Wanita Berselimut Dendam

Wanita Berselimut Dendam

Bee Yangfa

5.0
Komentar
167
Penayangan
10
Bab

Alenta Serafine, dia hamil saat kariernya berada di puncak. Kekasihnya, Rafael Herenson enggan bertanggung jawab, membuat ia akhirnya meminta bantuan pada Richard Herenson, ayah Rafael. Namun siapa sangka, Richard lebih kejam dari yang ia kira. Ia menipu Alenta lalu membawanya ke tempat aborsi dengan paksa. Dalam prosesnya, Alenta hampir kehilangan nyawa, tubuhnya dibuang ke laut begitu saja hingga ditemukan oleh Alden Sanders. Alden membawanya lalu menyelamatkan Alenta. Selamat dari maut, Alenta bersumpah akan membalaskan dendamnya pada Keluarga Herenson. Ia bahkan rela merubah identitasnya menjadi gadis bernama Kimmy Ara. Mampukah Alenta membalaskan dendamnya pada Keluarga Herenson yang berkuasa?

Bab 1 Hamil

Alenta menatap dua garis merah di hadapannya dengan mata terbelalak, ia menggigit bibirnya melihat kenyataan yang baru saja ia terima.

Dia hamil, dia hamil disaat kariernya tengah berada di atas angin!

Alenta Serafine merupakan aktris terkenal berumur dua puluh tiga tahun. Di usianya yang masih teramat muda, Alenta telah menjadi bintang pendatang baru yang terkenal. Para sutradara banyak yang memuji bakat aktingnya yang sangat mempesona, namun sekarang disaat kariernya tengah melambung dia hamil?

Alenta memegang alat test kehamilan dengan gemetar, bagaimana ini? Bagaimana setelah ini?

"Alenta, kau baik-baik saja? Kita harus kembali ke lokasi syuting sekarang,"

Pintu toilet diketuk oleh Hanna, sang manager, Alenta tergeragap lalu menyimpan testpack itu ke dalam sakunya. Ia harus menyimpannya untuk meminta pertanggungjawaban pria itu.

"Iya Kak, aku segera kesana,"

****

"Ada apa Sayang? Kenapa kau mengajakku bertemu? Kau merindukan aku, bukan?" Tanya Rafael pada Alenta.

Alenta mendengus mendengar gombalan yang terlontar dari mulut pria itu.

Alenta segera mengambil alat test kehamilan dari tas tangannya lalu melemparnya ke pangkuan Rafael.

Rafael adalah kekasihnya selama setahun terakhir. Ia merupakan wakil direktur perusahaan Number One, perusahaan ternama yang mencakup berbagai produk pangan di seluruh negeri. Alenta sendiri bertemu dengan Rafael saat ia menjadi model iklan untuk produk perusahaan itu.

"Apa ini?"

"Aku hamil!" Tegas Alenta. Ia menatap marah pada Rafael, "Itu anakmu, kau yang membuatku tidak sadarkan diri hari itu, kau yang menaruh obat ke dalam minumanku, kau lupa?" Tukas Alenta emosi. Bibirnya gemetar menahan berbagai amarah yang menggelegak di dalam dadanya.

Alenta teringat malam itu, malam dimana semua mimpi buruknya berawal. Ia tengah makan malam bersama Rafael malam itu lalu kepalanya mendadak terasa sangat pusing. Ia meminta tolong pada Rafael untuk mengantarnya ke rumah, namun entah bagaimana, ia malah berakhir bersama dengan Rafael di ranjang hotel.

Alenta menangis tersedu-sedu malam itu karena kesuciannya telah direnggut paksa oleh Rafael. Ia sangat kecewa karena dibalik sikap lembut Rafael, Rafael berlaku licik. Alenta sangat menjaga kehormatan dirinya, namun Rafael merusak masa depannya begitu saja tanpa berbicara apapun dengannya. Sejak saat itu, Alenta merasa tubuhnya sangat kotor, ia merasa menjadi wanita paling hina karena ulah Rafael. Di balik kecantikan yang ia tampilkan di layar kaca, Alenta memiliki kebusukan yang ia simpan rapat-rapat.

Awalnya ia mengancam akan melaporkan semua perbuatan Rafael kepada pihak berwajib, namun jika kejadian malam itu terekspos maka kariernya juga pasti ikut hancur. Tidak ada yang akan mempercayai perkataannya bahwa ia telah menerima kekerasan seksual dari sang pacar.

"Lalu kau mau aku bagaimana?" Rafael balik bertanya. Alenta membelalakkan matanya mendengar pertanyaan konyol yang dilontarkan Rafael. Bagaimana? Tentu saja dia harus bertanggungjawab, kenapa malah balik bertanya?

"Bagaimana? Tentu saja kau harus bertanggungjawab Rafa!" Teriak Alenta penuh amarah. Ia mengepalkan tangannya mencoba menahan diri untuk tidak menampar pria di hadapannya. Jika saja waktu bisa diulang, ia tidak akan sudi untuk mengenal pria brengsek seperti Rafael. Cintanya pada Rafael telah terkikis oleh kekecewaan sejak malam itu. Namun, ia harus memilih untuk hidup dengan pria brengsek demi menyelamatkan nama baik keluarganya.

