12/2021
Bab 5 Hampir
11/12/2021
Bab 6 Kala Itu
20/12/2021
Bab 7 Perpisahan
20/12/2021
Bab 8 Surat
20/12/2021
Bab 9 Mimpi Buruk
20/12/2021
Bab 10 Perguruan Tinggi
20/12/2021
Bab 11 Tahun Depan
20/12/2021
Bab 12 Jepang
20/12/2021
Bab 13 Telpon
20/12/2021
Bab 14 Tante
20/12/2021
Bab 15 Pertunangan
20/12/2021
Bab 16 Bertemu Reza Lagi
20/12/2021
Bab 17 Apakah Dia Kembali
20/12/2021
Bab 18 Holiday
20/12/2021
Bab 19 Bertemu Duplikat
20/12/2021
Bab 20 Perusahaan
20/12/2021
Bab 21 Tawaran Menikah
20/12/2021
Bab 22 Wedding With CEO
20/12/2021
Bab 23 Malam Pertama
20/12/2021
Bab 24 Membantah
20/12/2021
Bab 25 Rio Marah
20/12/2021
Bab 26 Ingin Punya Momongan
20/12/2021
Bab 27 Dirumah Mama
20/12/2021
Bab 28 Tante Yuni
20/12/2021
Bab 29 Facebook
20/12/2021
Bab 30 Cinta Pertama
20/12/2021
Bab 31 Rio Yang Menakutkan
13/03/2022
Buku lain oleh Sarangheo
Selebihnya