Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
"Tarik napas, keluarkan. Sekali lagi, Bu," ujar bidan.
Fatimah menahan rasa sakit, berusaha sekuat tenaga agar bisa melahirkan bayinya di dunia. Sedangkan Wijayanto, sang suami kini mondar-mandir di luar ruangan menanti kelahiran anak pertama mereka.
Tiba-tiba terdengarlah suara bayi menangis, mendengar itu Wijanto lantas mengucap rasa syukur, bersamaan dengan keluarnya salah-satu suster dan menyuruhnya untuk masuk. Wijayanto sangat senang, namun saat masuk ia melihat sang bidan sudah menutup seluruh tubuh istrinya dengan kain.
"Istri anda tidak dapat kami selamatkan, namun, bayi anda selamat dan berjenis kelamin laki-laki."
10 tahun kemudian...
"Bersihkan piring-piring kotor ini, lalu kamu bawa di belakang dan cuci. Jika pekerjaanmu tidak beres, kamu nggak akan aku kasih makan. Ngerti!" Arka mengangguk.
Saat Arka ingin menyentuh piring kotor tersebut, bi Ima art mereka menawarkan diri.
"Biar saya saja nyonya. Nak Arka mending pergi main saja."
"Saya nggak suruh kamu ya, sebaikknya kamu pergi. Sana! Lakukan pekerjaan lain." Saras dengan suara lantang menyuruh art-nya pergi.
"Kenapa diam, bersihkan."
***
"Ma, tolong bukain pintunya, Arka janji gak bakal ulangin lagi." Arka terus menggendor-gedor pintu diiringi tangis.
Hingga saatnya Arka berteriak histeris dikala suara petir terdengar begitu seram, hujan lebat.
Duduk dipojokan sambil menutup kedua telingganya, Arka menangis sambil memanggil nama ibu kandungnya."Bunda, Arka takut... Tolongin Arka."
[Hari buruk di hari ulang tahunnya)
***
8 tahun kemudian
Pulang sekolah
"Ikut gua yuk, bentar malam," ujar salah satu temanya.
"Ke mana?"
"Bar. Heallingin otak, ulangan udah selesai." ajaknya namun ditolak oleh Arka dan Eno. Tak patah semangat, si temannya terus membujuk keduanya hingga Arka mau.
Arka berpikir, sekali-kali ia keluar untuk refreshingkan diri, setres juga dirumah tiap hari dengar ocehan, suruhan dll. Eno mulanya menolak, namun ia khawatir dengan Arka, akhirnya ia pun ikut.
***
"Anak kurang ngajar." Wijayanto terus mencabuk anaknya menggunakan tali pinggangnya.
Hingga membuat Arka terkapar dilantai. Saras dan anaknya Sarah malah tersenyum sinis melihat Arka sudah tidak berdaya itu.
***
10 tahun kemudian...
"Ini laporan pengeluaran bulan ini, Pak." salah satu karyawan wanita berambut pendek menjulurkam tanganya memberikan sebuah dokumen. Arka mengambilnya.
Triinggg...
Triinggg...
Arka langsung mengalihkan padangannya ke arah handponenya, lalu menyuruh karyawan wanitanya untuk pergi. Karyawan wanita itu menunduk pamit dan pergi.
"[Hallo sayang]."
"[Tunggu aku dibawah]."
Arka mematikan handphonenya, beranjak dari tempat duduk dan pergi meninggalkan ruangannya.
Langkah Arka terhenti sejenak saat ada seseorang melontarkan sebuah pertanyaan padanya.