"Kau mau kita menikah, begitu?" Tanya Rafael lalu menggelengkan kepalanya, pria itu menatap Alenta seolah-olah Alenta gila.

"Masa depan kita masih panjang, kau yakin ingin membuang masa depanmu seperti itu? Kariermu dalam sekejap akan jatuh, kau tidak ingat dengan penyakit ganas yang diderita ibumu?" Sambung Rafael kembali.

Alenta menelan ludahnya, ia terlalu bingung dengan ini semua. Netranya membasah saat Rafael menyebut-nyebut nama ibunya. Ibunya yang tengah terbaring tidak berdaya di rumah sakit, bagaimana ia bisa membayar biayanya jika ia kembali memerankan peran kecil?

"Saat kita menikah, kau bisa membantuku bukan? Toh secara otomatis dia juga menjadi ibumu, Rafa.... Bukankah kau bilang kau menyayangi ibuku waktu itu?" Bujuk Alenta dengan memegang tangan Rafael. Sebenarnya ia merasa muak melakukan ini, tapi Alenta tidak ada pilihan.

Rafael menepis tangan Alenta kasar, "Siapa bilang aku setuju untuk menikahimu?" Bentak Rafael keras.

Alenta terperangah mendengar bentakan dari Rafael. Ia menatap tidak percaya pada Rafael karena bisa bertindak sekasar ini padanya. Mana kelembutan yang ditunjukkan Rafael dulu? Apa semuanya hanya topeng yang dibuat untuk menjebak Alenta pada bujuk rayunya?

"Aku tidak mau menikah, kau tidak boleh melahirkan anak ini, kita harus mengaborsinya!"

Mata Alenta membulat sempurna. Ia gemetar mendengar perkataan Rafael yang seolah-olah hal itu mudah untuk dilakukan. Aborsi? Bukankah itu sama saja dengan membunuh?

"Tidak, aku tidak mau!" Jerit Alenta keras. Memikirkan ia membunuh darah dagingnya sendiri membuat ia bergidik ngeri.

Ia bangkit berdiri lalu menatap nyalang pada Rafael. Tega sekali Rafael berkata seperti itu padanya! Ia tidak mau membunuh malaikat kecil yang tengah tumbuh di rahimnya. Meski Alenta belum siap untuk memilikinya, tapi ia tidak ingin membuang benih yang tengah dikandungnya. Ini anaknya dan ia tidak akan menyakitinya apapun yang terjadi.

"Aku akan pergi!" Tukas Alenta marah. Nyatanya berdebat dengan Rafael tidak ada gunanya, jika Rafael tidak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya maka ia akan menempuh jalan lain. Meski ia harus kehilangan seluruh kariernya, ia tidak perduli, ia harus melindungi anaknya.

"Jika kau tidak ingin menikah maka jangan salahkan aku jika berita tentang kita akan muncul di berbagai media dan mencoreng nama baik keluargamu!" Ancam Alenta lagi. Ia mengambil tas tangannya yang tergeletak di meja lalu berlalu dari sana meninggalkan Rafael yang membeku di tempat.

Rafael mengepalkan tangannya mendengar ucapan Alenta kemudian mengumpat, "Sial!"

****

"Semuanya kelihatannya baik, ingat kau jangan terlalu lelah, Alenta," tukas Jenny menjelaskan kondisi bayi yang dikandung Alenta.

Alenta menatap haru pada layar monitor di sampingnya. Mendengar detak jantung yang berasal dari perutnya, membuat ia percaya bahwa memang ada yang hidup di dalamnya. Matanya berkaca-kaca, mana mungkin ia bisa melenyapkan titik kehidupan itu darisana?

"Sudah selesai," ucap Jenny akhirnya.

Alenta bangkit dari posisi berbaring.

Jenny adalah sahabat Alenta saat berada di sekolah menengah atas. Kini Jenny berprofesi sebagai dokter kandungan dan sudah memiliki kliniknya sendiri. Alenta sengaja datang kemari untuk memeriksa kandungannya, ia yakin Jenny tidak akan membocorkan rahasia ini pada media.

Jenny terlihat kaget saat Alenta berkata bahwa ia tengah hamil. Alenta akhirnya menceritakan apa yang telah terjadi dan Jenny hanya bisa memeluknya.

"Jadi, bagaimana rencanamu setelah ini?" Tanya Jenny setelah semua proses USG selesai.

Alenta menggelengkan kepalanya lemah, raut wajahnya memperlihatkan kebingungan yang tercetak jelas, "Entahlah, tapi bagaimanapun caranya aku akan membesarkannya walau ayahnya tidak akan mengakui dia," sahut Alenta lalu tersenyum getir.

Jenny menatap Alenta prihatin, ia meremas bahu Alenta memberi kekuatan padanya, "Kau harus kuat demi anakmu,"

Alenta menganggukkan kepalanya, ia mengusap perutnya perlahan. "Kita pasti bisa melewati semuanya, Nak," gumamnya pelan. Seperti yang ia bilang tadi, ia akan melindungi anaknya dari siapapun yang hendak menyakitinya apapun yang terjadi.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku