Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Pukul sembilan malam, Rumah Hari Hutomo sudah nampak sepi. Hanya satu lampu kamar yang masih menyala terang.
Nampak seseorang memakai korset dengan lincah. Umumnya wanita sedikit kesulitan saat memakai korset. Tetapi tidak bagi seseorang yang sedang memakai korset itu.
Korset yang di pakainya sedikit berbeda dengan yang biasa terpajang di toko pakaian dalam. Pada bagian bawah korset, ada sebuah kain tambahan yang di kaitkan pada bagian belakang tubuh yang melewati celah kedua paha.
Selesai memakai korset kemudian memakai kaos oblong berwarna hitam dan celana jeans.
Kemudian mengambil sebuah ransel diatas tempat tidurnya. Memasukkan sepatu hak tinggi, rambut palsu, rok mini, atasan terbuka berwarna hitam, tas wanita, dompet, dua bungkus rokok, lipstik dan parfum.
"Oh ya, ponsel dan kunci belum. Ah itu dia," ucapnya, lalu meraih benda pipih itu dan sebuah kunci mobil.
Seseorang itu kembali memeriksa barang bawaannya. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, dirinya segera memakai masker dan sepatu kets. Kemudian mengendap-endap menuju pintu utama rumahnya lalu segera keluar dan menuju mobilnya.
Setelah menghidupkan mesin mobilnya, seorang petugas keamanan rumah itu segera membuka pagar. Mobil pun segera berlalu meninggalkan rumah itu.
Lima belas menit kemudian, mobil itu memasuki area parkir sebuah diskotik ternama di kota itu. Nampak seseorang sedang mengganti pakaiannya di dalam mobil. Setelah selesai keluar dari mobilnya kemudian menekan tombol pengunci pada kunci.
Nampak seorang berpakaian rok mini dan atasan sangat terbuka berwarna hitam. Memakai sepatu hak tinggi berwarna merah dan mengenakan sebuah tas kecil berwarna senada dengan sepatunya.
Kini, wanita itu sudah sampai di area pub. Terdengar suara musik yang memekakkan telinga.
Wanita itu duduk dengan anggun, memesan segelas minuman lalu mulai menyulut api rokoknya.
Tak membutuhkan waktu lama, nampak seorang pria berbadan tambun menghampirinya.
"Halo baby, lama sekali. Aku sampai bosan menunggu," ujar lelaki bertubuh tambun sambil memeluk pinggang wanita itu.
"Masa menunggu sebentar saja mengeluh. Memangnya sudah menunggu berapa lama Sayang?" tanya wanita itu.
Kemudian lelaki itu menjawab bahwa dirinya sudah menunggu selama lima menit. Wanita itu pun mencubit gemas perut buncit lelaki itu.
Dua puluh menit kemudian, mereka sudah menikmati musik yang memekakkan telinga itu.
Mereka berpelukan dengan sangat mesra. Sesekali wanita itu menggoyangkan tubuhnya erotis, memancing gairah jantan seorang lelaki.
Satu jam setelahnya mereka berdua keluar dari tempat itu. Mereka menuju parkiran yang terhubung dengan pintu belakang sebuah hotel yang memang satu bangunan dengan diskotik itu.
Sesampainya di kamar, mereka berdua nampak mabuk. Lelaki tambun itu mulai menggerayangi tubuh wanita itu, lalu mencium dengan rakus.
Wanita itu mendorong tubuh lelaki itu dengan gerakan manja dan menggemaskan. Kemudian meminta lelaki itu untuk tetap di tempat tidur, lalu mengambil sebotol air mineral di atas meja di depan tempat tidur.
Tanpa di sadari, wanita itu memasukkan sesuatu kedalam air mineral itu mengguncangnya beberapa kali. Lalu menyerahkan kepada lelaki itu.
Lelaki itupun menerima air yang di berikan wanita itu, lalu menarik tubuh sang wanita ke dalam pelukannya. Wanita itupun mulai menggeliatkan tubuhnya, memancing gairah.
"Baby, uang jajan sudah di transfer. Mari kita bersenang-senang," ucapnya sambil mengigit kecil telinga wanita itu.
Tiba-tiba saja lelaki tambun itu ambruk, tertidur tepatnya. Wanita itu melucuti seluruh pakaian lelaki tambun itu lalu menyerakkannya di lantai. Seolah-olah sudah terjadi pergumulan panas.
Dua jam berlalu, wanita itu bangun dari tidurnya lalu mengguncang pelan bahu lelaki itu.
Lelaki tambun itu tidak merespon dan nampak masih terlelap. Wanita itu menuju kamar mandi, membersihkan tubuhnya.
"Waduh gawat. Sudah jam setengah empat subuh," ucapnya.
Bergegas dirinya memakai sepatunya dan tergesa-gesa menuju lift yang menuju ke area parkir itu.
Sesampainya dimobil, wanita itu memakai kembali pakaian yang sempat di tanggalkannya. Lalu menghapus lipstik dari bibirnya, mencopot bulu mata dan rambut palsunya kemudian menyusunnya di dalam tas ranselnya.
Di pastikan semua sudah rapi, wanita itu melajukan mobilnya. Menuju sebuah rumah yang nampak mewah itu.